30 December, 2007

puisi Cak Nun

19
Tuhanku,
aku berguru kepadaMu
ajarilah bagaimana mendengarkan batu
membaca suara
menggenggam angin yang bisu

Tuhanku,
kedunguan memberiku pengertian
buta mata menganugerahi penglihatan
kelemahan menyimpan berlimpah kekuatan


jika aku tahu
terasa betapa tak tahu
waktu melihat
betapa penuh rahasia gelap
yang dikandung cahaya

Tuhanku, aku berguru kepadaMu
tak tidur di kereta waktu
lebur dalam ruang
karena setiap satu mengandung seribu
berguru kepadaMu

Tuhanku,
kuragukan setiap yang kutemu
kutimba ilmu dari yang paling dungu

20
Tuhanku,
aku berguru kepadaMu
gelap dan terang saling menegaskan
garis batasnya memusnahkan jaraknya
pada pertentangannya memancarkan kesatuannya

[puisi Cak Nun, yg dicomot dr majalah Horison edisi Desember 2007]

Kupersembahkan untuk mereka yang dalam perjalanannya mencari, tanpa harus menyakiti yang lain, tanpa harus menganggap diri yang paling benar, tanpa harus menegasikan apapun, sebab masih ada cara yang lebih baik untuk saling mengerti dan memahami.
berdialog lah, meski dengan dirimu sendiri.

4 comments:

  1. puisi yg bagus sist
    darti dulu sy juga menggemari cak nun...

    ReplyDelete
  2. Aku pernah baca puisi ini... yaaap di Horison edisi terbaru kemarin.

    Langgan juga yaa sis??

    ReplyDelete
  3. 4 daengrusle: yup! he's 1 of wise man that i've ever met (hihihi...)

    4 iko: gak langganan kok say, cm sy sring mmpir ke TIM, toko bk milik seorg tmn. jd bs bebas bc & diskusi bareng :)

    ReplyDelete
  4. cak nun itu puisi hebat2...

    aku suka ma puisi cak nun..
    yg walaupun kadang2 g begitu ngerti...
    ya..maklum..pemula sastra

    ReplyDelete

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^