15 September, 2007

40 hari setelah sepeninggalanmu

kemarin adalah genap 40 hari selepas kematianmu, sehari setelah kakak pergi aku semakin rajin membuat catatan tentangnya meski hanya dalam ingatan dan sangat jarang kutuliskan. entah, aku ini seorang yang sangat pelupa, tapi penyakitku yang satu itu tidak berlaku kalau mengenai orang-orang yang benar-benar kukasihi, orang-orang terdekat yang selama ini datang dan pergi tanpa pamrih menyulam kasih.

catatan-catatan:

hari pertama, kedua, ketiga, dan ketujuh
bendera putih kecil ditancapkan, menandakan di rumah tersebut sedang berselimut duka. sedangkan menurutku bukan itu, ini menandakan manusia kembali ke awal ketika dia lahir masih dalam keadaan putih, diiringi tangis, dan belajar dari apapun disekelilingnya. ketika lahir manusia belajar dan dalam kematiannya manusia yang lain belajar, jadi aku selalu mengambil kesimpulan dalam hidupnya manusia semestinya harus belajar. orang-orang berdatangan membawa ucapan dan raut empati, menunjukkan betapa kehilangan dan ketidakyakinan akan maut yang merenggut. lalu aku hanya bisa menanggapi dalam pikiranku sendiri, mengapa tidak yakin dengan kepastian akan kematian?. ada lagi satu pertanyaanku, kenapa ada selamatan tertentu untuk beberapa hitungan hari pasca kematian seseorang?cuma satu hikmah yang aku tangkap dari hal ini : menumbuhkan silaturahmi antara sesama, apalagi di kota besar yang aku diami saat ini, individualisme sudah menempati posisi teratas.namun pada hari kematian seseorang para kerabat, tetangga, sahabat, dan tak jarang orang-orang yang tak pernah kita lihat sebelumnya muncul dengan berbagai upaya untuk menegarkan jiwa keluarga yang ditinggalkan.

hari kedelapan
kak, rasanya baru kemarin nini bercerita tentang hal-hal yang lucu semasa kecil dulu, tentang lagu-lagu yang sering kita nyanyikan dimana kakak yang memainkan gitarnya, lalu ibu menegur karena lagu-lagu itu sangat asing di telinganya. terakhir sebelum kakak kembali dirawat pernah menanyakan apakah aku sudah menerima salah satu dari beberapa tawaran kerja yang telah berhasil kulewati tesnya. dan kakak selalu bingung dengan segala kebingunganku, dengan segala pertimbanganku.

hari ke empatpuluh
kak, tadi malam aku memimpikanmu datang ke rumah dengan wajah berseri seperti sekedar ingin mengatakan bahwa kau tak dilanda sepi juga baik-baik saja.aku senang jika memang begitu, beberapa hari ini Ramadhan akan tiba. Meskipun kau tak sempat menikmatinya, kukirimkan saja sebagian berkah dan suasananya lewat Al Fatihah dan doa.

"kak, semoga kami yang masih hidup di dunia dapat menghargai dan memaknai hidup itu sendiri serta yakin bahwa ada kehidupan kekal disana yang akan kami tuju"

(Jkt, 09 Sept 2007)

No comments:

Post a Comment

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^