Pagi yang indah, tepatnya tanggal 28 Maret hari yang ditunggu-tunggu mahasiswa yang siap-siap saja dipastikan menambah data statistik pengangguran di kotaku. Cuaca sedikit mendung karena awan hitam berarak sambil menitikkan rintik hujan. “Menyenangkan sekali” pikirku yang sangat menyukai hujan, karena suasananya yang romantis dan memberikan banyak inspirasi (hehe…).
Hari ini salah satu universitas yang katanya ternama (kalau menurutku ternama disini lebih cocok diartikan hanya dikenal namanya, tidak untuk yang lainnya) di kawasan Indonesia Timur mengadakan acara termegah yang dilakukan empat kali setahun di sebuah ruangan dengan kapasitas kalau tak salah hampir seribu kursi. Orang-orang nomor satu di universitas itu satu per satu mulai bermunculan, sebuah layar lebar dipasang di depan gedung, agar semuanya bisa menyaksikan secara langsung acara itu. Seketika banyak yang berdecak kagum, ada juga yang mencibir, bahkan berkomentar seadanya melihat para pejabat universitas yang selama ini ternama (sekali lagi, hanya dikenal namanya). Mereka itu layaknya ‘menara gading’ kata temanku dalam sebuah tulisannya, sulit untuk didapat mahasiswa dan tak pernah dikenal bagaimana sosoknya. Intinya tidak ‘merakyat’ kata para aktivis.
Susahnya mendapat pemimpin yang seperti ini, jangankan di lingkup suatu Negara, di lingkup terkecil seperti universitas pun begitu. Tak heran kalau kepercayaan sulit di dapat di sebuah negeri yang krisis pemimpin yang ‘merakyat’ ini. Semoga masa itu kan datang, dimana keadilan dan kemakmuran bukan lagi hanya impian.
Untuk saat ini hanya itu doaku bagi sebuah negeri impian
No comments:
Post a Comment
jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^