07 February, 2007

kota kelahiran: banjirrrr...

hampir satu minggu Jakarta kebanjiran
rasanya begitu ambivalen, di satu sisi
saya bersyukur karena keluarga saya
yang kebanyakan berdomisili disana
baik-baik aja. sempat cemas juga, karena
akses untuk dapet info tentang mereka
terhambat. kata mama saya, rumah nggak
kena banjir, sodara-sodara saya semuanya
baik-baik aja, gak ada yang perlu ngungsi.
di daerah saya yang banjir hanya jalanan
depan rumah, itupun selutut (lututnya siapa? ya)
kalau lutut saya berarti cetek (hehehe...)

di sisi lain saya sedih dan H2C (Harap-Harap Cemas)
why? cos banyak penghuni Jakarta lainnya yang
bersusah payah mengungsi karena rumahnya hancur,
barang-barangnya hanyut, kegiatan perekonomian
sempat mandek, jalur komunikasi dan listrik mati.
banjir tahun ini sebenarnya sudah bisa diprediksi,
ini banjir 5 tahunan, terakhir saya sempat ngerasain
waktu tahun 2002. waktu itu saya sedang berlibur
kesana.

saya juga sedih dan cuma bisa berdoa, cos dua hari
yang lalu rumah sahabat saya hampir tenggelam
(di daerah Kelapa Gading dan Sunter). saya lihat
sendiri di TV dan hingga hari ini saya belum dapat
infonya dari dia. beberapa kali sudah saya hubungi
ponselnya, tapi belum nyambung2 juga. sahabat saya
yang satu lagi sudah mengirim kabar, sms darinya
sempet bikin saya kaget. dia bilang jalanan depan
rumahnya banjir hingga setinggi leher. kalau diingat-
ingat, rumah sahabat saya cukup tinggi, tapi tetap saja
memaksa keluarganya mengungsi.

lain lagi cerita om dan tante saya yang di daerah
Rasuna Said dan Bekasi, mereka tinggal di apartemen
(yang kalau dipikir-pikir tidak perlu khawatir untuk
mengungsi, tapi tetap saja kena banjir). meski hanya
di parkirannya, tapi mereka sempat bingung menyelamatkan
mobilnya juga mau melakukan rutinitas seperti biasanya.

banjir 5 tahunan ini memang nggak pilih kasih,
semua kalangan kena dampaknya, semua daerah
rata kebanjiran, kawasan kumuh, kawasan elit,
wong cilik, pejabat dan orang-orang kaya kena
dampaknya. sebenarnya ada hal positif yang bisa
dilihat kalau terjadi bencana seperti ini, tapi hal ini
juga sudah mulai berkurang. iya..KEPEDULIAN terhadap
sesama. Rasa tolong-menolong, kata para pakar
Sosiologi dalam keadaan seperti ini akan meningkatkan
Filantropi sosial dalam masyarakat, but the fact!
masih aja pihak-pihak yang mengambil kesempatan
dalam keadaan begini. Waktu nonton acara "Good Morning"
yang dibawakan Ferdy Hasan, Rieke Dyah Pitaloka live
ke satu tempat pengungsian (salah satu Masjid Besar),
saya sangat geram.


saya bingung, Jakarta selain sudah tidak aman
ditambah lagi semakin tidak nyaman. Belum lagi
banyak proyek yang dibuat PEMDA setempat nggak
kelar-kelar, ada busway lah, pembangunan mall yang
makin tumbuh bak jamur, eh..proyek Banjir Kanal
Timur dari dulu nggak selesai. Could we imagine?
seandainya pemerintahan Hindia Belanda waktu tahun
1930-an nggak ngebangun proyek Banjir Kanal Barat (BKB).
Yup! Jakarta sudah tenggelam kali..

sekarang pada saling menyalahkan, dan itu terjadi berulang-ulang.
Hal kecil yang seharusnya disadari warga Jakarta nggak lain
nggak bukan : JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!!!
Pliiiizzz..KALAU NGGAK BISA MEMBERSIHKAN, JGN MENGOTORI!

1 comment:

  1. ini pasti angin
    yang bujuk gerimis
    biar turun hujan
    yang deras menelan
    rumah dan jalanan

    ini bukan bencana
    karena kita yang mencipta
    memperkosa sawah
    jadi rumah mewah
    mencabut pepohonan
    jadi pertokoan

    semua terendam
    hanya marah dalam diam
    lalu pasrah
    dalam doa

    ini bukan hujan semata
    karena guyuran kata
    terapung di jalanan
    terisak perlahan

    teras, 020271
    www.blue4gie.com

    ReplyDelete

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^