05 September, 2007

sekolah kehidupan

Saya belajar,

Dari ibu yang tak jenuh bangun pagi menyiapkan sarapan untukku, meski tadi malam tidurnya tak cukup.


Saya belajar,

Dari kurcaci-kurcaci kecilku yang tak henti-hentinya bertanya, mengajak bermain bersama, juga bermanja-manja ria.

Saya belajar,

Dari tetangga yang pagi-pagi sibuk berbenah, bergegas menyiapkan kelengkapan sekolah dan mengantarkan anaknya


Saya belajar,

Dari penjual kue keliling yang tak henti-hentinya berteriak lantang menawarkan dagangannya agar para pemilik rumah mengetahui dan membeli.


Saya belajar,

Dari kondektur angkot yang sepanjang hari berhelat dengan debu dan asap untuk mencari penumpang agar mendapatkan rizki memenuhi hidup anak istri


Saya belajar,

Dari tukang sampah yang memulai pagi dengan mengayuh sapu lidi, mengangkut sampah dan mendorong gerobaknya dari jalan ke jalan, dari rumah ke rumah tanpa harus mengeluh lelah


Saya belajar,

Dari seorang perempuan pekerja yang sedang hamil, pagi-pagi sekali bersama penumpang lainnya telah sabar menunggu bis kota, lalu berlarian menaikinya agar tiba di tempat kerja tepat waktu tanpa harus dikurangi jatah makan.


Saya belajar,

Dari anak-anak sekolah yang mungkin saja ketika bangun masih bermalas-malasan, tapi bangkit dengan mengumpulkan kekuatan untuk belajar dan bermain, akan ditemukan banyak hal diluar sana, pikirnya.


Saya belajar,

Dari seniman jalanan yang nyanyiannya menemani pagiku dengan chart lagu-lagu, dari kangen band sampai album baru peterpan, ada genre religi hingga pop alternatif.


Saya belajar,
Dari manusia-manusia beramplop yang tak henti-hentinya menyuruh orang untuk lebih dermawan, dari anak-anak jalanan hingga peminta sumbangan.


Setiap orang, setiap tempat, setiap waktu, dan setiap kejadian adalah pelajaran

pelajaran paling berharga, pelajaran paling bermakna, pelajaran kehidupan

ada semangat, ada keteguhan, ada kesabaran, ada kesyukuran, ada kegigihan, ada kerja keras, ada kesetiaan, ada kasih sayang, ada pengorbanan, ada tanggung jawab, ada kemurahan hati, dan ada beragam kebaikan lainnya (kalau dihitung-hitung, banyak!)

inilah sekolah kehidupan

mengajarkan manusia dengan harga murah (tanpa SPP, uang bangunan, dan biaya lain-lainnya) untuk selalu berusaha berpikir dan bersikap bijaksana


Hey!!! lalu kenapa kamu harus lobet sultra?

Fight!!! Fight!!! Fight!!! Cheers... /(^_^)\



1 comment:

  1. Karena di setiap sekeliling kita slalu ada hikmah yg disematkan oleh manusia2 bersahaja, mereka tidak mengerti dengan apa itu definisi pengabdian, apa itu demokrasi, apa itu politik, apa itu pendidikan, mereka peduli bagaimana keluar dari lingkar masalah dan bersiap2 masuk ke lingkar masalah yg baru..

    Belajar dari guru bersahaja, guru yg penuh inspirasi..(.^_^._

    ReplyDelete

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^