25 May, 2007

cerita dari wawancara Bridge of Youth


Ini catatan waktu saya ikut seleksi volunteer calon panitia Bridge of Youth yang diadakan ASEAN bekerjasama dengan British Council yang akan diadakan di Bali, tepatnya seleksi diadakan di Jl. Taman Amir Hamzah No.8 Pegangsaan. Yah..nggak jauh dari Matraman deh. Pas di kafe bukunya Wahid Institute.

first Interviewer
(ruangan rapat ber-AC berukuran 4x6, ditengahnya meja panjang dikelilingi kursi hitam, di depannya whiteboard panjang)
setelah menunggu dan memperhatikan ruangan sekian menit, akhirnya datang juga.

“coba ceritakan apa yang kamu ketahui seputar ASEAN”, Tanya seorang anak muda kira-kira berumur 27 tahun berbaju kaos hitam polos dipadankan dengan bluejins, dengan rambut pendek mirip potongan Michael Owen.

Jawaban “maksudnya?tolong, bisa lebih spesifik?” (dasar lemot!)

“ya..mulai dari Negara-negara yang turut serta, apa itu ASEAN, dan sebagainya”
, timpalnya dengan santai.

“ohh..”(mulai mengerti).
“ASEAN itu….bla…bla…bla…, didirikan bla…bla…bla.., oleh bla…bla…bla…”, jawab saya sebatas yang saya tahu.

“ada berapa jumlah Negara ASEAN dan tolong sebutin satu per satu?”, tanyanya lagi.

“aduh! Sekarang berapa ya?kalo gak salah udah sepuluh deh..yang saya inget Cuma delapan, bla…bla…bla..”, menjawab lagi dengan mengurai kembali pelajaran SMA dulu.

“iya duanya lagi, itu bla…bla…”, sambil senyum-senyum.

“mmmhhh…”saya pun ikut senyum senyum.

“sori ya, klo pertanyaannya kesannya kayak buku RPUL. Tapi interview tahap pertama fokusnya memang sejauh mana calon peserta mengenal ASEAN”
, katanya secara perlahan.

“iya ya…saya jadi inget jaman es em pe dan es em a, tapi gak papa kok”
, nafas saya sudah mulai melambat, otot-otot sudah mulai regang. (santai aja lagi..batinku).

“bisa tolong disebutin bentuk Negara, ibukota dan nama kepala Negara tiap anggota ASEAN?”, lanjutnya.

“Indonesia bla..bla.., Malaysia bla..bla…, Singapur bla..bla.., Thailand bla..bla.., kalo Laos dan Kamboja nama kepala negaranya saya nggak tahu, Laos juga ibukotanya saya nggak tahu?”, jawabku ceplas ceplos.

“oh iya nggak papa, Laos itu bla..bla.. Kamboja itu bla..bla..” lanjutnya memberikan jawaban.

“kalo Ang Suu Kyi tahu?”
, tanyanya lgi sambil melihat daftar pertanyaan di dua lembar kertas yang dia pegang sambil tak berhenti manggoyang-goyangkan kakinya.

“aktivis oposisi Myanmar yang masih jadi tahanan rumah”, jawab saya dengan penuh keyakinan.

“klo Thaksin?”,lanjutnya bertanya lagi.

“bla..bla..bla..”, jawabku singkat.

“siapa presidennya Philipina yang sampe sekarang masih menjabat dan sulit dikudeta”
, tanyanya lagi nggak berhenti.

“Gloria Macapaghal Aroyyo”
, jawabku serentak. (maaf, kalo menuliskan namanya salah, saya ingat ucapannya saja).

“tahu tentang peristiwa Tianan Men?itu apa ya..?”
, tanyanya sambil melihat dua kertas yang masih dalam genggamannya.

“setahu saya itu bla…bla…bla…”, jawab saya panjang lebar seperti orang bercerita.

“bisa dijelaskan peristiwa-peristiwa seputar Negara-negara ASEAN?”
, tanyanya.

“di tiap-tiap Negara?satu peristiwa besarnya ?”, tanya saya.

“iya, yang kamu ketahui dan dianggap berhubungan dengan pemuda dan kondisi poleksosbudnya”, selorohnya.

Terus terang saya paling suka bagian ini, pertanyaannya bikin saya nggak berhenti ngomong as I ever read before in newsletter and watch on news, mungkin ga se-update seperti di TV.

“klo Abu Sayaf itu apa?”, lanjutnya.
(lalu saya berpikir sendiri, loh kira-kira peserta yang lain ditanyain ini nggak ya?)

“yang saya dengar dari pemberitaan di media, itu kelompok teroris di Negara Philipina. But we don’t know the truth okay”, jawab saya dengan ingatan yang pas-pasan dan senyum pura-pura lebar, saya jadi ingat pesan abang saya dulu : “analisis lah wacana dengan kritis, supaya bisa proporsianal memandang sesuatu”, yang memutuskan saya untuk membeli bukunya Eriyanto dengan judul yang sama untuk memahami maksudnya.

“oke, klo gitu kayaknya cukup. Banyak tahu juga ya..suka baca ya?”, tanyanya.

“nggak kok, biasa aja”, jawab saya dengan senyum lebar (berpikir kenapa dia heran?mungkin karena cara berpakaian saya yang nggak se-eksentrik dia, tapi pernyataannya cukup membuat saya narsis,hehe..).

“ok kalo gitu, interview selanjutnya 5 menit lagi. Mau nunggu di ruangan atau mau ke kafe?”, tanyanya.

“nunggu disini aja deh, kan cuma lima menit. Makasih..”
, timpalku.

ternyata masih ada 2 interview lagi dengan 3 orang yang berbeda, pakai bahasa inggris lagi.huhuhu..(seperti tanda-tanda kekacauan tiba)

to be continued..

No comments:

Post a Comment

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^