Setiap kamis subuh ada acara khusus yang sangat saya suka, saya lupa pastinya apa nama acara itu, yang kutahu acara itu khusus mengenai pembahasan dua pilar kecerdasan yaitu ESQ (EQ dan SQ). format acaranya menarik, dibuat dalam bentuk training yang saat ini semakin ngetrend terutama yang terkait dengan pengembangan diri. Saya tak mau berpanjang lebar mengenai acara itu, kebetulan dari beberapa kali penayangan ada satu pembahasan yang membuatku ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menarik sekali, sebagai seorang yang ber-Tuhan pasti Anda akan sangat tersinggung, pembahasannya mengenai surat cinta dari ALLAH. Kebetulan saya seorang muslim jadi yang dimaksud ditayangan itu adalah Al Qur’an. Begitu mengharukan dan meluapkan hati, saya seakan dibimbing ke puncak kesadaran tertinggi sebagai makhluk-Nya. Kita mungkin sebagai seorang yang beragama sudah cukup membaca kitab suci hanya sekedar untuk mendapatkan pahala atau mungkin juga hanya sekedar menggugurkan kewajiban sebagai makhluk ber-Tuhan, mungkin juga dengan membacanaya berharap dapat menenangkan hati untuk sementara dan mungkin saja untuk melupakan masalah, atau yang lebih parahnya lagi untuk menyombongkan diri biar bisa disebut alim atau apalah...Naudzubillah!Pernah tidak kita berpikir sejenak untuk apa kita membaca kitab suci itu? Sadar atau tidak apakah kita termasuk orang yang skriptualis atau taklid, mengabaikan konteks dan menafsirkan bahwa itu adalah kitab suci yang harus dijaga dan dibaca untuk masuk syurga. Saya juga terkadang berpikir, apakah kebanyakan ulama itu tak bisa lebih sedikit ilmiah menafsirkan Al Qur’an bukan sekedar menghapal secara turun temurun, padahal dalam firman-Nya surat Ar Rahman : 33 ditafsirkan bahwa manusia tak akan sanggup menembus penjuru langit dan bumi jika tidak dengan kekuatan. Maksud dari kekuatan disitu adalah ilmu, dan ALLAH sangat meninggikan derajat orang yang berilmu karena diharapkan dengan ilmunya itu manusia dapat memecahkan segala permasalahan yang ada dan mengungkap kebenaran. Saya sangat yakin Al Qur’an itu bukan hanya sekedar tulisan Arab yang untuk dibaca dan dihapal, jarang sekali untuk dimaknai dan diteliti lebih dalam konteks yang ada dalam tiap ayat. Al Qur’an pun dijamin kemurniannya dan sesuai sepanjang zaman untuk dipelajari manusia, hanya saja belum banyak yang menggali lebih dalam kenaran-kebenaran yang dituangkan.Saya pun merasa masih termasuk manusia yang sekedar skriptualis atau bisa juga dibilang pragmatis, tapi untungnya tidak taklid. 5-10 lembar ayat cinta-Nya yang saya baca setiap hari takkan pernah cukup dan sebanding dengan nikmat yang Dia berikan. Itupun saya hanya membaca dan melafadzkannya, sangat jarang membaca artinya dan mengikat maknanya, apalagi untuk mengaplikasikannya yang terasa sulit jika kita memang merasa keberatan melakukannya. Hati saya tersentak, ketika pada akhir acara disinggung kita belum bisa menyempatkan diri dengan waktu yang kita miliki untuk sekedar memaknai beberapa ayat cinta-Nya. Kita tak pernah sadar, untuk mengenal Tuhan bukan hanya sekedar menjalankan ritual semata. Bahkan ada sebagian dari kita berusaha mengenal Tuhan-Nya dari buku-buku yang sebenarnya belum tentu kebenarannya, buku-buku yang masih diciptakan manusia itu sendiri dan tak jarang membuat manusia tak percaya Tuhan. Jika kita baca salah satu buku yang mengulas Al Qur’an dari perspektif ilmiah pasti kita akan sangat terkagum dan seakan tak percaya bahwa masih ada manusia yang mampu memaknai bahasa Tuhan. Saya sarankan Anda untuk membaca dua karya terlarisnya Dr.M.Quraish Shihab yang berjudul : “Membumikan Al Qur’an” dan “Mukjizat Al Qur’an” atau lebih bagus lagi kalau Anda juga membaca karyanya yang lain “Wawasan Al Qur’an”. Satu karya terakhirnya saya belum membacanya dan memilikinya. Namun, dua karyanya yang saya sebutkan tadi cukup menggugah nalar dan hati Anda untuk lebih menyadari betapa penting dan berartinya surat cinta dari ALLAH itu sebagai petunjuk bagi manusia. Bukan sekedar pahala yang didapatkan ketika kita membacanya, ataupun ketenangan batin. Saya tidak akan memaparkan secara detil apa saja yang saya dapatkan setelah membaca kedua buku itu, intinya pandangan saya yang terlalu menganggap Al Qur’an sederhana (karena hanya saya baca, hapalkan dan kurang memaknai) dan melihat dari fungsinya yang dapat menenangkan hati ini, berubah. Ya! Berubah, mudah-mudahan kita masih bisa meluangkan waktu untuk mempelajari surat cinta dari ALLAH itu. Sebab, seperti yang dikatakan Abdullah Darraz : apabila Anda membaca Al Qur’an, maknanya akan jelas dihadapan Anda. Tetapi apabila Anda membacanya sekali lagi, Anda akan menemukan pula makna-makna lain yang berbeda dengan makna sebelumnya. Demikian seterusnya, sampai-sampai Anda dapat menemukan kata atau kalimat yang mempunyai arti yang bermacam-macam, yang semuanya benar atau mungkin benar. Ayat-ayat Al Qur’an bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya. Dan tidak mustahil, bila Anda mempersilahkan orang lain untuk memandangnya, ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang Anda lihat. Wallahhualam bissowab…
No comments:
Post a Comment
jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^