28 February, 2008

UNHASku sayang, UNHASku malang

Kita selalu mendengar jargon atmosfer akademik yang dielu-elukan oleh sebuah entitas pendidikan tak terkecuali di Unhas. Secara epistimologis atmosfer akademik terdiri atas dua suku kata, atmosphere yang berarti kondisi global lingkungan , dan academic berarti pendidikan atau proses belajar mengajar. Secara keseluruhan penekanan jargon ini adalah pada kondisi ideal seperti bagaimana yang dimaksudkan. Pengertian akademik itu sendiri jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, dan atau ilmu pengetahuan sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka, dan leluasa.

Selanjutnya jika atmosfer akademik tumbuh maka kemudian akan berkembang menjadi kultur akademik, hal ini ditandai dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi, tradisi berdiskusi dan berbeda pendapat, kreativitas menulis, serta proses belajar mengajar yang kondusif. Namun jika kita lihat, sampai hari ini realitas di lingkungan Unhas berkata lain. Setiap civitas academia di lingkungan Unhas sibuk dengan kegiatannya masing-masing, masih jarang terlihat forum-forum diskusi bahkan dalam lembaga mahasiswa itu sendiri yang notabene seharusnya menjadi wadah dan mediasi terbentuknya kultur akademik, berangkat dari pengalaman jika pun ada kurang diminati. Di fakultas ekonomi tempat saya menjalani kuliah, jarang terlihat mahasiswa membaca. Hal ini cukup menunjukkan bahwa minat baca di kalangan mahasiswa dan tak jarang juga dosen masih sangat kurang (meski hanya berdasarkan pengamatan yang terbatas). Kita lebih sering melihat mahasiswa bermain domino di beberapa sudut fakultas. Belum lagi minat dan budaya menulis yang rendah di kalangan dosen dan mahasiswa, jika kita mau bertanya sudah berapa guru besar, doctor, dan magister yang menghasilkan pemikiran mereka dalam dunia tulis menulis (termasuk saya, hehehe...). Jawabannya masih terhitung jari, dan selebihnya hanya orang-orang yang bergerak pada tataran praktis. Memang hal ini menjadi sebuah ironi bagi Unhas yang begitu renta seiring usia, namun masih kurang bijak untuk lebih maju.

Berbicara mengenai proses belajar mengajar, masih ada persepsi yang salah yang selama ini terbentuk dari sistem pendidikan dan ini masih tertanam di lingkungan Unhas. Mahasiswa cenderung dijadikan objek dan dosen itu sendiri adalah subjek, dengan kata lain selalu ada anggapan bahwa dosen yang lebih tahu dan mahasiswa yang tidak tahu apa-apa, hal ini sangat menghambat terbentuknya kesadaran kritis pada diri mahasiswa. Analoginya bahwa mahasiswa seperti halnya botol kosong yang harus diisi. Padahal dalam tataran ideal, sepatutnyalah hubungan dosen dan mahasiswa adalah hubungan akademik dan hal ini ditandai terjadinya proses dialogis dalam belajar mengajar. Sekali lagi realitas di Unhas jauh dari sisi idealnya sebuah pendidikan, masih banyak dosen Unhas yang lebih mengedepankan tendensi emosional pribadi dan menyajikan proses transformasi ilmu pengetahuan secara monolog dictatorial.

Sebagai salah satu Universitas yang menjadi center di Indonesia Timur, Unhas banyak menghadapi berbagai masalah. Sebut saja birokrasi fakultas yang tak jarang menghambat civitas academia dalam berkreasi, manajemen administrasi pengelolaan fakultas yang masih terkesan lamban dan amburadul, masih adanya beberapa materi kuliah yang tidak lagi kompeten karena masih menggunakan literatur-literatur usang, kualitas SDM yang masih belum memadai baik itu dosen maupun pegawai fakultas, sistem rekruitmen dosen yang tak jelas apakah benar-benar memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengajaran, kurangnya koordinasi antar elemen yang ada di Unhas untuk menghasilkan keputusan-keputusan terbaik bagi kemajuan masing-masing fakultas, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar ( seperti : perpustakaan, laboratorium, Mushalla, WC, dan kamar mandi), dan yang tak kalah mengherankan adalah sebagian besar lulusan Unhas yang masih belum mampu berkompetensi di dunia profesional.

Semua hal itu sudah selayaknya diatasi, karena hal itu mencakup berbagai aspek dan elemen yang tentu saja mempengaruhi bahkan menghambat tumbuhnya atmosfer akademik. Jika dibiarkan , Unhas akan terus hanya merangkak untuk lebih maju dan menciptakan kultur akademik yang diidam-idamkan oleh semua entitas pendidikan di Indonesia.

Ditengah derasnya arus globalisasi, Unhas mau tidak mau harus siap untuk berkompetisi dalam meningkatkan mutu pendidikan yang bertujuan menjadikan insan-insan yang didalamnya bukan sekedar robot-robot yang siap pakai, namun menjadikannya manusia seutuhnya melalui proses belajar. Ya! Menjadi manusia pembelajar. Melahirkan kaum intelektual seperti yang didefinisikan oleh pakar pendidikan J.Drost, yaitu orang yang berkat pendidikan dan pengalamannya ia mampu menerima pengalaman hidup, ia bebas bergaul kepada siapa saja namun tetap memiliki etika moral, menghormati orang yang mempunyai kedudukan tinggi tapi tak kalah hormat dengan orang yang berkedudukan rendah. Tidak fanatik dengan sesuatu apapun, tidak mengejar pengukuhan diri, tidak punya dendam kepada siapapun dan berani mengakui kesalahannya bila dia memang keliru.

Adapun sebagai solusi awal atas pemecahan segala permasalahan yang ada dapat berupa : perbaikan sistem pendidikan yang tidak lagi menerapkan sistem monolog dictatorial namun lebih mengedepankan sistem dialogis. Selanjutnya membangun iklim keterbukaan antar elemen di lingkungan Unhas, hal ini terkait dengan transparansi kebijakan untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang aspiratif dan sesuai dengan kebutuhan kolektif. Yang juga tak kalah penting adalah menumbuhkan atmosfer akademik yang menunjang, seperti : pengadaan beragam jenis buku di perpustakaan serta fasilitas perpustakaan yang lengkap dan nyaman, pengadaan laboratorium komputer yang memadai dan mudah untuk diakses beserta rutinnya pengadaan pelatihan-pelatihan komputer didalamnya baik untuk mahasiswa maupun para pegawai Unhas. Untuk peningkatan kualitas dan kinerja pegawai selain sistem rekruitmen yang diperbaiki, pihak kampus tak cukup hanya menyediakan sarana dan prasarana saja, yang tak kalah penting adalah memberikan mereka pelatihan ataupun kursus-kursus yang bermanfaat bagi peningkatan kinerja administratif. Hal ini bisa dalam bentuk : pelatihan dan kursus komputer, pelatihan administrasi perkantoran, pelatihan dan kursus bahasa Inggris, dan sebagainya. Jadi, pegawai juga mempunyai hak untuk maju seperti halnya elemen-elemen lain yang ada di Unhas, sehingga semuanya dapat berjalan dengan sinergis. Sedangkan untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas dosen, ada baiknya sistem rekruitmen dosen diperbaiki agar orang-orang yang terpilih lebih memilki kompetensi sesuai kebutuhan pengajaran. Hal ini bisa dilakukan penambahan seleksi dalam bentuk tes micro teaching agar dapat dilihat kemampuannya dalam mentransformasi ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya. Selain itu para dosen juga diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, penelitian, tugas belajar dan mendapatkan rekomendasi beasiswa bagi yang berprestasi. Tentu saja hal ini sepatunya tidak membuat para dosen mengesampingkan tugas pokok dan tanggung jawabnya yaitu mengajar. Lalu mewajibkan mereka untuk memberikan sumbangsih pemikiran dalam bentuk tulisan. Agar lebih efektif, sebaiknya pihak kampus menetapkan aturan yang tegas bagi dosen yang tidak disiplin dan mengabaikan tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar, jadi aturan tidak hanya diberikan kepada mahasiswa. Tentu saja hal ini semata-mata untuk menunjang sinergitas dalam proses belajar mengajar agar terciptanya atmosfer akademik yang lebih baik.

Kemudian , satu hal yang selama ini menjadi pertanyaan di kalangan civitas academia Unhas adalah transparansi proses akuntabilitas dan audit kinerja fakultas maupun kampus. Selama ini tidak ada kejelasan dari pihak akademik mengenai anggaran dan alokasi dana, padahal sebagai bagian dari elemen fakultas (stakeholder), mahasiswa bisa saja meminta kejelasan dana yang dipergunakan mengingat kampus besar karena uang publik. Seperti alokasi dana SPP, dana KKN Profesi, dana BSS, dana wisuda, dan sebagainya. Sebagai kampus yang menjunjung good governance dan telah diterapkannya otonomi fakultas (hampir juga otonomi kampus) untuk mengelola dan menentukan kebijakan sendiri hal ini sepatutnya bukanlah menjadi masalah kan?.

Terakhir yang tak kalah penting, untuk meningkatkan kompetensi lulusan Unhas di kancah profesi sebaiknya pihak kampus lebih memperkuat jaringan antar alumni. Terkait dengan rekomendasi pihak Unhas atas lulusan-lulusan yang kompeten kepada para alumni yang telah menempati posisi strategis di beberapa perusahaan. Kebijakan ini telah dilakukan di Universitas Indonesia, dengan mengandalkan jaringan yang kuat dan memadai lulusan mereka dapat bersaing. Tentunya pihak fakultas hanya memeberikan rekomendasi, selebihnya lulusan-lulusan tersebut yang harus melalui proses kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan atau institusi-institusi lain.

Mudah-mudahan seiring bertambahnya usia, Unhas lebih mau dan mampu memperbaiki diri. Bisa jadi hal-hal inilah yang menjadi akar permasalahan tawuran di Unhas yang seolah-olah telah menjadi tradisi. Jangan hanya menyerah pada keadaan dan menyalahkan sistem pendidikan yang selama ini terbentuk, yang paling penting adalah semua elemen sama-sama aktif membangun kembali komunikasi dan sistem belajar mengajar yang kondusif untuk kemajuan bersama. Ini memang tidak mudah, tapi bukankah tidak ada sesuatu yang mustahil jika ada kemauan dan kemampuan?

Ah! tak tahu lah! saya semakin sok tahu saja.

salam,

*Penulis adalah alumni Fakultas Ekonomi-Unhas, setelah kecewa untuk kesekian kalinya menyaksikan tawuran di Unhas. Pernah hampir jadi korban sewaktu tawuran di pertengahan tahun 2002. Penting nggak seh???


RUSUH!!! tawuran lagi!

cukup menyedihkan mendengar kabar kampusku rusuh lagi. kali ini lebih ironis, karena awal mulanya dari kegiatan keluarga mahasiswa fakultas ekonomi, malam inaugurasi yang diadakan di Baruga kampus Universitas Hasanuddin. Kebiasaan usang yang beberapa kali dicoba untuk ditanggalkan, tapi tetap saja sulit!

Miris, melihat berita yang ditayangkan. Mengenaskan, khawatir dengan kondisi teman-teman dan junior-junior di fakultas. Sebab esoknya pasca kejadian Baruga, ada serangan tiba-tiba. Adik junior saya yang kala itu sedang mengikuti kuliah bercerita. Kami berdialog via YM dan dia menjelaskan kejadiannya seperti ini:

rumahmatahari: kak dengarji kabar tawuran kemarin?

bluishy_gal: he'eh
bluishy_gal: trus dikomen org ktrjd bahan pembicaraan 'n sy kya org konferensi pers

rumahmatahari:
hehehhee
rumahmatahari: kecipratanki ini ceritanya
bluishy_gal:
kata manajerku: "bahaya tuh, bisa2 ank unhas gak diterima dmn2"

rumahmatahari: nd terlalu kutau juga kak
rumahmatahari: katanya mulai inagurasi
rumahmatahari: hari jumat kemrin
rumahmatahari: inagurasi ekonomi kak'
rumahmatahari: biasamilah teknik.... agak resek, katanya teriak2 truzki
rumahmatahari: adaa yg bilang krn konsumsi, ada yg bilang krn persembahan yg jelek.
rumahmatahari: itumalam kak rival emosi skali bede....
rumahmatahari: iyye
rumahmatahari: ada polisi itu malam bede ka
rumahmatahari: malah fuad 04 nginap dikantor polisi, jadi saksi. fajar masuk UGD... palanya bocor
rumahmatahari: sampe jam 2 anak2 malam tertahan dibaruga
rumahmatahari: sabar kak... sabar....
rumahmatahari: di blog sudah
rumahmatahari: cuman 5 kata
rumahmatahari: Unhas Bersatu Tak bisa dikalahkan
rumahmatahari: kan bukanji kita kak.... betul2 di, ulah secuil orang
rumahmatahari: kl yg inagurasi ituji yg kutau...
rumahmatahari: nd dtgka
rumahmatahari: kl yang kemarin...
rumahmatahari: jam 3, ekonomi msh sibuk kuliah
rumahmatahari: tiba2 dr arah baruga ada suara tembakaan
rumahmatahari: trus orang2 sospol lari2....
ke ekonomi
rumahmatahari: di lantai dua
rumahmatahari: teknik menyerang sekitar jam 1.30 dari 2 arah...
rumahmatahari: FIS 2 sm yang lewat belakang baruga
rumahmatahari: malah sempat di lapangan hitam putih
rumahmatahari: pokonya kita dpt serangan dadakan
rumahmatahari: sy liat yang waktu dilapangan
rumahmatahari: tegang... ale saking tegangnya, nd tau dr mana de dapat kayu. sembaarangmi de cabut
rumahmatahari: kuliah di bubarkan langsung....
rumahmatahari: malah sampai hari besok, nd ada aktivitas di ekonomi
rumahmatahari: banyak anak2 yang luka2 kak... ale tangannya robek, aswar pelipisnya lecet. banyak pokoknya..... tapi, luka ringanji
rumahmatahari: gr2 perang batu di Zona Perang
rumahmatahari: apanya kak?
rumahmatahari: rata2 yg di ekonomi jam itu anak anak 05 sm 06
rumahmatahari: kuliah ke-3
rumahmatahari: sebagian pulang, sebagian yg rada2 penasaran ikut tongi ke baruga liat org baku lempar2
rumahmatahari: tp baek2ji smua
rumahmatahari: iyye,,, sy malah lututku berat sekali
rumahmatahari: nd bisa mi ku angkat
rumahmatahari: yang seru toh kak.... komputer sm isi himpunan diangkut dulu
rumahmatahari: karena pengalaman antek pernah bakar himpunannya llawannya
rumahmatahari: tempatnya anak2. krn jam 7 malam kmaren ternyata masih datangki lagi....
rumahmatahari: so SC LK2 ngungsi ke pondokan untuk rapat
rumahmatahari: hehehhehe.....
rumahmatahari: aparat?... satpam?,.... waktu perang justru mamanya dea yg ketengah
rumahmatahari: sm pak idrus
rumahmatahari: militan tawwa, de turun ditengah hujan batu
rumahmatahari: ada... sy nda tau kpn datangnya. tp kl sy tanya anak2, yg di daerah perang... ada polisi?...
jawabannya, samaji bd polisi india dg indonesia. datang kl beresmi
rumahmatahari: nd ngertika juga....


bluishy_gal: sedihkuuuu....

*nda tau kenapa ucapan-ucapanku nda muncul di YM nya (hanya awal dan akhir), mungkin karena saya menggunakan YM web. sudah berapa kali di cek di history, tp nda ada. Jadi maaf jika bingung membacanya..

27 February, 2008

pesan

A day full of smile, How beautiful life is..

sobat sejati:
"setahun yg lalu, pd tgl bgini eni lg ngurus wisuda bsm ocha 'n sultra...wkt cpt brlalu yaa..."

one of my lovely bro:
"my UNO, wish me yaa. Naskah sdh hrs naik cetak jumat ini, bwt mngejar jadwal pameran di jkrta. Doakan sy yaaa..! :)"

youngest buddy:
“untuk hujan.. dan semua rindu yg masih menghidupkan.. Alhamdulillah..”


seorang adik nun jauh di Makassar:
Dari seorang teman: Hikmah Hari Ini: "Karenanya merenunglah sejenak saja. Merenung tentang iman dan sabar. Tentang cinta dan ridhaNYA. Setelah itu, merenunglah tentang orangtua, istri, suami dan anak-anak kita. Bahkan merenunglah tentang surga dan neraka. Atau merenunglah tentang apa saja dan siapa saja yang bisa menggairahkan iman kita. Merenunglah sejenak lalu rasakan manisnya iman."

dia yang bijaksana, selalu mengiriku dengan doa:
"Ass..wr..wb..apa kabar sultra? Wah smoga baik2 dan makin sehat meski hujan tak brhenti2..(yg lg trjebak hujan). Wslam"


semua cukup kujawab: jazaakillah khair, terima kasih, tengkiuu...luv 'n miss you all /(^_^)\

26 February 2008

20 February, 2008

Photobucket


Lumpur Lapindo Bencana Alam???
Kejahatan intelektual apalagi ini?

19 February, 2008

Puisi-puisi cinta Sapardi Djoko Damono

[pembacaan dan musikalisasi puisi]
-sekedar reportase si pemula-

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

Membeli tiket masuk dan dapat kursi di sayap sebelah kiri

Sekitar awal februari saya melihat spanduk bertuliskan judul itu, spanduk ungu yang ditimpa huruf-huruf berwarna merah dan kuning. Mungkin saja ada kaitannya dengan bulan februari yang beberapa orang menganggap bulan kasih sayang, bahkan menjadikan tanggal 14 sebagai hari kasih sayang. Bagi saya pribadi tidaklah terlalu penting waktu yang ditetapkan untuk berkasih sayang, karena setiap detik menit waktu jam hari bulan tahun hingga dikubur akan selalu ada pancaran kasih sayang. Tapi sungguh, sekali lagi teman-teman di TIM pandai mensinergikan momen dengan waktu-waktu tertentu. Ini pasar bung! Seperti halnya bulan ini penjualan bunga dan cokelat meningkat.


Tadinya ingin langsung pulang ke rumah, tetapi setelah sejenak membuka milis blogger makassar rencana pun berubah. Hari Jum’at ada kopdar dan beberapa orang telah menyepakati untuk ikut, termasuk saya. Pikirku, sekalian saja bertemu deen lalu janjian sorenya untuk menemani saya nonton di Blitz Megaplex Plaza Pasific (unfortunately gagal). Saya dapat dua buah voucher nonton gratis.


Tepatnya pukul 5 jam ngantor saya usai, satu deadline saya sudah kelar. Saya memutuskan lagi berjalan kaki melewati komplek perumahan Menteng, termasuk melewati rumah Aburizal Bakrie (si orang terkaya versi Forbes yang fotonya juga terpampang ditengah-tengah bundaran HI bertajuk Visit Indonesia Year,penting nggak sih?). Rumah luas dan asri dikelilingi pagar tinggi berwarna hitam ditutupi pohon flamboyant dan crysant merambat mengelilinginya dengan rapat, dimana kadang-kadang ketika saya lewat pantulan air kolam renangnya sampai ke retina. Sesekali ada dua orang bermain catur di depan pagar mengambil posisi di sudut persimpangan komplek.


Setiba di perempatan lampu merah Cik Ditiro, saya cukup lama menunggu metromini P 17 muncul. Rintik hujan mulai tak bersahabat, saya tak suka membawa payung, sederas apapun hujan itu. Lebih baik berteduh dan menatapnya dengan senyum sambil menikmati kecupan-kecupan kecilnya di tubuh. Kali ini tak sempat ke halte, jangkauannya terlalu jauh hingga mungkin akan membuatku kuyup. Saya memilih berteduh di bawah pohon beringin yang entah sudah berapa tahun atau bahkan puluh tahun umurnya. Mungkin karena terlalu terbawa suasana, saya lupa bahwa jumat sore minggu lalu hujan dan angin banyak menumbangkan pohon-pohon di sekitar Jakarta dan Bekasi. Sekedar info di sebuah harian ibukota jumlahnya bahkan hingga seratus. Jakarta makin ngeri saja!


Hampir jam 6 saya baru tiba di TIM, masih gerimis tapi angin kencang selalu membuat saya takut. Singgah lah saya di kedai makanan di depan TIM yang menyediakan beragam roti bakar plus wedang jahe. Roti bakar cokelat keju ditemani wedang jahe hangat menjadi menu camilan saya sore itu. Setelah perut kenyang, saya langsung menuju loket Graha Bhakti Budaya untuk membeli tiket, saya ambil yang harganya 30.000 rupiah. Selepas membeli tiket saya langsung berjalan menuju masjid yang tepat berada di belakang gedung, untuk menuju kesana harus melalui gang kecil di sebelah toko buku tua favorit saya. Usai shalat maghrib, saya langsung menuju Bengkel Buku Udin, itu loh toko buku tua yang membuat saya betah berlama-lama. Di situ saya sempat ngobrol sekitar setengah jam sambil menunjukkan sebuah cerpen seorang teman yang muncul di majalah sastra ”imajio”.


Seusai mengisi daftar buku tamu,
penjaganya memberikan 2 lembar sticker lucu ini
plus majalah CHIC edisi Januari

Acara ini baru dimulai pukul 20.15 WIB, molor 15 menit dari jadwal. Saya bertukar posisi kursi dengan Pak Budi yang malam itu datang ke acara dengan tujuan menikmati puisi-puisi Sapardi yang dia sukai karena dimusikalisasi oleh duet Ari-Reda, sekaligus menyaksikan anaknya tampil sebagai salah satu anggota paduan suara GSN Choir. Acara dibuka dengan penampilan dari Teater Tanah Air, teater ini didirikan sejak 14 September 1988 oleh Jose Rizal Manua yang juga menjadi penanggung jawab acara. Malam itu membawakan karya Sapardi Djoko Damono secara teatrikal yang berjudul “Selamat Pagi Indonesia”. Diawali dengan segerombolan anak-anak berseragam Sekolah Dasar (SD) masuk ke panggung berbaris menyamping. Balutan seragam putih celana/rok merah selutut lengkap dengan dasi topi sepatu dan kaos kaki, sungguh sangat rapih. Dua orang maju, yang lainnya mundur. Kedua gadis cilik itu tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk, yang lain wajahnya terlihat bingung. Lalu mereka kembali membentuk barisan, dengan kompaknya pelan-pelan mulai membacakan bait-bait puisi milik Sapardi. Saya suka ketika mereka menutup teater dengan dua baris terakhir puisi: “selamat pagi Indonesiaku, terasa benar aku tak lain milikmu”. Rasanya langsung tergetar, melihat lakon mereka. Begitu kesan yang didapat ketika menonton pertunjukan teater yang sudah beberapa kali menoreh prestasi di kancah nasional maupun internasional ini. Di tahun 2004, mereka meraih medali emas pada The Asia Pasific Festival of Children Theatre di Toyama, Jepang. Dua tahun kemudian mencetak prestasi lagi dengan memborong penghargaan sebanyak 14 kategori pada 9th World Festival of Children Theatre di Lingen, Jerman. Suatu prestasi yang tidak biasa. Diawal sebelum penampilannya sang MC mengumumkan bahwa mereka sedang berlatih untuk persiapan Festival Teater di Rusia.


Acara selanjutnya diisi dengan Lab.Musik 59 Jakarta, saya sangat suka apa yang mereka sajikan. Sebuah pertunjukan musikalisasi puisi ensemble flute yang dibawakan oleh siswa siswi SDN Pekayon 10 Pagi dan SMPN 179 Kalisari, Jakarta Timur. Beberapa menit kemudian dibacalah kedua puisi Sapardi berjudul “Akulah Si Telinga” dan “Metamorfosis” diiringi alunan musik instrumen yang mereka mainkan. Indah sekali, saya sungguh menghayati.hehe... Konon sejarahnya kelompok ini dulu hanya kegiatan ekstrakurikuler di SMA 59 Jakarta dengan nama Tosmik 59.


Usai penampilan musikalisasi puisi yang disambut dengan tepuk tangan meriah, Cornelia Agatha yang pada malam itu mengenakan gaun merah panjang langsung masuk mengisi acara dengan pembacaan sebuah puisi . Lalu dilanjutkan dengan musikalisasi puisi oleh Ari Malibu memainkan gitar akustik dan Reda Gaudiamo dengan suara merdunya, membawakan tiga puisi karya Sapardi berturut-turut: "Kartu pos bergambar jembatan 'Golden Gate' San Fransisco", "Pada Suatu Pagi Hari", dan "Nocturno". Musikalisasi puisi selanjutnya masih dari kedua duet ini (Ari-Reda) secara mengejutkan diiringi oleh Juwin Kristianto (gitaris) yang memenangi beberapa perlombaan gitar akustik. Jadilah musikalisasi dua puisi Sapardi berjudul "Hujan Bulan Juni" dan "Gadis Kecil" semakin layak dinikmati dengan iringan musik akustik mereka.


Setelah menikmati musikalisasi puisi dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Ine Febriyanti, seorang artis muda yang hobi olah raga dan menggemari dunia teater. Malam itu dengan perutnya yang sedang hamil tua mengenakan baju hamil hitam dengan selendang kuning dipadu celana blue jeans, dia membawakan puisi Sapardi yang berjudul "Pada Suatu Hari Nanti" dan "Kau Boleh". Acara lalu dilanjutkan dengan penampilan paduan suara persembahan Gita Swara Nassa Choir (Sekolah Nasional I, Pondok Gede) yang membawakan tiga lagu.


Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh A.G.S Arya Dipayana (dua puisi: "Dongeng Kucing" dan "Pertanyaan Kerikil Goblok"), lalu oleh Jose Rizal Manua yang pada malam itu mengenakan baju kemeja hijau dipadu dengan celana hitam lebar dan blankon di kepalanya membacakan puisi Sapardi yang menggelitik berjudul Iklan dan Tuan. Puncak acara akhirnya majulah ke depan panggung Sapardi Djoko Damono mengenakan kaos hitam dipadu stelan blazer abu-abu muda, sepatu putih dan topi baret hitam. Dia membacakan "Hujan Dalam Komposisi". Sejak awal ingin memasuki panggung juga ketika mengakhiri pembacaan sebuah puisi tepuk tangan bergemuruh di seisi ruangan Graha Bhakti Budaya.


Jam menunjukkan pukul 21.30, saya sudah mulai khawatir akan pulang terlalu larut dan cemas akan dikhawatirkan Ibu dirumah secara telepon genggam saya sejak permulaan acara mati karena lowbat. Hingga pukul 22.00 WIB saya memutuskan untuk pulang, setelah menyaksikan teater persembahan Teater Tetas dan musikalisasi puisi [lagi] oleh duet Ari-Reda dengan judul "Ketika Berhenti Disini". Akhir yang indah, meskipun tak sempat menyaksikan pembacaan puisi "Aku Ingin" yang kutipannya saya tulis di awal tulisan ini.


Ps: maaf, hanya kedua foto ini yang sempat dijadikan oleh-oleh.


18 February, 2008

Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif



Judul : Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif
Penulis : Theodorus M. Tuanakotta
Penerbit: Lembaga Penerbitan FE-UI
Tebal : 609 halaman




Pasca krisis keuangan yang melanda Asia tahun 1997, tak terkecuali di Indonesia adalah cikal bakal lahirnya profesi baru di bidang Akuntansi dan Keuangan, yaitu Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Praktik profesi yang memadukan antara bidang akuntansi, audit, dan hukum ini bukanlah hal yang baru. Berangkat dari upaya global memerangi korupsi. Tahun 1977 Congress Amerika Serikat mengundangkan Foreign Corrupt Practices Act. Ini diikuti dengan langkah serupa oleh negara-egara OECD. PBB memprakarsai U.N. Convention Against Corruption (Bab 27). World Bank menerbitkan buku Combanting Corruption in Indonesia : Enhancing Accountantbility for Development. Asian Development Bank bersama OECD memprakarsai Anti-Corruption Intiative for Asia Pacific; yang juga meliputi ekstradisi dan bantuan hukum antar negara. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif bersinggungan dan memanfaatkan disiplin ilmu-ilmu lain.

Didasarkan oleh dorongan situasi dan kondisi, juga kebutuhan yang tinggi semakin marak berbagai jenis fraud yang muncul terutama white-collar crime dan corporate crime, maka sudah menjadi kewajiban dikembangkannya bidang ini baik secara teoritis (konsep) maupun praksis (praktik). Di sektor swasta yang mendorong pengembangan bidang ini secara global adalah mencuatnya kasus Enron yang menghasilkan UU di Amerika Serikat (Sarbanes-Oxley Act 2002). Sedangkan di Indonesia sendiri, pengembangan bidang ini didorong oleh kasus BLBI dan upaya penyehatan perbankan di saat krisis, juga Due Dilligence di sektor perbankan baik swasta maupun BUMN dan Bank-Bank Pembangunan Daerah. Sedangkan pada sektor publik, bidang ini dicetuskan sebagai upaya untuk memerangi korupsi untuk mencapai tujuan Good Corporate Governance. Teknologi Informasi (TI) yang berkembang juga sangat berpengaruh membuka peluang kejahatan para kleptokrasi. Pada sudut pandang pajak cukup banyak kasus dalam praktek korporasi baik nasional maupun global yang melakukan trik-trik tipuan rekayasa laba dengan cara-cara yang tampak sepertinya etis untuk tujuan kompensasi manajemen, kontrak utang, dan menghindari pajak atau biaya-biaya politik. Biasanya, aparat pajak atau auditor independen tidak dapat berbuat banyak menghadapi trik-trik seperti ini.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat diambil benang merah bahwa titik berat Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif adalah upaya untuk penegakan supremasi hukum terkait fraud yang muncul dengan metode forensik dan investigasi.

Di Indonesia sendiri hanya buku milik Theodorus Tuanakotta yang membahas Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, dari buku ini pembaca dapat memahami hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah forensik audit itu sendiri?,

2. Mengapa forensik audit?,

3. Apa dan bagaimana ruang lingkup, atribut, standar, dan kode etik forensik audit?,

4. Apakah sama standar dan kode etik standar audit atau standar profesi akuntan publik dengan standar dan kode etik forensik audit?,

5. Apa dan bagaimana perkembangan fraud, white-collar crime, corporate crime di kaitkan dengan hukum yang mengatur di Indonesia?,

6. Apa dan bagaimana hubungan dan pengaruh forensik audit ditinjau dari sudut pandang hukum, bisnis, akuntansi dan pajak?,

7. Bagaimana teknik, audit program dan cara pemikiran audit forensik bagi para investigator ditinjau dari sudut pandang hukum, bisnis, akuntansi dan pajak?

8. Hubungan AFAI dengan bidang-bidang lain mencakup kriminologi, psikologi, viktimologi, dsb.


Ada yang tertarik mau membacanya???

ps: review dibuat stelah dpt tugas dr boss utk bikin TOR seminar ttg AFAI ini, serius mode on :D

15 February, 2008

tak berjodoh

sore ini sepulang kerja saya dan deen janjian untuk bertemu di Grand Indonesia, saya mendapatkan voucher nonton gratis di Blitz Megaplex yang batas pemakaiannya besok (16 Februari). vouchernya ada dua, dan memang sudah diniatkan untuk pergi bersama adikku yang satu itu. tepat pukul 5 keluarlah saya dari kantor menuju halte busway pasar rumput, berjalan kaki sekitar 10 menit. sekitar 5 menit menunggu busway, hingga akhirnya bertemu Tatang seorang OB kantor yang akan pulang menuju Kota. dia sempat bertanya: "mba sultra kok tumben naik busway?bukannya naik angkot 3 kali ke rumah?", lalu saya menjawab: "ada janji, mau ke bunderan HI". lalu datanglah si busway, sesampai transit di Dukuh Atas saya berpisah dengan Pak Tatang yang ngantri. Saya berdesak-desakan untuk naik ke atas menuju halte busway yang ke arah Blok M dan sekitarnya. Hujan semakin deras, pada saat di jembatan penyeberangan busway yang jaraknya cukup jauh. Jilbab saya basah ketika harus melewati jembatan yang tak beratap [entah kemana lempengan-lempengan besi pelindung itu].


jam menunjukkan hampir pukul setengah enam, pikirku sekitar 15 menit lagi saya akan sampai. ternyata meleset 5 menit, lalu turunlah saya di halte busway Bundaran HI. Berjalan kaki lagi menuju Grand Indonesia ditemani gerimis, lumayan lah cocok jadi bintang iklan Anlene atau duta anti osteoporosis. Tibalah saya di depan gerbang Grand Indonesia yang masih bertemakan Tahun Baru China dengan nuansa merahnya. Masuk ke dalam seperti biasa, pak satpam memeriksa . Duduklah saya di kursi kayu yang ditempatkan persis di depan pintu masuk. Mata say mulai mencari-cari sosok deen, saya masih ingat dengan jilbab biru muda dan rok hitamnya. Jadi itu yang saya jadikan patokan mencarinya, pikir-pikir yang berjilbab di sekitar pandangan mata tak ada. Hanya saya sendiri, di sebelah seorang ibu memakai kemeja merah bata yang juga duduk dengan memainkan telepon genggam.

tak lama kemudian saya memutuskan menelpon k' rara, menanyakan mengenai janjian pertemuan pesta blogger di Grand Indonesia dulu dimana. Saya ingat sewaktu chat tadi siang deen sempat bilang di tempatnya pesta blogger dulu kumpul. K' rara bilang di Starbucks atau Blitz megaplex, lalu saya meyakinkan apakah bukan Starbucks yang di Plaza Indonesia. Ternyata Starbucks nya berada tepat di sebelah kanan, berjalan kira-kira 15-20 meter. sepertinya sudah adzan maghrib, karena sudah jam enam lewat dua puluh. Untuk lebih meyakinkan lagi pergilah saya ke lantai 8 menuju Blitz Megaplex. Mencari-cari sekitar 15 menit, tak lama sebuah deringan telepon menyambut. Seorang teman di Makassar menelpon lalu ngajak ngobrol, dengan perasaan tak enak saya meminta maaf untuk menghentikan dulu pembicaraan. Saya bilang saya sedang janjian dengan seseorang dan lagi berkeliling mencari-cari orang itu. Akhirnya teman itu mengerti, katanya nanti malam ingin menelpon kembali.

Dalam hati saya terus bergumam "deen, kamu dimana?", tak lama kemudian saya berinisiatif dulu mencari tempat sholat. Terus terang saya orang yang benar-benar tidak bisa menguasai dan mengingat satu tempat jika baru 2 atau 3 kali, tak cuma itu. Hal ini juga berlaku terkait dengan nama dan orang-orang yang pernah saya temui. Sedihku dengan kebiasaan ini.

Saya mencari satpam dan menanyakan tempat sholat, jam sudah hampir menunjukkan angka 7. selepas magrib, saya pergi sekali lagi ke Blitz. Tapi tak menemukan, sempat melihat seorang perempuan berjilbab sebahu di depan Blitzgamers. Tapi setelah saya dekati bukan, jilbabnya warna pink muda. Akhirnya saya memutuskan turun dan berkeliling sebentar, lalu duduk di kursi kayu di depan Starbucks. Jam setengah 8 saya memutuskan pulang, dan bergumam mungkin kami sedang tidak berjodoh. Di depan Plaza Indonesia saya sempat membeli sebungkus otak-otak untuk dibawa pulang. Menuju halte bundaran HI ke arah Blok M, lalu sempat ke warnet setiba disana [kenapa tidak cari warnet waktu di GI ya?]. Saya cek telepon genggam, ada misscall 3 kali, ada satu pesan. Celakanya saya baru melihatnya :(

percakapan kecil

aku: "aku ingin menulis puisi"

kau: "tulislah!"

aku: "tapi aku enggan membacakannya"

kau: "baca saja, meski perlahan"

lalu kau bertanya: "kau persembahkan untuk siapa?"

kujawab dengan mata berbinar: "untuk Engkau yang setia menyisipkan bahagia di hati setiap makhluk"

Aritmatika usia

Apa yang merisaukanmu ketika matahari gelagapan
Dan rintik setia sejak pertengahan februari

Gerimis mengais tangis di pojok halte bis
Sedang pada persimpangan malam neon-neon muram

Lagi aku membayangkan kau sendirian, di tengah perenungan
Di lain benua yang tak pernah kau datangi, beribu-ribu mil spasi

Sekedar mengingat usiamu menjelang dua puluh tujuh
Sedangkan jumlah angka kelahiranmu enam
Seperti bulan kelahiran si gadis pencinta hujan

Dua dan tujuh jika dijumlahkan sembilan
Katanya itu angka keberuntungan

Satu genap, satu gasal
Semoga saja Dia melipatgandakan rahmat-Nya dengan setia

13 February, 2008

Keluarga Bahagia

[kopdar blogger Makassar, 8 Februari 2008 @ Kedai Pelangi, Sarinah]


Seperti slogan Fanta, berbagi ceriaaa dimana aja /(^_^)\


K' Rara (Bu RT) dan Pak RT, Daeng Riri, Akang Indra


Masih menunggu peserta selanjutnya :)


Lengkap sudah, keluarga bahagia. Foto dulu sebelum pulang, yeah!

Tanggal 12 Februari, saya menerima sms dari Deng Ruslee kalo kakaknya telah berpulang ke Rahmatullah. Innalillahi wa innailaihi raaji'un, semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau dan untuk keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketegaran. amin..


Daeng Ruslee meski sedang harap-harap cemas mengurus sang kakak, masih sempat berkumpul dan tersenyum. Cheers...dan smangatki daeng /(^_^)\

ps: foto dicomot dari k' Rara dan daeng Ruslee