Kau mengetuk pintu itu perlahan
Mencoba membukanya berkali-kali
Padahal kau tahu aku enggan mengijinkanmu masuk
Hingga ku kunci dengan rapat, rapat sekali
Dengan berlapis-lapis tambalan
Tak ada celah, terbuat dari besi
Agar tak ada lagi yang mencuri
Namun tetap saja kau berdiri di depan pintu itu
Menanti bersamaan dengan hujan yang menemanimu
Sedang aku memandangmu dari dalam
Di jendela yang tak bisa kau tembus
Hanya bayanganku yang setiap hari kau pendam
Dengan seksama memperhatikan diam-diam
Mungkin memang benar kata orang
Suatu saat sesuatu kan berbalik
Bisa saja giliranku yang merindukanmu di tempat yang jauh
Yang diriku tak pernah menginginkan kau dan orang lain tahu
Tentang hal itu
Ahh..tapi itu kan baru kemungkinan,
sebab masih saja melekat keyakinan
yang mudah dipahami
namun sulit dijalani
(untuk seseorang yang teramat baik)
No comments:
Post a Comment
jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^