"When you really want something to happen, the whole universe conspires so that your wish comes true." [The Alchemist]
27 February, 2007
..sujud hujan..
tunduk dengan penuh ketawadhuan
mencari pertanda kehidupan
diarahkan angin yang berhembus pelan pelan
menetapkan tujuan..
meneguhkan arah..
memantapkan keputusan..
kosongkan hati dan pikiran
dengan mengharap ridho Tuhan
menuai berkah di kemudian
seperti layaknya hujan
*aku yg dalam diam
25 February, 2007
congratulation..
23 February, 2007
Mimpi dan kasih sayang*
Tiga hari yang lalu mama menelpon saya, katanya khawatir dengan keadaan saya. Dia berusaha meyakinkan bahwa saya baik-baik saja. Seperti kenyataannya, saya bilang kalau saya baik-baik saja, saya sehat, alhamdulillah cukup tanpa kekurangan apapun. Lalu saya penasaran untuk tidak bertanya kepadanya, saya bilang “memangnya kenapa ma..?”, ternyata jawabannya cukup membuatku tersenyum dan sedikit berpikir. Mama bilang akhir-akhir ini sudah beberapa kali bermimpi tentang saya, dia juga meminta kepada saya untuk tidak sering melakukan perjalanan apalagi perjalanan jauh seperti biasanya. Mama juga berpesan kalau orang mau wisuda seperti halnya orang ingin menikah (saya pikir agak tidak nyambung). Mamaku selalu yakin dengan perasaannya dan terkadang karena terlalu khawatir sering membuatnya banyak berpikir lalu bermimpi.
Ketika ngobrol dengannya saya harus betul-betul meyakinkannya bahwa itu cuma mimpi, jangan diyakini. Toh kalaupun itu betul, mungkin salah satu bentuk firasat dari Allah. Mama selalu mengingatkan saya untuk tidak putus berdoa dan minta perlindungan-Nya. Saya pun mengiyakan dengan senyum lagi (kali ini lebih lebar,hehe...) karena saya sangat bersyukur, Allah SWT selalu saja dengan caranya memberikan kebahagian tersendiri. Seperti hari ini, Dia memantulkan kasih sayang-Nya dari mamaku yang saya sayangi karena-Nya. Hikmah yang saya ambil setelah cukup berpikir, ternyata mimpi itu membuat saya dan mama semakin dekat terutama semakin mendekatkan kami pada-Nya, meski hampir dua tahun kami tak bertemu.
Tanggal 14 Februari beberapa orang merayakan hari kasih sayang, padahal saya sendiri beranggapan setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detiknya adalah waktu-waktu untuk berkasih sayang. Berkasih sayang dengan siapa pun itu, keluarga, sahabat, teman, tetangga, binatang, juga alam sekitar kita. Berkasih sayang dimana pun itu di dunia nyata juga di dunia maya (maksudnya internet, termasuk di blog,hehe...). Wujud kasih sayang pun beragam, nggak harus memberikan coklat dan bunga tepat tanggal 14 atau mengucapkan ”happy valentine”, terlalu sempit untuk dimaknai. Tersenyum, bertegur sapa, menanyakan kabar, mengucapkan salam, dan mendoakan sesama adalah hal-hal yang dianggap kecil namun sebenarnya berpengaruh besar. Di tengah himpitan hidup yang semakin membuat orang sibuk, hal-hal tersebut seakan-akan sulit untuk dilakukan.
Akhirnya sebagai penutup, ada sabda Rasulullah SAW diriwayatkan Imam Bukhori yang sangat saya sukai ”Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (secara sempurna) sehingga ia mencintai kebaikan bagi saudaranya sepenuh kecintaannya akan kebaikan itu untuk dirinya sendiri.”
Selamat berkasih sayang....
(*inspired by my mom, thanks..)
22 February, 2007
lagu.. (2)
(Ebiet G. Ade)
Kemana pun aku pergi
Bayang-bayangmu mengejar
Bersembunyi dimana pun
Slalu engkau temukan
Aku merasa letih
Dan ingin sendiri
Kutanya pada siapa
Tak ada yang menjawab
Sebab semua peristiwa
Hanya di rongga dada
Pergulatan yang panjang
Dalam kesunyian
Aku mencari jawaban dirimu
Kuseret langkah menyusuri pantai
Aku merasa mendengar suara
Menutupi jalan, menghentikan petualangan
Kemana pun aku pergi
Slalu kubawa-bawa
Perasaan yang bersalah
Datang menghantuiku
Masih mungkinkah pintumu kubuka
Dengan kunci yang pernah kupatahkan
Lihatlah, aku terkapar dan luka
Dengarkanlah, jeritan dari dalam jiwa
Aku ingin pulang
Aku harus pulang
Aku ingin pulang
Aku harus pulang
**aku ingin pulang ke rumah, ke tempat dimana berkumpulnya kehangatan yang tlah lama kutinggalkan.
aku juga ingin pulang ke hatimu tempat dimana sedari awal ku tertaut disana.
Tapi kapan?
21 February, 2007
a question
Beberapa orang bertanya kabarku mengenai sesuatu yang bisa dibilang sangat pribadi. Mereka ingin memastikan apakah saya telah mengakhiri sesuatu dengan seseorang.
Saya hanya mau menjawab bahwa saya merasa tak pernah mengakhiri sesuatu dengan siapa pun itu, saya terlalu menghargai permulaan(awal) dari sesuatu. Jadi tak ada prinsip untuk mengakhiri dalam hidup saya. Mungkin dapat diwajarkan pertanyaan tersebut, karena dianggap sesuatu yang diawali pada akhirnya harus diakhiri, bahkan terkesan harus dipaksakan harus berakhir. Entah kalau pandangan orang yang mau mengakhiri sesuatu.
Padahal menurut saya sendiri, yang membuat sesuatu itu terlihat diakhiri adalah perasaan tentang kondisi yang tak sama seperti hal semula, salah satunya perasaan kehilangan. Seperti halnya hidup yang tak selalu bahagia, dan berakhir karena kematian atas ketentuan-Nya, bukan keinginan kita yang mengakhiri hidup.
Dan ada banyak alasan dibalik kondisi ketidaksamaan itu.
Jadi jangan terlalu cepat menyimpulkan..
Apalagi salah menafsirkan puisi-puisi saya
Maaf..saya bukanlah orang yang mudah menyerah dengan keadaan. Sebab saya yakin, bagian terbesar dari hidup itu adalah perjuangan dan saya yakin tak ada kesia-siaan pada setiap kejadian.
Saya jadi ingat jingle sebuah iklan
”nggak seemuuaaa yang lo lihat itu bener’,
”nggak seemuuaaa yang lo denger itu bener”
Terima kasih atas pertanyaan yang mengundang senyum dan membuat saya menulis ini.
**lagi sok bijak kali ya?
lagu.. (1)
Untuk kita renungkan
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam, sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat
Oh.. singkirkan debu yang masih melekat
Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia diatas segalanya
Oh..adalah Dia diatas segalanya
Anak menjerit-jerit
Asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan masih banyak tangan yang tega berbuat nista
Oh..
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepada-Nya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari hanya tunduk sujud pada-Nya
Kita mesti berjuang, Memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada disini didalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum
Oh..berusahalah agar Dia tersenyum
Saya lagi suka mendengarkan lagu ini (berulang-ulang, sampe tetangga kamar bosan,hehe..), lagu Ebiet G. Ade ini seperti judulnya, mencoba mengajak kita sejenak untuk merenungkan kondisi negeri kita yang tak henti ditimpa bencana. Dalam kesempatan menulis bertemakan cinta ini, saya bukan berusaha mengingatkan kembali tentang nasionalisme. Tulisan ini sekedar bentuk kepedulian yang sangat kecil pada banyak kejadian yang melanda di sekitar kita. Bukankah dapat dikatakan masih ada cinta di hati dengan adanya sikap peduli? (entah jika ada pandangan lain). Tapi kepedulian kita bukan sekedar dalam tulisan, bukan?
19 February, 2007
kabut
mengendap...menguap
menyelinap
tersingkap
perlahan lahan pergi
menghembus
terhapus angin
sejenak
tergores warna warni
mungkin akan seperti pelangi
indah...
bukan sejenak
namun terus beranak pinak
Dia menyayangiku dengan caraNya
perlahan lahan, lambat, tapi pasti
bukan sekedar janji
aku menjalani,
memuja...
memuji...
berusaha tak ingin mengakhiri
kata kata tak lagi begitu berarti
hanya dalam hati
our's smile...
alhamdulillah...alhamdulillah...
ini kata-kata yang nggak berhenti terucap dari saya dan kedua sobat saya ini.
setelah sama-sama berjuang menyelesaikan tugas akhir selama 3 semester
finally!!! alhamdulillah lagi bisa menghadapi ujian kompre, skripsi, dan
sidang (apa kantumae istilahnya) dengan sangat memuaskan. baik itu prosesnya,
maupun hasilnya. InsyaAllah kami bertiga wisuda sama-sama akhir bulan 3 ini.
terima kasih.. terima kasih...
pokoknya banyak terima kasih saya ucapkan untuk teman-teman yang turut serta
mendoakan selama ini, juga dukungan2nya dengan sering2 nge-shout,hehe...
tetap saling mendoakan dan menyemangati untuk perjuangan selanjutnya.
terjun ke dunia sesungguhnya, "welcome to the real world!!!"
kata2 itu selalu diajukan untuk kami juga para sarjana2 lainnya.
setidaknya menjadi manusia yang bermanfaat dan memberi kontribusi nggak
mungkin akan pernah terhenti, mungkin hanya skalanya saja yang berbeda.
ocha bilang : "it just too good to be through"
saya sedang malas sok bijak, jadi ijikan saya menikmati sejenak kelegaan
perjuangan selama ini. berhenti sejenak berpikir, hanya senyum tanda
kesyukuran bahwa kabut sudah mulai tersingkap.
ini jeda untuk mengumpulkan energi untuk melanjutkan perjalanan
yang lebih membutuhkan perjuangan.
sabar...sabar...sabar...
syukur...syukur...syukur...
14 February, 2007
doa
13 February, 2007
pada sebuah kehilangan
"Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya engkau akan mati,
beramallah sesukamu maka sesungguhnya engkau akan mendapat balasan, dan
cintailah/sayangilah orang yang engkau sukai, maka sesungguhnya
engkau akan berpisah dengannya.
Ketahuilah! bahwa kemuliaan seorang muslim terletak pada qiyamul lail-nya dan
kehormatannya terletak pada kemandiriannya." (HR. Thabrani)
for my lovely grandma, may Allah SWT take good care of u and bless u. amin..
..nanny,aku sulit merangkai puisi untukmu..
07 February, 2007
mungkin akhirnya..
buih tak henti mencari pulih
akhirnya memutuskan pergi
hendak menemukan pagi
dengan sisa bulir-bulir pedih
yang terus menerus menagih
kota kelahiran: banjirrrr...
rasanya begitu ambivalen, di satu sisi
saya bersyukur karena keluarga saya
yang kebanyakan berdomisili disana
baik-baik aja. sempat cemas juga, karena
akses untuk dapet info tentang mereka
terhambat. kata mama saya, rumah nggak
kena banjir, sodara-sodara saya semuanya
baik-baik aja, gak ada yang perlu ngungsi.
di daerah saya yang banjir hanya jalanan
depan rumah, itupun selutut (lututnya siapa? ya)
kalau lutut saya berarti cetek (hehehe...)
di sisi lain saya sedih dan H2C (Harap-Harap Cemas)
why? cos banyak penghuni Jakarta lainnya yang
bersusah payah mengungsi karena rumahnya hancur,
barang-barangnya hanyut, kegiatan perekonomian
sempat mandek, jalur komunikasi dan listrik mati.
banjir tahun ini sebenarnya sudah bisa diprediksi,
ini banjir 5 tahunan, terakhir saya sempat ngerasain
waktu tahun 2002. waktu itu saya sedang berlibur
kesana.
saya juga sedih dan cuma bisa berdoa, cos dua hari
yang lalu rumah sahabat saya hampir tenggelam
(di daerah Kelapa Gading dan Sunter). saya lihat
sendiri di TV dan hingga hari ini saya belum dapat
infonya dari dia. beberapa kali sudah saya hubungi
ponselnya, tapi belum nyambung2 juga. sahabat saya
yang satu lagi sudah mengirim kabar, sms darinya
sempet bikin saya kaget. dia bilang jalanan depan
rumahnya banjir hingga setinggi leher. kalau diingat-
ingat, rumah sahabat saya cukup tinggi, tapi tetap saja
memaksa keluarganya mengungsi.
lain lagi cerita om dan tante saya yang di daerah
Rasuna Said dan Bekasi, mereka tinggal di apartemen
(yang kalau dipikir-pikir tidak perlu khawatir untuk
mengungsi, tapi tetap saja kena banjir). meski hanya
di parkirannya, tapi mereka sempat bingung menyelamatkan
mobilnya juga mau melakukan rutinitas seperti biasanya.
banjir 5 tahunan ini memang nggak pilih kasih,
semua kalangan kena dampaknya, semua daerah
rata kebanjiran, kawasan kumuh, kawasan elit,
wong cilik, pejabat dan orang-orang kaya kena
dampaknya. sebenarnya ada hal positif yang bisa
dilihat kalau terjadi bencana seperti ini, tapi hal ini
juga sudah mulai berkurang. iya..KEPEDULIAN terhadap
sesama. Rasa tolong-menolong, kata para pakar
Sosiologi dalam keadaan seperti ini akan meningkatkan
Filantropi sosial dalam masyarakat, but the fact!
masih aja pihak-pihak yang mengambil kesempatan
dalam keadaan begini. Waktu nonton acara "Good Morning"
yang dibawakan Ferdy Hasan, Rieke Dyah Pitaloka live
ke satu tempat pengungsian (salah satu Masjid Besar),
saya sangat geram.
saya bingung, Jakarta selain sudah tidak aman
ditambah lagi semakin tidak nyaman. Belum lagi
banyak proyek yang dibuat PEMDA setempat nggak
kelar-kelar, ada busway lah, pembangunan mall yang
makin tumbuh bak jamur, eh..proyek Banjir Kanal
Timur dari dulu nggak selesai. Could we imagine?
seandainya pemerintahan Hindia Belanda waktu tahun
1930-an nggak ngebangun proyek Banjir Kanal Barat (BKB).
Yup! Jakarta sudah tenggelam kali..
sekarang pada saling menyalahkan, dan itu terjadi berulang-ulang.
Hal kecil yang seharusnya disadari warga Jakarta nggak lain
nggak bukan : JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!!!
Pliiiizzz..KALAU NGGAK BISA MEMBERSIHKAN, JGN MENGOTORI!
Seperti Matahari
tempatnya didalam pikiran
tujuan bukan utama,
yang utama adalah prosesnya
kita hidup mencari bahagia,
harta dunia kendaraannya
bahan bakarnya budi pekerti,
itulah nasehat para Nabi
ingin bahagia derita didapat,
karena ingin sumber derita
harta dunia jadi penggoda
membuat miskin jiwa kita
ada benarnya nasehat orang-orang suci
memberi itu terangkan hati
seperti matahari yang menyinari bumi
menyinari bumi
by : Iwan Fals
** lagu kesukaan seorang adik, seperti judulnya
saya ingin kembali seperti dulu, seperti halnya
matahari yang tak egois hanya berpikir tentang
dirinya. untuk semua yang selama ini menjadi
matahari bagi saya, THANKS lot for everything
saya akan baik-baik saja. sebab saya masih
yakin dengan filosofi kerang. saya hanya butuh
waktu untuk menata kembali semua.
*** MAAF juga saya haturkan kepada kalian yang
menyayangiku apa adanya, tanpa mengharapkan
sesuatu yang besar dari saya. maaf ini untuk
kalian karena saya sempat tak menyapa, tak
menjadi teman berbagi yang baik, tak membalas
pesan-pesan kalian di ponselku, di e-mail, juga
di blog ini. saya sedang memulihkan diri, tertatih
untuk bangun, mencoba menjadi lebih dewasa.
meski tubuh saya tetap kecil seperti ini,hehe...