22 May, 2008

Sebuah Jaket Berlumur Darah



Sebuah jaket berlumur darah

Kami semua telah menatapmu

Telah berbagi duka yang agung

Dalam kepedihan bertahun-tahun


Sebuah sungai membatasi kita

Di bawah terik matahari Jakarta

Antara kebebasan dan penindasan berlapis senjata dan sangkur baja


Akan mundurkah kita sekarang

Seraya mengucapkan “Selamat tinggal perjuangan”

Berikrar setia pada tirani

Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?


Spanduk kumal itu, ya spanduk kumal itu

Kami semua telah menatapmu

Dan diatas bangunan-bangunan

Menunduk bendera setengah tiang


Pesan itu telah sampai kemana-mana

Melalui kendaraan yang melintas

Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan

Teriakan-teriakan di atap bis kota, pawai-pawai perkasa

Prosesi jenazah ke pemakaman

Mereka berkata

Semuanya berkata

LANJUTKAN PERJUANGAN!


(Sebuah Jaket Berlumur Darah, Taufiq Ismail, 1966)

No comments:

Post a Comment

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^