Sudah hampir sminggu ini ngerasa kurang semangat, yang namanya ghirah kondisinya lagi menurun drastis.Tadinya berpikir mungkin karena kondisi badan yang kadang-kadang fit kadang-kadang drop, pokoknya nggak menentu seperti cuaca di jakarta akhir-akhir ini.Beberapa hari kehujanan sepulang dari kantor, saya suka sih apalagi kalau cuma gerimis, bikin hati dan kaki seperti melompat-lompat dan senyam senyum lebar.
Sepertinya hari ini puncaknya, bahkan tersenyum pun saya malas, akhirnya cari solusi ngebrowsing hal-hal lucu (buka situs-situs fotografi dan greetings) berharap membuat saya bisa tertawa kecil, buka blog dan tulisan-tulisan yang mencerahkan berharap bisa menyejukkan hati, mau ngaji tapi..(mulai deh cari rasionalisasi).Berhasil juga sih, cuma sebentar dan kok seperti nggak ada ruh nya (heran sendiri deh!).
God!!! whats happen to me?
Yang saya pahami dari diri saya, kalau kondisi hati lagi drop otomatis badan saya juga ikut-ikutan. Bahasa kerennya psikosomatis dan yang sering di derita penyakit diare yang tak jelas.Penyakit malas merajalela, nggak konsentrasi mengerjakan apa-apa, mau tidur nggak bisa.
Setelah dipikir-pikir dengan analisis SWOT (hallahh!!!ngarang aja), kayaknya hati saya lagi tidak merdeka.Iya, namanya tidak merdeka ya terjajah. Terjajah dengan sesuatu yang abstrak dan dianggap sepele tapi dampaknya dahsyat. Bukan cuma itu, penjajahannya menjalar sampe ke pikiran jadi kompakan deh. Cari mencari nah akhirnya..saya mendapat postingan bagus di blognya kang Agah thebloggah.blogspot.com.Untuk menyentil dan berusaha merenunginya (ngomong apa sih?) karena sepertinya saya dilanda tuh penyakit.
Salah satu penyakit hati yang cukup sering melanda jiwa manusia adalah Al Hamm, yang secara sederhana bisa dipahami sebagai kekhawatiran akan masa depan.
Penyakit ini berkebalikan dengan Al Hazn, yaitu kesedihan/penyesalan akan masa yang telah lalu.
Kedua penyakit ini merupakan sesuatu yang berbahaya, kenapa?
Karena Rasululllah, seseorang yang paling terjaga hatinya, paling suci hatinya dari penyakit saja sampai-sampai melantunkan doa agar dilindungi dari penyakit ini, berarti ini bukan hal remeh!!
Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazn
Ya Allah aku berlindung padaMu dari penyakit Al Hamm dan Al Hazn
(bisa di liat di "Hisnul Muslim" atau "Al Ma'tsurat")
Nah, penyakit khawatir ini, bagi saya cuma karena 1 hal : takut salah memilih orang yang dijadikan pendamping hidup (soulmate). Kenapa takut?saya takut mendapatkan seseorang yang bakalan mengubur potensi yang saya miliki.
Misalnya apa?
Karir?bukan, karena saya memang tidak mau menjadi wanita karir dan ngantor jika nanti menikah (itu bukan cita-cita dari dahulu). Mau kerja sih tetap tapi sekedar untuk menambah ilmu, melatih daya pikir juga berbagi sesama, sudah bertekad kalau saya menikah saya mau ngurus suami dan anak, mengajar (menjadi dosen atau guru TK/SD), menulis (maksudnya berharap bisa punya karya sendiri yang dibukukan,hehe..)
Kemapanan?bukan, karena alhamdulillah (mudah-mudahan tidak bermaksud ria) saya sudah mengalami jatuh bangunnya kondisi materi dalam proses hidup. Kasarnya pernah dapat masa diwaktu orang tua kaya plus makmur dan pernah mengalami yang namanya miskin plus prihatin.Sampai perempuan-perempuan di keluarga saya menjadi acuan penopang ekonomi keluarga.Sampai harus hidup hemat dan ditinggalkan teman-teman yang tak bisa mengimbangi pola hidup saya yang berubah drastis (tapi saya sangat bersyukur untuk yang ini, saya jadi mengenal agama saya sendiri setelah 19 tahun lamanya terpampang di rapor, formulir dan aplikasi2 lainnya).
Dan ketakutan yang hingga saat ini masih sering timbul tenggelam dengan alasan : Takut tidak bisa membahagiakan pasangan, takut dengan yang namanya perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (terutama kekerasan psikis), takut dengan pasangan yang tahu agama tapi malah tak paham dan buntut-buntutnya nyakitin dengan sikap dan sifatnya.
Pernah punya niatan nggak mau nikah, tapi itu dulu waktu belum paham sama sekali sama Islamku sendiri (sekarang saja masih dalam tahap tahu, paham-paham dikit). Pernah mencari-cari emang kenapa kalau tidak menikah, tapi dasarnya manusia biasa, bisa jatuh cinta juga lah.. (suiitt...suiitt..). Sampe detik ini belum ada yang bisa meyakinkan saya untuk mau menikah.
Pernah diajukan pertanyaan dari seseorang seperti ini :
apakah pernikahan adalah kesempurnaan cinta?
dan saya menjawab dengan sok yakin seperti ini :
blum tentu, pnikahan bkn substansinya, krn ada pnikahan yg tdk blandaskan cinta meski ada yg m'anggap "seiring dgn wkt bs slg mncintai", tgantung seberapa bsr kyakinan.ada jg yg mnkh yg ktnya saling mncintai, tp stelah mnikah blm tentu.cinta itu absurd dan rapuh.klo pmahaman ni, mnikah itu ibadah spt halnya stiap hal (bsr atau kcil) yg kita lakukan dalam hidup, harus ada keseimbangan utk mnuju cinta-Nya yang kekal dan tdk rapuh.Muaranya kan ke cinta-Nya, yg ngasih cinta itu. "tdk ada kebahagiaan tbesar bagi ke-2 org yg saling mncintai krn-Nya slain mnikah". Tp bisa2nya sy ni b'pandangan spt ini, pdhl blm brani ambil kputusan itu =)
Untuk penyakit menyesali masa lalu bisa diatasi, karena pada dasarnya saya cepat melupakan sesuatu (kecuali 1 hal, masih sulit karena butuh waktu, hehe...)
Tuhan...
Apa saya sudah kufur dengan nikmat-Mu dan tak percaya lagi dengan takdir-Mu?
No comments:
Post a Comment
jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^