18 May, 2005

Tanda baca

Koma (,)
Tanya (?)
Seru (!)
Kutip (“)
Spasi ( )
Bukan sekedar tanda baca bagiku
Yang hingga saat ini masih mempertahankanmu
Maaf!
Tak ada titik (.) dalam hatiku
Untuk tetap mengagumimu

Biru

padamu kutemukan kedamaian
yang tak pernah lekang akan kesunyian
meskipun sepi dalam ketinggian
namun berkesan pada setiap insan

Sebuah cerita

Seorang dari negeri senja datang menyapa
Dengan peluh menenteng luka
Berharap menuai asa
Menyusup ke dalam jiwa
Jiwa gadis pencinta yang terperangkap pada sebuah nama

Pada sebuah nama

Pada sebuah nama
kulabuhkan hati
kutelusuri diri
kutapaki dunia
kugapai syurga
kurajut asa
kutuang rasa

ya…
hanya pada sebuah nama
kutemui pribadi yang langka

(4 someone who bright up my day,
thanks u/ tawaran muliamu itu /(^_^)\)

17 May, 2005

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu…

“ Sebagian besar dari perkembangan mental kita dan disiplin ilmu kita berasal dari pendidikan formal, tapi segera sesudah kita meninggalkan disiplin eksternal sekolah/kuliah banyak dari kita membiarkan pertumbuhan otak terhenti.
Kita tak lagi membaca secara serius,
kita tak menjajaki subjek baru secara mendalam diluar bidang tindakan kita,
kita tidak berpikir secara analitis, tidak menulis – sedikitnya tidak kritis atau tidak dengan cara yang menguji kemampuan kita berekspresi”
(take from : Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza)
Image hosted by Photobucket.com
So…membaca ‘n menulis itu adalah kegiatan yang seharusnya tak terpisahkan,
Adakah peradaban yang dibentuk tanpa dua kegiatan tersebut???
Ayo!!! Jangan terus menerus jadi masyarakat ‘oral’ donk! (soel’s)
(ini warning jg buat saya yg msh kurang frekuensi membacanya,hehe...)

16 May, 2005

My beloved sister

Image hosted by Photobucket.com Umurnya hanya berselang tiga tahun lebih muda dariku, tingginya pun tak jauh beda dengan tinggi badanku. Dia adik perempuanku yang dipanggil Nunu. Kami berdua sering dikira kembar, padahal menurutku tidak. Sedari kecil selalu bersama-sama, jika aku yang pergi dia pasti selalu ingin ikut. Begitu juga sebaliknya, jadi ayah tak pernah bisa mengajak seorang dari kami, pasti keduanya ikut. Sama halnya juga dengan masalah pakaian, sepatu, dan semua mainan yang dibelikan oleh ibu untuk kami berdua selalu sama dan karena hal itu aku sering merasa risih juga jengkel. Aku tidak suka sekali sewaktu kecil adikku ini selalu merengek minta sesuatu yang sama dengan milikku, belum lagi ibu selalu berusaha menyamakan segala hal bagi kami. Sungguh tidak nyaman bagiku, kadang aku kesal dan marah-marah dengan Nunu. Jika orang-orang menegurnya dan mengatakan dia kembar denganku, dengan bangga dia akan bercerita pada orang rumah. Lain halnya denganku yang selalu menunjukkan respon yang cuek dan cenderung tak suka. Entah kenapa dia tetap saja selalu baik dan merasa bangga memiliki kakak perempuan sepertiku, sedari kecil jika aku ngambek dan kesal padanya, ia selalu punya jurus untuk meluluhkanku dengan gayanya yang manja dan periang. Lucu juga sih, ada saat dimana aku benar-benar bisa dibuatnya terharu dan merasa bersalah atas perlakuanku padanya.

Saat ini aku sangat merindukan kehadirannya, aku tidak tahu mengapa akhir-akhir ini dia tak pernah menelponku. Bahkan beberapa kali kulayangkan sms untuknya dia tak pernah membalas, padahal bunyi sms-nya bukan nada menagih hutangnya padaku, hehehe… jika ibu menelpon dari Jakarta, pasti dia sedang tidak di rumah. Semenjak aku kuliah di Makassar, dia memutuskan untuk tinggal dengan kakak perempuanku. Katanya dia selalu kesepian jika harus tinggal bersama ibu, sebab ibu masih saja pergi dengan urusannya yang sekian banyak. Lagipula dia memutuskan tinggal bersama kakakku, karena semenjak aku di Makassar tak ada lagi saudara perempuannya yang dijadikan tempat untuk bergelayut manja. Dia tidak pernah bisa dekat dengan ke-empat saudara laki-laki kami, apalagi adik laki-lakiku yang bungsu, selalu menjadi musuh baginya. Aku benar-benar sangat menyayangi dia, mungkin ini sudah menjadi balasan untukku karena sewaktu liburan kemarin,aku pulang ke Jakarta dan sempat berkelahi hebat dengannya (biasa, kalau anak perempuan cenderung adu mulut alias saling mengejek). Aku berpikir mungkin saja dia masih mengenang kejadian itu, yang setelah kuingat-ingat kata-kataku benar-benar sangat menyakitkan. Aku juga heran mengapa pada waktu itu terbawa emosi dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Kok! Aku jadi nggak dewasa gitu yah?!?. Padahal dia memang seperti itu, nadanya selalu berkesan mengejek. Apalagi semenjak aku memanjangkan jilbabku, ada saja bahan ejekannya untukku yang juga diiringi oleh sepupu-sepupuku.

Ah…sudahlah, mengingatnya selalu membuatku ingin tersenyum sendiri. Tapi akhir-akhir ini dia benar-benar sudah membuatku sedih, merasa amat sangat kehilangan. Nunu, kok lo nggak pernah nelpon sih?!? I miss u my beloved sis!!!

De…,do you still remember your last hugs for me when I went back to Makassar? In the night before I go to the airport, we are in one bed. You ‘n kak tuti hugs ‘n sway me when I feel sleepy. Actually at that night my tears drop slowly. I love you so much my sis…

15 May, 2005

Faithful

Don’t walk in front of me
Cos I will not go along with u

Don’t walk behind me
Cos I will not being good commander

Don’t walk far away from me
Cos I will miss and remember u

Don’t walk near with me
Cos I’m afraid of speechless
And maybe we can make somethin’ wrong

Just walk besides me
When u getting me as a woman who fill ur life

Just walk near with me
When we seeing the happinest ‘n sadness of ours

And I just can walk behind u when u being my man
Being good commander to go along together
We reach the blessings

(for whom it may concern)

14 May, 2005

friends i miss u all...i feel mellow now

Image hosted by Photobucket.com
When we met light was shed
Thoughts free flow u said u’ve got something
Deep inside of u
These secret garden beams changed my life so it seems
Fall breeze blows outside I don’t bring stride
My thought are warm and they go
Deep inside of u
I’ve never felt alone
Till I met u
I’m alright on my own
Till I met u
And I don’t know what to do if I just knew what’s coming
I would change myself if I could
I’d walk with my own people if I could find them
And I would say that I’m sorry to u
I’m sorry to u but I don’t want to call u
But then I want to call u cos I don’t want to crush u
But I feel like crushing u ‘n it’s true
I took for granted u were with me

Ps : tiba-tiba lagi suka potongan lagu ini
Feel so close to me now.
Hayyo…tebak2an siapa yg tau ini lagu?

Something’s gone u withdraw and I’m not strong like before
I was deep inside of u
I can go nowhere I burn candles ‘n stare at a ghost
Deep inside of u
And some great need in me, starts to bled
I’ve lost myself there’s nothing left, it’s all gone
Deep inside of u

Ps : duh…lagi mellow aja nih…
Cmon learn how 2 control ur heart ‘n control ur mind!
Learn 2 understanding people ‘n saw d problems comprehensively

one

U may have
Someone in ur mind
Someone in ur heart
Someone in ur dream
Someone in ur life
But…
Surely!!!
I’m ur someone
When u have no one

maafkan saya ya...

Maaf…
Kata yang sulit untuk diungkap
Butuh keberanian besar untuk dinyatakan
Karena aku manusia, salah tak pernah luput
Dosa tak pernah lekang seiring bertambahnya usia
Maka,
Maafkan aku atas segala kesalahan dan kekhilafan
Dan aku yakin ketenangan diri sesama didapat
Ketika kau mau memaafkanku
Kita manusia bukan?
Milik sang Maha Pemaaf

Terimakasih tlah mengajarkanku banyak hal
Dan sepertinya aku kan kehilangan seorang teman lagi

(u yg pernah merasa kesal dan marah denganku)

13 May, 2005

stand here with me

U always reached out to me and helped me believe
All those memories we share I will cherish every one of them
The truth of it is there’s a right way to live
And u showed me
So now u live on in the words of a song
Ur a melody
U stand here with me now
Just when fear blinded me
U thaught me to dream
In this life that I live
I hope I can give love unselfishly
I’ve learned the world is bigger than me
Ur my daily dose of reality

(i like this song so much!!! hayyoo..tau lagunya siapa?)

12 May, 2005

lelaki hanya dalam mimpi

sulit diketahui...
sulit dipahami...
sulit dimengerti...
namun selalu memberi inspirasi!
setidaknya dia tetap lelakiku dalam mimpi

09 May, 2005

White flag

Aku ingin berhenti berpura-pura…sebab,
Ada saat tertentu ketika aku tak merasa kuat,
Ketika aku tak merasa bijaksana

Ada saat tertentu ketika aku tak merasa dewasa,
Ketika aku tak merasa dirimu benarbenar ada

Ada saat tertentu ketika aku tak merasa cinta
Ketika aku tak merasa dirimu pun sebenarnya merasakan
hal yang sama

Meskipun lebih banyak saat tertentu ketika aku suka
Ketika kau selalu terlihat tenggelam dalam kepurapuraan
ingin mendengarkanku bercerita bahkan bersua
dan pada akhirnya kita pun terpisah
bersama membawa kepingan memori
bahagia maupun luka

08 May, 2005

Seorang lelaki di usianya yang ke duapuluh lima

Aneh mungkin kedengarannya judul tulisanku diatas, tapi tulisan ini memang khusus kuberikan untuk seseorang yang tetap baik denganku hingga tiba pada umurnya yang seperempat abad ini. Apa iya manusia selalu berpikir dan mengingat berjalannya umur mereka? Kadang menurutku orang tak pernah menyadari umurnya sudah menginjak keberapa, mungkin juga tak mengingat apa saja yang telah dilalui, biasa saja gitu! Aku tak tahu apa dia hari ini sedang merayakan umurnya yang semakin bertambah nominalnya itu? Mungkin dengan mentraktir teman-temannya makan (kalo itu boleh dong kecipratan,hehehe…), mungkin juga berkumpul bersama keluarga (wah! Asiknya,hikz…hikz…mau juga), atau…mengkhayal candle light dinner sama gadis impiannya (deuuhh…romantisnya!hahaha…), atau kemungkinan terakhir dia diam dalam sebuah ruangan kecil (mudah-mudahan bukan WC!) terus berkontemplasi (ciiieeeh…), introspeksi diri (sok tua ah!), bikin rencana ke depan (tentunya dengan penuh harapan ‘n cita-cita yang tinggi), at last tetap SEMANGAAAT!!! (pasti nggak lupa berdoa supaya lancar-lancar aja..). itu mungkin yang akan dia lakukan. Lain halnya lagi orang-orang disekitarnya, aku yakin dia akan mendapat banyak kiriman ucapan, meskipun waktu dilahirkan sampai sekarang nggak pernah mau jadi selebritis. Entah itu yang bilang seperti ini : “eh..congrats yah yang ke 25, mudah-mudahan begini begitu dan sebagainya”, atau juga yang tanpa basa basi bercanda sekalian iseng-iseng berhadiah “slamet yah, mana traktirannya nih?”, atau ucapan yang bisa bikin sedikit down meskipun disampaikan dengan canda “duh…selamet yah, kapan nih undangannya?siapa yah cewek yang beruntung itu?”(wah…wah…meskipun buntutnya biking ge-er tapi kalimat tengahnya itu loh simple tapi dalem, jangan marah ya…). Pokoknya ucapannya begitulah nggak jauh-jauh dari yang bagus-bagus (namanya juga doa), doa memang cuma hal yang sederhana tapi kita tak pernah tahu seberapa besar pengaruhnya pada diri kita. Aku mau cerita sedikit nih…tetap dibaca yah!

# Ada sebuah kisah dua orang yang bersahabat, keduanya sama-sama terdampar di sebuah pulau terpencil. Masing-masing membuat tempatnya sendiri untuk tidur, kedua sahabat itu orang yang sama-sama memiliki keyakinan tersendiri tentang doa. Taruhlah kita sebut si A, dia selalu berdoa mengharapkan banyak hal dan itu selalu dia ulangi. Si A meminta makanan yang cukup untuk hidup di pulau itu, tak lama kemudian dia mendapatkannya. Lalu dia minta dipertemukan seorang perempuan untuk dijadikannya pasangan hidup disana, tak lama pun terpenuhi. Mendapatkan pasangan hidup yang tentu saja sesuai dengan yang dia inginkan. Akhirnya dia meminta untuk yang terakhir kalinya agar kembali ke tempat asalnya dengan membawa apa yang dia sudah dapatkan. Tak lama sebuah sampan terdampar di pulau itu, diapun sangat kegirangan begitupun istrinya. Tapi sayangnya perahu itu hanya bisa menampung dua orang, hanya dia dan istrinya. Bagaimana dengan sahabatnya, si B? Si B selalu dianggap si A tidak beruntung, Si A selalu bersyukur Tuhan selalu mendengar doanya dan menurutnya doa Si B hanya sia-sia karena kurang amalannya bahkan Si A berprasangka sahabatnya mungkin kebanyakan dosa (naudzubillah!). Akhirnya Si A pergi dengan membawa kebahagiaan, dia meninggalkan sahabatnya. Istrinya pun bertanya “mengapa kau tinggalkan sahabatmu?bukankah dia selalu berbuat baik padamu”, dengan santainya dia bilang “loh...lihat saja dia itu tak seberuntung aku, doaku selalu dikabulkan, doanya mungkin tak makbul”. Si perempuan berucap dengan nada bingung “bukankah kita tak tahu apa saja doa yang dia minta?siapa tahu doanya tidak seperti yang kau minta, kenapa kita tidak mendoakan saja supaya doanya terkabul”. Si A pun sempat berpikir mungkin ada benarnya apa yang dikatakan istrinya.

Tahukah dia bahwa sebenarnya setiap doa yang dia minta, setiap harapan yang dia inginkan, setiap permohonannya selalu terpenuhi karena ketulusan Si B yang sangat menyayangi sahabatnya dan selalu tak lupa menyempatkan menyebut nama sahabatnya dalam doanya agar semua yang terbaik untuk sahabatnya itu dipenuhi. Dia juga berdoa untuk dirinya, tapi dia masih menyempatkan sedikit ruang untuk memberi sahabatnya meskipun itu hanya doa. Hanya dengan ketulusan doa akhirnya dia bisa memberi kebahagiaan bagi saudaranya.

Sempatkah kita menyisihkan sedikit sedekah yang amat sederhana kepada orang lain? Ya…tidak perlu materi jika memang tak ada (orang masih mengandalkan kiriman,hehe..), atau mengorbankan waktu kita jika memang tak bisa (tahulah kalo aktivis sibuk,duh!!! ngaku-ngaku..). Tidakkah kita berpikir dengan doa kita sudah bisa membahagiakan orang disekitar kita, sangat sederhana melatih keikhlasan meskipun tak harus disampaikan kepada yang didoakan. Doa pun merupakan salah satu hal yang dapat mempererat hati manusia dalam bingkai kasih sayang jika diucapkan. Buktinya, ketika seorang teman berucap kata-kata yang baik (doa loh…, ex : good luck, sukses ya…) untuk kita pasti kita bukan hanya senang dan semangat dibuatnya, kita pun akan bertambah sayang ( kalau aku sih seperti itu…), menurutku benar apa yang disabdakan Rasulullah : “….ataukah kalian mau aku beri tahu sesuatu hal yang jika kalian lakukan dapat menimbulkan rasa saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian(H.R. Muslim)”. Aku hanya ingat bagian belakangnya saja hadist itu, tapi salam disitu menandakan doa. Semoga kita masih diberi kelapangan hati untuk saling mendoakan sesama, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Semoga kita masih punya keinginan untuk berbagi.

Tulisan ini memang kubuat karena seseorang yang hari ini tepat berusia dua puluh lima, ya…seorang kakak yang mungkin dia masih berpikir belum ada yang dia berikan untukku. Tapi aku sangat menghargainya, aku banyak belajar darinya (meskipun memang dia sudah menjadi dosen, hehe…dosen muda bo!). Memang dia tidak memberikanku sesuatu dalam bentuk materi (tapi dia pernah beberapa kali mentraktirku loh…), tapi lebih dari itu dia sudah memberikan semangat dalam hidup orang-orang disekitarnya termasuk aku (ini bukan gombal pak! Jangan ge-er yah…).

Aku punya doa untuknya, dan mudah-mudahan doa itu selalu terpanjat meskipun frekuensinya lebih banyak ketika usianya bertambah karena banyak juga orang yang selalu menganggap istilah ‘ulang tahun’ adalah saat yang tepat. Tapi bukankah tak ada perayaan dan kata selamat untuk menandakan semakin dekatnya sebuah kematian? (kayak kata-katanya siapa yah?lupa!).

07 May, 2005

banyak jalan menuju perubahan

Kemarin ini aku telat lagi masuk kuliah SIA. Tubuhku terlalu lelah hingga rencana yang sudah diatur harus berantakan. Sebenarnya malam itu juga setelah tidur sejenak aku ingin langsung selesai mengerjakan tugas. Alarm hp ku setting jam 2, begitu juga weker didekatku. Tapi ternyata itu semua tak dapat berfungsi dengan baik untuk membangunkanku, aku lalai lagi untuk qiyamul lail. Tepat jam 5 subuh beberapa menit sebelum adzan aku terbangun dan langsung bergegas menyiapkan tugas yang akan kukerjakan. Ya allah…aku benar benar makhluk-Mu yang sangat lalai, kalau begini terus banyak hal terabaikan. Kesal juga sama diriku!!! Semester ini hanya hari rabu aku sibuk seharian di kampus, itu karena kuliahku pada hari itu tiga sekaligus, mulai jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Aku buru-buru pulang karena mata ini sudah tak tahan untuk memejam dan tubuh ini sudah tak kuat ingin berbaring, kebetulan tadi hanya praktek Komputer Akuntansi, dan aku ijin pulang sebelum jam 3 sore. Sampai di rumah tepat jam 3 sore. Selesai makan aku langsung tidur . aku yakin semua masalah bisa terselesaikan jika pikiran diberi waktu untuk istirahat. Malamnya seorang junior menelpon bertanya tentang nomor telpon salah seorang teman, setelah itu kami bicara banyak tentang himpunan yang kondisinya semakin ruwet saja. Pusing aku! Kasihan sekali adik juniorku itu pikirku. Dia bingung bagaimana mencari solusi atas permasalahan ini. Ya ALLAH lapangkanlah hatinya untuk bisa bersabar dalam menjalani amanahnya. Aku bisa merasakan apa yang dia rasakan, karena pengalaman membuat kita sama-sama merasakan meskipun dalam rentang waktu dan dengan orang-orang yang berbeda. Tak lama setelah itu ketua senatku menelpon, dan dia kelihatannya sangat jengkel dan marah denganku. Ya ALLAH… banyak sekali dosa yang kuperbuat terhadapnya. Mengabaikan amanah karena memang kurasa aku sudah tak mampu. Pusing sendiri kalau memikirkannya. Sebenarnya aku tak pernah merasa nyaman dengan kondisi yang ada sekarang di fakultasku. Gerah aku dibuatnya!!! Ya ALLAH aku mohon lapangkan hati orang-orang yang memegang amanah yang sangat berat untuk membawa perubahan agar dunia lebih baik. Maafkan aku yang selalu mengabaikan-Mu. Setelah dia menelpon dan bebas berkata keras kepadaku lalu menutup telponnya.

Aku langsung berpikir untuk menghubungi sang kakak, aku sms dia untuk menelpon saat itu juga ke telpon kos-anku. Lucu juga sih! Aku yang mau sharing tapi aku malah menyuruhnya untuk menelponku. Ah…sudahlah! toh dia akhirnya menelpon juga, dia tetap menjadi kakak terbaikku. Sewaktu ditelepon aku yang mendominasi pembicaraan, kayaknya sih memang selalu seperti itu. Mungkin sifatku yang cerewet masih belum hilang ditambah lagi masalah yang bertumpuk, membuatku harus berbagi pikiran dengan orang yang tepat. Dengan sabarnya kakak mendengar semua permasalahanku, sampai aku lupa beberapa hal yang sebenarnya tak boleh ditahu orang lain kuceritakan padanya. Mudah-mudahan dia tidak menceritakannya ke sahabatnya yang juga seniorku, terus terang aku kurang suka sifat temannya itu terlalu ikut campur urusan orang dan beberapa sikapnya menurutku begitu kekanak-kanakan. Aku mendiskusikan masalahku yang sudah tak bisa lagi bertahan di senat, bukan karena aku mulai berpikir pragmatis seperti yang diduga beberapa orang termasuk ketua senatku. Tapi memang sedari awal ketika direkrut sebenarnya aku tak pernah menerima untuk menjadi pengurus, namun pak ketua selalu berusaha untuk membuatku menerima jabatan itu.

Terus terang semangatku untuk melakukan perubahan tak pernah surut, hanya saja kali ini sejak awal tahun 2005 aku sudah punya rencana tersendiri akan focus di beberapa organisasi eksternal kampus dan beberapa kegiatan social yang menurutku lebih riil dan jarang ada orang yang peduli dengan kegiatan seperti ini, selain sudah berjanji pada diri sendiri aku juga sudah membuat komitmen untuk aktif disana. Hampir tiga tahun aku aktif di lembaga internal fakultas dan tak sedikit mengabaikan beberapa amanah di beberapa organisasi lain, meskipun aku sendiri berpikir belum ada kesan yang kutinggalkan disana. Animo berlembaga masih saja tetap minim. Aku salut dengan orang-orang yang masih harus bertahan untuk mengurusi lembaga mahasiswa hari ini, berusaha merubah paradigma orang-orang disekitarnya tentang lembaga dan berusaha membuat sejarahnya sendiri. Tapi sekali lagi ada banyak cara untuk melakukan perubahan juga ada banyak hal yang semestinya perlu perubahan, bukan hanya sekedar aktif di lembaga juga bukan hanya mahasiswa yang butuh perubahan. Selalu ada bentuk penindasan dan pembodohan di setiap pelosok negeri ini, kenapa cuma harus sibuk untuk merubah mahasiswa, banyak yang lebih butuh bantuan kita. Jika kita renungi kembali kata-kata bijak “banyak jalan menuju Roma”, setelah menganalisis masalah seharusnya kita berpikir beberapa alternative cara yang kita lakukan untuk sebuah solusi. Solusi untuk mengurangi ketertindasan, kebodohan dan kekerasan di negeri ini. Meskipun mungkin cuma dianggap solusi yang kecil dan belum bisa menyelesaikan masalah itu, aku sangat yakin jalan yang akan kutempuh ini bisa berguna untuk orang lain. Lagipula aku bisa bekerja semampuku dengan hati yang tenang, meskipun ada beberapa hambatan yang menurutku masih bisa diatasi sendiri. Setidaknya kegiatan yang kucoba untuk aktifkan kembali ini, dapat melepas kegelisahanku untuk tetap berbagi dengan mereka yang benar-benar lebih membutuhkanku. Aku yakin dengan niat yang lurus dan tulus, semangat yang tinggi, dan usaha yang maksimal aku bisa membuat perubahan dengan caraku sendiri.
Ciayooo…! Semoga!!!

surat cinta dari ALLAH

Setiap kamis subuh ada acara khusus yang sangat saya suka, saya lupa pastinya apa nama acara itu, yang kutahu acara itu khusus mengenai pembahasan dua pilar kecerdasan yaitu ESQ (EQ dan SQ). format acaranya menarik, dibuat dalam bentuk training yang saat ini semakin ngetrend terutama yang terkait dengan pengembangan diri. Saya tak mau berpanjang lebar mengenai acara itu, kebetulan dari beberapa kali penayangan ada satu pembahasan yang membuatku ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menarik sekali, sebagai seorang yang ber-Tuhan pasti Anda akan sangat tersinggung, pembahasannya mengenai surat cinta dari ALLAH. Kebetulan saya seorang muslim jadi yang dimaksud ditayangan itu adalah Al Qur’an. Begitu mengharukan dan meluapkan hati, saya seakan dibimbing ke puncak kesadaran tertinggi sebagai makhluk-Nya. Kita mungkin sebagai seorang yang beragama sudah cukup membaca kitab suci hanya sekedar untuk mendapatkan pahala atau mungkin juga hanya sekedar menggugurkan kewajiban sebagai makhluk ber-Tuhan, mungkin juga dengan membacanaya berharap dapat menenangkan hati untuk sementara dan mungkin saja untuk melupakan masalah, atau yang lebih parahnya lagi untuk menyombongkan diri biar bisa disebut alim atau apalah...Naudzubillah!Pernah tidak kita berpikir sejenak untuk apa kita membaca kitab suci itu? Sadar atau tidak apakah kita termasuk orang yang skriptualis atau taklid, mengabaikan konteks dan menafsirkan bahwa itu adalah kitab suci yang harus dijaga dan dibaca untuk masuk syurga. Saya juga terkadang berpikir, apakah kebanyakan ulama itu tak bisa lebih sedikit ilmiah menafsirkan Al Qur’an bukan sekedar menghapal secara turun temurun, padahal dalam firman-Nya surat Ar Rahman : 33 ditafsirkan bahwa manusia tak akan sanggup menembus penjuru langit dan bumi jika tidak dengan kekuatan. Maksud dari kekuatan disitu adalah ilmu, dan ALLAH sangat meninggikan derajat orang yang berilmu karena diharapkan dengan ilmunya itu manusia dapat memecahkan segala permasalahan yang ada dan mengungkap kebenaran. Saya sangat yakin Al Qur’an itu bukan hanya sekedar tulisan Arab yang untuk dibaca dan dihapal, jarang sekali untuk dimaknai dan diteliti lebih dalam konteks yang ada dalam tiap ayat. Al Qur’an pun dijamin kemurniannya dan sesuai sepanjang zaman untuk dipelajari manusia, hanya saja belum banyak yang menggali lebih dalam kenaran-kebenaran yang dituangkan.Saya pun merasa masih termasuk manusia yang sekedar skriptualis atau bisa juga dibilang pragmatis, tapi untungnya tidak taklid. 5-10 lembar ayat cinta-Nya yang saya baca setiap hari takkan pernah cukup dan sebanding dengan nikmat yang Dia berikan. Itupun saya hanya membaca dan melafadzkannya, sangat jarang membaca artinya dan mengikat maknanya, apalagi untuk mengaplikasikannya yang terasa sulit jika kita memang merasa keberatan melakukannya. Hati saya tersentak, ketika pada akhir acara disinggung kita belum bisa menyempatkan diri dengan waktu yang kita miliki untuk sekedar memaknai beberapa ayat cinta-Nya. Kita tak pernah sadar, untuk mengenal Tuhan bukan hanya sekedar menjalankan ritual semata. Bahkan ada sebagian dari kita berusaha mengenal Tuhan-Nya dari buku-buku yang sebenarnya belum tentu kebenarannya, buku-buku yang masih diciptakan manusia itu sendiri dan tak jarang membuat manusia tak percaya Tuhan. Jika kita baca salah satu buku yang mengulas Al Qur’an dari perspektif ilmiah pasti kita akan sangat terkagum dan seakan tak percaya bahwa masih ada manusia yang mampu memaknai bahasa Tuhan. Saya sarankan Anda untuk membaca dua karya terlarisnya Dr.M.Quraish Shihab yang berjudul : “Membumikan Al Qur’an” dan “Mukjizat Al Qur’an” atau lebih bagus lagi kalau Anda juga membaca karyanya yang lain “Wawasan Al Qur’an”. Satu karya terakhirnya saya belum membacanya dan memilikinya. Namun, dua karyanya yang saya sebutkan tadi cukup menggugah nalar dan hati Anda untuk lebih menyadari betapa penting dan berartinya surat cinta dari ALLAH itu sebagai petunjuk bagi manusia. Bukan sekedar pahala yang didapatkan ketika kita membacanya, ataupun ketenangan batin. Saya tidak akan memaparkan secara detil apa saja yang saya dapatkan setelah membaca kedua buku itu, intinya pandangan saya yang terlalu menganggap Al Qur’an sederhana (karena hanya saya baca, hapalkan dan kurang memaknai) dan melihat dari fungsinya yang dapat menenangkan hati ini, berubah. Ya! Berubah, mudah-mudahan kita masih bisa meluangkan waktu untuk mempelajari surat cinta dari ALLAH itu. Sebab, seperti yang dikatakan Abdullah Darraz : apabila Anda membaca Al Qur’an, maknanya akan jelas dihadapan Anda. Tetapi apabila Anda membacanya sekali lagi, Anda akan menemukan pula makna-makna lain yang berbeda dengan makna sebelumnya. Demikian seterusnya, sampai-sampai Anda dapat menemukan kata atau kalimat yang mempunyai arti yang bermacam-macam, yang semuanya benar atau mungkin benar. Ayat-ayat Al Qur’an bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya. Dan tidak mustahil, bila Anda mempersilahkan orang lain untuk memandangnya, ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang Anda lihat. Wallahhualam bissowab…

05 May, 2005

Surat cinta dari ALLAH

Aku kesal pada diri ini
Aku lebih sering membaca bukubuku lain
Daripada membaca surat cinta-Mu
Bantu aku menyambut nikmatnya memahami surat cinta-Mu

(jengkel sekali ketika hapalan juz 30 blum kelar,
hikz...hikz...krn frekuensi dosa 'n khilaf tlalu banyak!)

04 May, 2005

Tidakkah manusia itu lucu?
Selama hidup mereka selalu mengeluh dan mengaduh
Tapi begitu hidup ingin menarik diri
Mereka tidak pernah rela…

tahukah kau?

Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan
hingga sesuatu itu tiba di depan mata

Kita tak pernah menyadari ketidaklengkapan
hingga bersua dengan kepingan diri yang tersesat dalam ruang dan waktu

Tidakkah kau menyadari ketidaklengkapanku
hingga akhirnya bertemu denganmu

(untuk orang-orang yg tlah mengisi hidupku)

02 May, 2005

Inspirasi-Mu

Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan
Engkaulah petunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudera
terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama
namun terasa ada

Ajarkan aku,
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi

(apa pantas ini dikatakan puisi?)

Aku malu menjadi mahasiswa Indonesia

Aku malu menjadi mahasiswa Indonesia

yang tak pernah tahu apaapa
yang tak pernah dapat apaapa di ruang kuliah
yang harus berpurapura menghujat sang penguasa
yang akhirnya menjual idealisme ketika berkuasa
yang saling berlomba mengejar IPK untuk sebuah gelar sarjana
yang melakukan kekerasan ketika ospek tiba

pokoknya!!!

aku sangat malu menjadi mahasiswa Indonesia
yang tak pernah dijadikan manusia di sebuah tempat yang bernama
“sekolah”

tidakkah kita malu?
berlombalomba menembus perusahaan swasta
untuk mengumpulkan harta lalu menikah dan hidup bahagia
dan akhirnya tak pernah lagi peka

tidakkah kita malu?
merasa tenangtenang saja
ketika banyak saudaramu yang tertindas dan tersiksa

tidakkah kita malu?
menjadi bagian yang menambah beban keterpurukan bangsa

tidakkah kita malu?
secara sadar atau tidak tlah diinjakinjak lahir bathin dan dijadikan
robotrobot kekuasaan

tidakkah kita malu?
ketika Tuhan datang dengan kasih sayang-Nya
masih mau menyapa di bumi Indonesia

kita tak patut menduga Dia marah
tak ada alasan bagi-Nya untuk menghukum manusia
sebab kitalah penyebabnya
dan kita selalu lupa

bahwa kita cenderung egois dan serakah

(inikah potret mahasiswa Indonesia???
renungan untuk menyambut HARDIKNAS)

01 May, 2005

Sebuah renungan dalam perjalanan pulang

Image hosted by Photobucket.com
Sahabatku…
Aku selalu merindukan kalian, bahkan saat detik-detik terakhir kita berpisah untuk kembali pulang ke rumah masing-masing setelah pertemuan kita. Setiba di kamarku, foto-foto kalian selalu membuatku tersenyum sendiri, terkadang hingga tertawa bahkan tak jarang pula aku sering menitikkan air mata. Kalian betul-betul seperti “malaikat” yang dikirimkan ALLAH di bumi-Nya khusus untukku, kalian mengajarkanku banyak hal.

Sahabatku…
Aku begitu bahagia mengenal kalian yang tak hanya membuatku tertawa berderai-derai, dalam tangispun pelukan dan kata-kata kalian sangat berarti bagiku. Aku begitu bahagia dipercaya kalian sebagai seorang sahabat yang membuatku merasa diperlukan, dibutuhkan. Aku bahagia disayangi kalian yang merasa membuatku merasa “ada” dan diperhatikan. Dan yang paling terpenting aku begitu bahagia “bisa” menyayangi kalian yang membuatku merasa “masih memiliki hati dan rasa”.

Sahabatku…
Aku ingin berkata bahwa aku sangat bahagia bisa memiliki kalian, tapi aku tahu bahwa seseorang tak kan pernah bisa “memiliki” sepenuhnya, jadi…cukuplah kebahagiaan itu menandakan bahwa aku adalah dan akan pernah menjadi bagian dari sebuah memori.

Sahabatku…
Kita tahu bahkan ragapun tak dapat memiliki jiwa, sebab yang kita butuhkan untuk membagi sesuatu hanyalah dua hati yang terbuka…! Jadi…, terimakasih telah mau membuka hati kalian untukku.

Sahabatku…
Ini kata-kata terakhirku dalam sebuah renungan perjalanan pulang , namun tak cukup lembaran-lembaran buku harianku mengisi semua kata-kata yang kususun untuk kalian. Tahukah kalian aku sudah memiliki 5 buku harian yang akan menjadi saksi bahwa kita pernah bertemu dan bersama. Doakan aku dapat membukukannya, hingga akhirnya menjadi kado istimewa untuk kalian.


Ps : untuk sahabat2 ku disini dan untuk sahabat2
ku disana (mba’ galuh, ririn & tussy, smoga
kalian membaca lembaran ini). Ketakutan
kalian akan perubahan diriku sebenarnya
tak perlu, karena aku tetap menyayangi
kalian. Terimakasih mau mengerti………
LUV U ‘n MISS U ALL SO MUCH!!!