13 October, 2008

a!

kutemukan tak terduga dalam sunyi
ketika hujan hanya dapat kunikmati sendiri

05 October, 2008

21 September, 2008

new journey



Suatu waktu aku melakukan perjalanan di suatu daerah, kuceritakan kepadamu betapa tak terbiasanya diriku bermalam di tempat yang mewah dengan segala fasilitasnya, keesokan harinya perutku mual setelah menyantap sarapan yang berlabel nama-nama yang sulit untuk dimengerti. Suaramu diseberang sana tertawa renyah mendengar suaraku yang sedikit bernada manja.Kau tahu mengapa?sebab kebersahajaanmu selalu menemaniku, seperti halnya malam itu. Kau bertanya lembut mengapa tengah malam aku masih belum terlelap sedangkan ruangan terasa sejuk, suara Norah Jones mengalun lembut ditemani aroma sandalwood therapy yang kubeli siang tadi. Kau pun bertanya apakah di saat berlibur pun aku masih memikirkan setumpuk pekerjaan kantor. Lalu kujawab kantuk belum menyapaku dan pikiranku tidak tertuju pada setumpuk pekerjaan, kujawab ada satu hal yang cukup menggangguku sebelum melakukan perjalanan. Kau terdiam, sebab aku yakin kau tahu jawabannya, lalu kau melanjutkan dengan berkata agar aku menjaga kesehatan dan berhati-hati. Aku pun berucap terima kasih, lalu mengingat kembali apa yang kau katakan beberapa hari sebelumnya.
"dalam setiap mengambil keputusan, ada dua hal yang paling dipertimbangkan: 1. hal itu dapat membuat diri bahagia, 2. hal itu memiliki efek jangka panjang (visi)"

Lalu akhirnya aku terlelap sambil berjanji untuk menikmati perjalanan esok hari. Selepas subuh kumeminta diantar ke suatu pantai dimana matahari kan terbit. Hendak menemukan pagi, batinku. Duduk di tepi pantai, sebuah kapal yang bersandar seakan-akan meminta aku masuk untuk melakukan perjalanan. Alunan The Scientist milik Coldplay mengiringi, kukirimkan pesan pendek untukmu yang mengatakan betapa bahagianya aku dengan apa yang sedang kulakukan. Lalu kau menjawab ringan "i can imagine your smile". Tanpa direncanakan, tanpa disangka-sangka aku dan kau melebur dalam rindu, lalu memutuskan akan melakukan perjalanan bersama. Aku mengijinkanmu untuk berlabuh menjemputku dan merencanakan perjalanan kita selanjutnya.

Your just too good to be true, you are too worthed and i know you deserve to have it.

"Lord, protect our doubts, cause doubt is a way of praying. It's doubt that makes us grow cause it forces us to look fearlessly at the many answers that exist to one question. And in order for this to be possible."

"Lord, protect our decisions, cause decision is a way of praying. Give us the courage, after our doubts, to be able to choose between one road and another. May our YES always be a YES, and our NO always be a NO. Once we've choosen our road, may we never look back nor allow our soul to be eaten away by remorse. And in order for this to be possible"

"Lord, protect our actions, cause action is a way of praying. May we, through work and action, share a little of the love we receive. And in order for this to be possible."

"Lord, protect our dreams, cause dream is a way of praying. Make sure that, regardless of our age or our circumtances, we're capable of keeping alight in our heart the sacred flame of hope. and perseverence. And in order for this to be possible."

(The forgetable prayer, Like a flowing river - Paulo Coelho)
*foto: menunggu pagi di Sanur, koleksi pribadi.

15 September, 2008

......

Cinta, di hati tiap wanita adalah segalanya bukan sebagian.
Itulah kodrat wanita. Cinta lebih dari sekedar ambisi bagi pria.

Cahayanya,

Hidupnya,

Nafasnya,

Tanpa pilihan selain kematian


(jelang tidur: 1 message received)


Cinta antara jiwa dalam hadist Rasulullah:

“Jiwa-jiwa itu bagaikan tentara-tentara berbaris rapi; Jika saling mengetahui (mempercayai) mereka akan bersatu, dan jika saling mengingkari, mereka akan berpisah.”
(HR. Bukhari)

Ramadhan kali ini

Saya agak kurang tidur, karena banyak melakukan hal-hal yang menyenangkan dan membahagiakan. Saya menikmatinya...

Saya selalu mimpi indah dan selalu diserbu sms-sms lucu menjelang buka dan sahur dari orang-orang tercinta. Saya menikmatinya...

Saya datang lebih pagi ke kantor dan pulang lebih cepat, bersyukur kakak ketiga saya mau meluangkan waktunya untuk mengantar jemput adiknya di sela-sela kesibukannya. Berusaha untuk tidak lembur, demi berkumpul. Saya menikmatinya...

Saya rajin ngobrol dengan ibu sambil belajar memasak, lebih tepatnya menemani dia memasak dan bertanya banyak hal. Bercanda dengan kedua adik yang tak kalah cerewet dengan kakaknya yang satu ini. Suasananya berbeda. Saya menikmatinya...

Saya rajin bertandang ke rumah-rumah saudara dan sahabat, sekedar menyapa atau bahkan lebih sering buka bersama. Saya menikmatinya...

Saya memiliki waktu luang untuk membaca, meski masih kesulitan untuk menulis kembali. Saya tetap menikmatinya...

Saya ditemani dia yang selalu menyimpan rindunya untuk saya, juga sebaliknya. Dan membicarakan banyak hal tentang rencana masa depan. Saya sungguh menikmatinya...

Saya berkunjung ke makam dua kakak, tidak dengan membawa bunga dan air mawar. Hanya bercakap-cakap sebentar lalu ditutup dengan iringan doa-doa terkhusus Al Fatiha. Saya menikmatinya...

Ramadhan kali ini, tetap saja berbeda dari sebelumnya. Sungguh saya sangat menikmatinya...

I had to praise YOU like i should, alhamdulillah...

14 September, 2008

Unintended



You could be my unintended,
Choice to live my life extended,
You could be the one I'll always love.

You could be the one who listens,
To my deepest inquisitions,
You could be the one I'll always love.

I'll be there as soon as I can,
But I'm busy mending broken,
Pieces of the life I had before.

First there was the one who challenged,
All my dreams and all my balance,
He could never be as good as you.

You could be my unintended,
Choice to live my life extended,
You should be the one I'll always love.

I'll be there as soon as I can,
But I'm busy mending broken,
Pieces of the life I had before.

I'll be there as soon as I can,
But I'm busy mending broken,
Pieces of the life I had before.
Before you.

(Unintended, by: Muse)

05 September, 2008

Frost said, I said

Frost said in his poem:

two roads diverged in a wood,
and I - I took the one less traveled by,
and that has made all difference.

and I made it into:

two roads diverged in a wood,
and I - I took the one less traveled by,
I took it with you
and that has made all perfect.

13 August, 2008

jangan datang malam ini

kau datang mengejutkan diriku,
menikam hatiku, detak jantungku
sesungguhnya ku tak inginkan dirimu
di saat ini, di tempat ini

di pelupuk hatiku melupakanmu
di pusara jiwaku
pernahku memilki kisah tersembunyi dalam hidupku

mengapa???
kau harus datang disini
malam ini...
tak bisa aku hindari
maafkan...
bila ku menafikanmu

bukan saatnya dan belum waktunya

apapun yang terjadi
kau tahu...
sebenarnya hidupku, sudah menyenangkan
saat ini, sudah cukup, cukup sudah, cukup sudah
kuberbahagia...

tak sepatutnya kita berjumpa lagi
tak sepantasnya aku, menyimpan perasaan di satu tanganku yang lain

semua tlah berakhir di hari itu
tak perlu kususun lagi serpihan yang dulu
aku tak bisa menjadikan semuanya sempurna
hanya karena keinginan yang terbaik bagi semua

mengapa???
kau harus datang disini
malam ini...
tak bisa aku hindari
maafkan...
bila ku menafikanmu


kali ini aku menyerah
berulang kali kenangan dan dirimu menyerbu
dan kau tak pernah jemu menyapaku
kita saling mengungkap seperti dulu

kau dan aku terpisah jarak dan waktu
dan berada dalam pertaruhan yang sama

aku merindukanmu, sangat!


(*dua tahun lalu di bulan agustus, tidakkah kau mengingatnya?)

10 July, 2008

bubbly

Will u count me in?


I’ve been awake for a while now

You’ve got me feelin’ like a child now

‘Cause every time I see your bubbly face

I get the tinglies in a silly place


It starts in my toes, and I crinkle my nose

Wherever it goes I always know

That you make me smile; please stay for a while now

Just take your time wherever you go


The rain is fallin’ on my window pain

But we are hiddin’ ini safer place

Under cover stayin’ dry and warm

You give me feelings that I adore


They starts in my toes, make me crinkle my nose

Whereever it goes I always know

That you make me smile; please stay for a while now

Just take your time wherever you go


But what am I gonna say?

When you make me feel this way

I just… mmm


And its starts in my toes, make me crinkle my nose

Whereever it goes I always know

That you make me smile; please stay for a while now

Just take your time wherever you go


I’ve been asleep for a while now

You tucked me in just like a child now

‘Cause every time you hold me in your arms

I’m comfortable enough to feel your warmth


It starts in my soul, and I lose all control

When you kiss my nose, the feelin’ shows

‘Cause you make me smile; baby, just take your time now

Holdin’ me tight


Wherever, wherever, wherever you go…

Wherever, wherever, wherever you go…

Wherever you go I always know

‘Cause you make me smile, even just for a while


Colbie Caillat

18 June, 2008

Aaaaaarrrrrggggghhhhh!!!

AAAaaarrrrggghhh...

AAAaaarrrrggghhh...

AAAaaarrrrggghhh...

(*try to keep cooling down)
- dari berdiri ambil posisi duduk,
- tarik nafas dalem-dalem,
- minum air putih 2 gelas,
- istighfar - istighfar, nggak mempan juga
- finally sms eni tells that i had a bad day today, shit!!!
-
last, i'm just singing arround coldplay, travis 'n vanessa carlton

I've promises to myself not to out of control if there's something bother 'n make me in anger.

13 June, 2008

monolo[gue]

Trust yourself, even if you make a mistake, it will be one that will teach you. It'll also help you avoid that same pitfall next time.
I try to trust myself, but there's so many consideration to take it. should i? i know each of the risks that i'll take, and it's properly happen for the person who want to learn.

Making choices about your life based on what you think other people want you to do is not only unhealthy, it's unwise.
Unhealthy i agree. Unwise??? it's hard to take into account bout wise or not, because what you think and done will involve people you love.

No one knows what is best for you better than you "yourself", so stop listening to the know it alls who just love to hear themselves talk.
Is it? Sometimes God give you sign to rethink again for what you'll do. And sometimes God give the way that you don't fully like, not to hurt you. Trust it!

Independent thinking is not only healthy, it is wise!
Is it???Healthy not to hurt yourself, but could it call wise if hurt some people?

12 June, 2008

Sahabat: Hadiah Terindah /(^_^)\



Hari minggu lalu dapat hadiah dari salah satu sobat yang langsung menyeringai, "eh sul, nanti kalo lo mau nyeritain hal ini di blog lo, ganti nama gue jadi d' sastrous yaa. Biar agak kerenan dikit"

Saya cuma bisa tertawa, kami pun tertawa.
Hadiahnya spesial, dalam rangka bertambahnya usia saya katanya [meski tepatnya masih beberapa hari ke depan], bahasa gaulnya "hadiah ultah". Bungkusnya berwarna biru, bendanya perpaduan warna biru dan kuning, plus secarik surat yang isinya membuat saya mengharu biru [ya ampuuunnn serba biru!] sambil ketawa-ketawa karena isinya yang dramatis nan konyol! Gimana enggak, dari bungkusnya yang saya buka terciumlah wangi bunga melati. Pikir-pikir dia menyemprotkan minyak wangi aroma melati di bungkus kado itu, ternyata bunga melati yang asli masih segar ditaruh di dalamnya. MasyaAllah! kali ini suasana menjadi berkesan dramatis, konyol nan romantis [hehehe...]

Belum waktunya dia sudah datang ke rumah jauh-jauh [dari Kalideres ke Tanjung Priok, berapa kilometer ya???] untuk membawakan tuh hadiah, tapi tetap saja waktu memberikannya tidak berkesan dramatis. Tetap saja penuh ketawa-ketiwi plus caci maki [pfiuuhhhh!], karena dia meminjam beberapa bukuku lagi.

Sahabatku yang lucuuu: Ali Sastro Amijoyo.
Tengkiuuuuuuu yaaa..Allah mengirim dirimu menjadi teman aja, sultra bersyukur banget! Cukup satu yang seperti dirimu kawan :D


Besoknya Bellamy yang sudah kembali menetap di Bogor menelpon.
Keesokannya lagi Fandi sms hal-hal yang konyol dan ternyata usut punya usut dia sekantor dengan Daeng Ipul.
Tadi malam Gunawan yang di Inco Sorowako menelpon dan bercerita banyak hal.

Huwaaaa...tiba-tiba merasa terbang tinggi [kelewat hepi] karena selang waktu yang sebentar mereka muncul seperti janjian saja. Ingin rasanya ngumpul lagi di Losari seperti jaman kuliah dulu [kesannya dah tua banget!]
Thanks lot bud /(^_^)\

Thanks lot God, in the name of YOU, most gracious most merciful. May YOUR bless always with us in our friendship.

23 May, 2008

Sudah biasa...

Lagi dan lagi persis kata Andra and The Backbone.

Lagi-lagi ada yang hilang,
Ngasih kritik dikira subversif lalu dibungkam,
Trus kreatif kurang di publish juga diredam,
Bagaimana bisa bangkit?
Kalo masih diinjak-injak
Bagaimana bisa maju?
Kalo anti kritik

lucu! katanya itu sudah biasa...
ahh...yang penting keluarkan saja slogan:
INDONESIA BISA!

22 May, 2008

Sebuah Jaket Berlumur Darah



Sebuah jaket berlumur darah

Kami semua telah menatapmu

Telah berbagi duka yang agung

Dalam kepedihan bertahun-tahun


Sebuah sungai membatasi kita

Di bawah terik matahari Jakarta

Antara kebebasan dan penindasan berlapis senjata dan sangkur baja


Akan mundurkah kita sekarang

Seraya mengucapkan “Selamat tinggal perjuangan”

Berikrar setia pada tirani

Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?


Spanduk kumal itu, ya spanduk kumal itu

Kami semua telah menatapmu

Dan diatas bangunan-bangunan

Menunduk bendera setengah tiang


Pesan itu telah sampai kemana-mana

Melalui kendaraan yang melintas

Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan

Teriakan-teriakan di atap bis kota, pawai-pawai perkasa

Prosesi jenazah ke pemakaman

Mereka berkata

Semuanya berkata

LANJUTKAN PERJUANGAN!


(Sebuah Jaket Berlumur Darah, Taufiq Ismail, 1966)

21 May, 2008

Prinsip, keras kepala dan ke-GILA-an

"Everything tells me that I am about to make a wrong decision, but making mistakes is just part of life. What does the world want of me? Does it want me to take no risks, to go back to where I came from because I didn't have the courage to say "yes" to life?"



Kalimat dari Eleven Minutes karya Paulo Coelho sepertinya menjadi tepat dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini. Saya yakin setiap orang hampir selalu mengalami konflik batin ketika harus mengambil tiap keputusan dalam hidup, bahkan keputusan sekecil apapun. Sedari lahir selalu ada pilihan-pilihan dan semuanya akan berujung pada jalan hidup. Adalah selalu menjadi hal yang rumit ketika sudah mengambil keputusan tiba-tiba muncul hal-hal yang boleh dikatakan mengusik hati dan pemikiran. Biasanya hanya akan ada dua kemungkinan ketika ada dalam kondisi itu, pertama "apakah konsistensi saya sedang diuji?sehingga untuk lebih mempertebal keyakinan atas keputusan yang sudah saya ambil atau memperjelas komitmen dalam diri", kedua "apakah ini pertanda agar saya mempertimbangkan keputusan sebelumnya?, karena ada hal-hal lain yang belum saya pikirkan dengan matang dan akan berdampak ke depan maka Tuhan memberikan alternatif dengan cara-Nya".

Cukup pusing dan bingung memikirkan mana yang menjadi dasar, apakah yang pertama atau kedua. Seperti menebak-nebak suratan Tuhan, meski yang kedua bisa jadi mulai masuk ke ranah fatalis atau oportunis. Kebetulan saya orang yang kurang setuju dengan sikap fatalis, alhasil suka mencari-cari dengan menghubung-hubungkan tiap-tiap kejadian untuk menyusun kesimpulan, bertanya dengan beberapa orang (yang mungkin saja bisa membuat orang yang ditanya itu bingung, hehehe...), buntut-buntutnya melamun.

Katanya wajar jika dalam proses mengejawantahkan keputusan tersebut banyak pro dan kontra, ada yang mendukung ada yang kurang sepakat bahkan tidak setuju dan tidak mendukung. Mau tidak mau tetap saja harus bersikap, asal jangan plin plan dan bersembunyi dibalik alasan ketidakpastian atau kepastian.

Minggu lalu saya mengajukan pertanyaan kepada orang yang saya pikir mungkin bisa jadi membantu menemukan jawaban yang saya cari:
"Mau tanya tentang konsistensi, prinsip, ujian, kemungkinan dan pengambilan keputusan. Masalahnya konflik batin dan pemikiran dari setiap keputusan yang diambil manusia, karena setelah sebuah keputusan diambil, bersamaan akan muncul kemungkinan-kemungkinan. Entah itu studi , pekerjaan, dsb (klo mnurutku smuanya trkait dan akan mnentukan jln hidup). Analisis SWOT blm bs menjawab, apa ini konsep ujian-Nya atau cara-Nya untuk memberikan pertanda atas keputusan awal atau bagaimana?Dipikir-pikir selalu berulang, cuma peristiwa dan waktu yang membedakan."

jawaban-jawaban berbeda saya terima:

pertama, "selalu keputusan itu jatuhnya ke diri manusia itu sendiri. di satu sisi jalan menuju kemuliaan, membantu mencaerdaskan orang lain amal jariahnya tak putus. di sisi lain tawaran itu adalah big money dimana kamu juga berkewajiban membantu keluarga juga kan? ;) "
(hikzz...kalo sudah bicara keluarga tambah berat)

kedua, "gitu ya?(diam..), emang sekarang masalahnya apa?coba lo ceritain, mengingat kan kalo tahu masalahnya gue bisa lebih fokus". Lalu saya ceritakan, dan sudah saya duga jawaban yang akan muncul "bagus itu, kenapa nggak lo coba aja?kan lebih pasti, gini deh..lo pikir-pikir lagi rencana dari keputusan awal lo. Gue juga sebenernya lagi mikir gue juga fokusnya bakal kemana, gue jadi bingung nih sul."
(ya ampuuuunn...akhirnya sama-sama bingung deh!)

ketiga, "jujur saja sebenarnya kadang-kadang saya ada kendala dengan hal tsb.Kalau prinsip mnurutku ada yang harus kaku dan memang harus seperti itu, hal yang berkaitan dengan din misalnya. Tentu saja prinsip itu ada juga yang mesti disesuaikan dengan kondisi. Konsistensi kadang-kadang susah juga menjaganya. Kalo orang hidup pasti ada cobaannya, kita diuji sesuai kemampuan kita dan pasti ada hikmahnya, sebenarnya sandaran paling baik adalah din. Tentu dengan pemahaman yang benar. Keputusan butuh masukan dari keluarga juga, jangan ambil keputusan secara emosional."
(hampir dua tahun lalu saya memikirkan dan membuat rencana)

keempat, "hidayah itu adalah konsistensi, disiplin. begitu menurut yang saya pahami. orang baik dan besar menurut sejarah adalah orang yang teguh pada prinsip tapi tidak fatalis pada nasib."
(dibaca berulang-ulang, dalem euy!)

Sampai sekarang masih mencari-cari lagi. Ahh!!! apa saya terlalu berputar-putar pada wilayah definisi bukan substansi?

Syukurlah mama cuma berkomentar (tentu saja raut wajahnya menandakan masih kurang sepakat) dengan rencana yang mau saya jalani ini dengan kalimat:
"apa nggak dipikir-pikir dulu?yang wajar-wajar saja nak...coba kali ini jangan keras kepala"

Saya pun cuma bisa tersenyum.

24 April, 2008

WORLD BOOK DAY 2008 INDONESIA




WORLD BOOK DAY INDONESIA 2008
Literasi Mengubah Kehidupan

Rabu 23 April s.d. Minggu 27 April 2008
jam 09.00 s.d. 19.00 wib

Museum Bank Mandiri
Jl. Lapangan Stasiun No. 1 Jakarta Pusat
(seberang Stasiun Kereta Kota dan Halte Busway Jakarta Kota)

PENGANTAR
World Book Day yang dirancang oleh UNESCO adalah
sebuah perayaan buku dan literasi yang diadakan setiap tahun di seluruh dunia. Indonesia pertama kali melaksanakannya di tahun 2006, bertepatan dengan 10 tahun diperingati oleh UNESCO, dengan prakarsa Forum Indonesia Membaca yang didukung oleh berbagai pihak, baik itu pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas dan masyarakat umum. Pada awalnya adalah bagian dari perayaan Hari Saint George di wilayah Katalonia sejak abad pertengahan dimana para pria memberikan mawar kepada kekasihnya. Namun sejak tahun 1923 para pedagang buku memengaruhi tradisi ini untuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang pengarang yang meninggal dunia pada 23 April. Hingga itu sejak tahun 1925 para perempuan memberikan sebuah buku sebagai pengganti mawar yang diterimanya. Pada masa itu lebih dari 400.000 buku terjual dan ditukarkan dengan 4 juta mawar. Pada tahun 1995, Konferensi Umum UNESCO di Paris memutuskan tanggal 23 April sebagai World Book Day berdasar keberadaan Festival Katalonia serta pada tanggal tersebut, Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega dan Josep Pla meninggal dunia sedangkan Maurice Druon, Vladimir Nabokov, Manuel Mejía Vallejo and Halldór Laxness dilahirkan. Walaupun pada kasus Shakespeare dan Cervantes ada sedikit perbedaan karena masing–masing meninggal dihitung dengan system kalender yang berbeda dimana pada masa itu Inggris masih mempergunakan system Kalender Julian sedangkan Katalonia mempergunakan sistem Kalender Gregorian.

Perayaan ini merupakan bentuk penghargaan dan kemitraan antara pengarang, penerbit, distributor, organisasi perbukuan serta komunitas–komunitas yang semuanya bekerja sama mempromosikan buku dan literasi sebagai bentuk pengayaan diri dan meningkatkan nilai–nilai sosial budaya kemanusiaan. Secara umum, tujuan diselenggarakannya World Book Day sebagai sebuah world event adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.

Acara–acara yang mengangkat dunia literasi sudah diselenggarakan di Indonesia, diantaranya ada 'Hari Buku Nasional', 'Hari Kunjungan Perpustakaan' sampai berbagai pameran dan bazaar buku (book fair) di tingkat lokal maupun nasional. Seiring dengan adanya globalisasi informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, sudah saatnya kita melebarkan aktivitas kita dalam dunia perbukuan dengan ikut berpartisipasi melakukan perayaan buku berskala internasional agar lebih menggaungkan buku dan literasi di tengah masyarakat Indonesia.

Forum Indonesia Membaca (FIM), sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang berkonsentrasi di aktivitas literasi, berupaya membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Setelah sukses dengan World Book Day yang diadakan pertama kalinya di Indonesia pada tahun 2006 dan kedua tahun 2007 di Plasa Depdiknas dan Perpustakaan Diknas, Senayan, Jakarta, dan banyaknya permintaan dari komunitas literasi, lembaga, penerbit buku dan masyarakat umum maka di tahun 2008, Forum Indonesia Membaca, dengan mengambil tema ’Literasi Mengubah Kehidupan’, berusaha merealisasikan kembali pelaksanaan World Book Day di Indonesia menjadi sebuah tradisi di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Festival yang bertujuan merayakan buku dan literasi, dimana acara World Book Day membuka partisipasi masyarakat sebesar–besarnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya buku dan membaca, serta mengapresiasi dunia perbukuan itu sendiri, baik itu terlibat sebagai pembicara, pengisi acara, peserta, maupun sebagai pengunjung. Tahun ini dipilihlah musium sebagai salah satu alternatif pembelajaran sebagai tempat pelaksanaan festival dan pameran.

Kegiatan selama penyelenggaraan World Book Day 2008 ini ditujukan untuk memunculkan wacana di masyarakat akan pentingnya buku, dunia membaca dan menulis sehingga muncul kesadaran di masyarakat untuk menggunakan literasi sebagai media perubahan dalam kehidupannya.


Program Acara, Festival dan Pameran dapat dilihat di sini atau di sini

PERAYAAN WORLD BOOK DAY 2008 INDONESIA
23-27 April 2008 - Museum Bank Mandiri Jakarta

Kegiatan Harian :
Pameran Buku, Pameran Komunitas, Pameran Lukisan, Festival Makanan Indonesia, Wisata Kota Tua, Lomba Tebak Buku, Bike Endemy Majalah Cycling, Library Clinic Himaka Library Care

Indonesia Membaca! adalah gerakan berkelanjutan bersifat kultural edukatif yang berupaya memperbanyak akses informasi, memfasilitasi dan membuka ruang partisipasi seluas-luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menguak kecintaan akan ilmu pengetahuan, seni dan nilai-nilai kemanusiaan, gerakan ini mensosialisasikan aktivitas membaca dan menulis di tingkat lokal (local literacy) serta mendukung tumbuhnya perpustakaan-perpustakaan komunitas (community libraries).


22 April, 2008

pfiuhhh!!!


SMANGAT!!! Seize the day :)


IFRS dan buku Keputusan Menteri selalu bikin kepala puyeng.
Cocok untuk pengidap insomnia, kalau mau cepat tidur.


Hayyo...baca, baca, baca, :(

huwaaaaa....berasa kuliah lagi, tapi kayaknya yang ini aslinya kuliah, kuliah beneran. Berkutat dengan textbook karangan ini lah, itu lah...

Fortunately batal ikut brevet A dan B perpajakan Indonesia.

pfffiuhhh!!!

sebelum kena gejala typhus


masih disuruh istirahat di rumah, tapi sudah tak tahan nggak ngapa-ngapain (dari hari Sabtu sampai Senin di rumah bed rest, huhuhu...). Sabtunya sahabat sok baik si Ali Sastro bertandang ke rumah, membawakan beberapa dvd untuk saya tonton (hehehe...), tapi batal pergi bareng ocha ke PIM nonton sinema Prancis (hari terakhir pula! huhuhu...).

Selasa mulai menyibukkan diri.
Dasar! pegawai yang sok rajin, masuk kerja meski masih belum fit.
i don't want to pass precious moment with my team on preparation of the exam and big event.

09 April, 2008

ps: mohon dikomentari

hari ini dari sebuah milis perbukuan saya menerima e-mail dari penerbit koekoesan.
Begini isinya:

Mohon pembaca sekalian untuk mengomentari blog tentang buku "Renung dan Canda Pelawak Bersorban"
Terima kasih

Menarik deh! Ada yang tertarik berkunjung? Atau juga mau mengomentari, silahkan...

(*lagi mencari-cari tuh buku)

22 March, 2008

Undangan diskusi buku sastra dari Makassar @ TIM

Dalam bingkai sebuah inisiatif independen Sastra dari Makassar, dua buku yang baru terbit; kumpulan puisi M. Aan Mansyur, Aku Hendak Pindah Rumah, dan kumpulan cerpen Lily Yulianti Farid, Makkunrai, akan didiskusikan.

Tempat : Galeri Cipta 2, Taman Ismail Marzuki
Waktu : Senin, 24 Maret 2008, pukul 19.00 - 22.00

Pembicara :
- Nurhady Sirimorok (Pengamat sastra dan budaya, Komunitas Ininnawa Makassar)
- Zen Hae (Penyair dan cerpenis, Ketua Komite Sastra DKJ)
-
Mariana Aminuddin (penulis, Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, Jakarta)

Kami mengundang seluruh teman-teman untuk hadir di acara tersebut.

Hormat kami,

M. Aan Mansyur
Lily Yulianti Farid


catatan:

Selain di Makassar dan Jakarta, kedua buku ini juga akan didiskusikan di beberapa kota lainnya di Indonesia, di antaranya; Serang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Mojokerto, Malang, Semarang, Surabaya, Gresik, dan Bojonegoro.

Info tentang Sastra dari Makassar bisa dibaca di www.sastradarimakassar.org

TENTANG DUA BUKU

Aku Hendak Pindah Rumah
Kumpulan Puisi M. Aan Mansyur
Nala Cipta Litera, Februari 2008
Pengantar: Hasan Aspahani

Komentar pembaca:
Cinta betul-betul menjadi hal terutama dalam hidup. Siapa beroleh cinta, dia beroleh kemenangan. Lewat buku puisi ini, M. Aan Mansyur menjelmakan dirinya menjadi pecinta yang sempurna. "Lubang tanam bagi mayatmu," begitu katanya. Maka sepenggal kisah hidupnya yang tersaji dalam buku puisi ini begitu nikmat untuk diselami.

Dedy Tri Riyadi, pengelola blog puisi: www.toko-sepatu. blogspot. com


Membaca sajak-sajak M. Aan Mansyur seperti menyimak wajah perempuan yang raut wajahnya suka berubah-ubah. Kadang suram, kadang gelisah. Satu waktu terlihat marah, di waktu lain malah tersenyum ramah. Tapi ada satu hal yang tampak sama: sajak-sajak Aan terasa sederhana, seperti wajah perempuan cantik yang tetap terlihat cantik walau tanpa dandanan meriah. Sedikit tambahan, sajak-sajaknya membuatku banyak mengenang ibu, rumah, kota tempat ibu dan rumah, kematian serta kenangan itu sendiri.

al-Muzzammil, pengelola blog puisi: www.kuasajak. blogspot. com


Saya mungkin terlalu banyak membaca puisi. Karena itulah, saya sering menemukan puisi yang ditulis oleh penyair yang lupa bahwa puisi itu adalah seni. Ya, seni puisi. Memang ada penyair yang sombong yang pernah bilang bahwa puisi itu melampaui seni dan melampaui bahasa, tapi saya tak maulah percaya sama penyair sombong itu. Saya merasa aman dan nyaman pada keyakinan saya – sampai kelak saya murtad dan mendirikan aliran sesat sendiri – bahwa puisi adalah seni, dan seni itu menawarkan keindahan. Ya, karena itulah saya amat menyukai sajak-sajak M Aan Mansyur dalam buku ini.

Hasan Aspahani, pengelola blog puisi: www.sejuta-puisi. blogspot. com


Ketika berujar, ucapan manusia telah melalui proses yang tidak ringkas. Sebagian berawal dari pantulan cahaya pada benda yang ditangkap mata. Sebagian lainnya adalah cernaan dari pesan-pesan imajinatif dari sebuah tempat yang intagible. Namun kesemuanya tetap melalui sebuah tahapan yang sama, yaitu proses metabolisme pesan-pesan dalam sebuah mesin raksasa, otak.
Puisi-puisi Aan adalah karya dari sebuah kerja serius yang memadukan kedua hal itu, kesan visual dan kesan perasaan. Mudah saja menemukan impresi ini. Cobalah kita pegat kata per kata dalam tubuh salah satu puisinya. Timanglah dan hantarkan kemampuan imajinasi anda ke suatu tempat yang nir-suara. Ketika melakukan hal itu saya sakan menemukan Aan yang sedang mengumpulkan banyak kosa kata dan memilih yang merupakan kaldu dari daftar itu. Ini kerja serius yang tidak akan dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. Hasilnya adalah sebuah bangun puisi yang setiap unsur pembentuknya merupakan materi yang mandiri. Hal ini semakin memberikan rasa ingin untuk menyelam ke dalam sungai puisi-puisinya. Mencari sumber pusaran yang membuat permukaan air yang terlihat tenang namun arus di bawahnya ternyata bergerak deras.
Kelebihan Aan yang sedemikian rupa sedikit sulit untuk dilalui oleh mereka yang ingin/akan menulis sebuah puisi. Terlebih lagi di buku ini Aan seperti memiliki gudang dari ribuan imaji dan kearifan ciri tradisi. Saya menyimpulkannya demikian sebab puisi-puisi yang panjang haruslah ditulis dalam komposisi yang cerdik. Pemilihan kata, bentuk pengucapan dan kemampuan menjaga harmoni rasa sang pembaca agar tetap stabil. Namun laku seperti ini dapat membawa seorang penyair seakan meniti sebuah jalan setapak di sisi tebing yang rawan longsor dan jurang yang dalam di sisi sebelahnya. Bahaya yang mengendap-endap seolah bayangan maut bagi si penyair maupun pembacanya.
Dengan berposisi pandangan sebenang lebih tinggi dari pembaca lainnya saya berkesimpulan sebagai berikut : Aan memiliki pencernaan dan kemampuan memakan imajinasinya pada titik yang tidak semua orang (penyair) dapat lakukan. Ketajaman lidahnya mencecap banyak rasa seakan sebanding dengan kejelian dirinya untuk mengatur ke arah mana esensi asupannya hendak dia salurkan. Sehingga sulit dicari ampas kesiasiaan dari unsur-unsur terkecil sekalipun dalam puisinya.

Pakcik Ahmad, pengelola blog puisi: http://pakcik- ahmad.net


Makkunrai
Kumpulan Cerpen Lily Yulianti Farid
Nala Cipta Litera, Maret 2008
Epilog: Nirwan Ahmad Arsuka

-- Sebelas cerita yang ditulis khusus dengan mengangkat berbagai respon perempuan segala usia atas peristiwa sosial politik, konflik, korupsi, poligami hingga flu burung, mengambil latar lokal, nasional dan internasional. Makkunrai, yang berarti perempuan dalam bahasa Bugis, dipilih sebagai judul yang mengikat kesebelas cerita yang menampilkan tarik ulur, ambiguitas, ironi, perlawanan dan bahkan humor yang dilihat dari sudut pandang perempuan. Makkunrai adalah sebuah buku yang feminis, di mana sejumlah cerita di dalamnya terkesan mengolok-olok kekuasaan lakilaki, sekaligus mendedah kompleksitas dunia dalam kaum perempuan --
Buku ini sekaligus diterbitkan dalam bingkai inisiatif independen bernama Sastra dari Makassar , yang digagas oleh media citizen journalism Panyingkul! – Rumah Baca Bibliocholic – Penerbit Nala Cipta Litera – Forum Tenda Kata

Komentar Pembaca:
Lily Yulianti Farid terang seorang penulis yang punya semangat bercerita yang menonjol, dengan lumbung pengetahuan yang lebih dari memadai. Watak yang langsung terasa dari cerpen-cerpen di buku ini adalah bahasanya yang renyah, suasana dasarnya yang cenderung liris, humor yang kerap menari cerdas, serta kepedulian yang terus mendebur dan tak pernah surut pada dunia sekitar, khususnya dunia sosial politik yang menelikung kaum yang tak diuntungkan.

Cerpen-cerpen Lily tak jarang dihiasi oleh kejutan dan belokan tajam dalam alur, latar yang bergeser lincah, perandengan citraan yang kontras, dan keberanian yang lebih untuk mengupas stereotip dan prasangka kolektif sembari membeberkan secara lebih terbuka dan prismatis hal-hal yang biasanya disimpan rapat. Sekat-sekat kognitif antara yang lokal, nasional, dan internasional, misalnya, atau yang silam dan yang sekarang, dengan enteng diluluhkan dan dilintasi bolak-balik, sehingga pembaca bisa tercenung merasakan Indonesia yang lain; Indonesia yang sangat "daerah" sekaligus kosmopolit; Indonesia kontemporer yang sukmanya mungkin tetap berdegup tapi dengan aparatur yang kian susut jadi bayang-bayang ganjil yang salah waktu.
Sebelas cerita yang tersaji dalam kumpulan ini menghadirkan suara perempuan yang agak lain, menyempal dari arus "besar" yang banyak menggelar soal perempuan dan tubuhnya. Penyempalan Lily menyumbang sejumlah hal. Suara perempuan yang sangat berakar pada masa silamnya di sudut timur Nusantara, diramu dengan suara perempuan yang datang dari masa depan yang sangat dekat dan telah menjadi masa kini. Sekian cerita dia ikut mengembalikan humor ke khazanah sastra Indonesia kontemporer yang kadang terasa agak terlalu sibuk bersendu-sendu. Selain beberapa unsur formal komposisi yang masih perlu dikembangkan lagi, kumpulan cerpen ini berhasil menghadirkan bukan hanya kilasan Indonesia awal abad 21 yang lebih intim ke pengalaman sekaligus lebih lapang dari batas-batas tradisional yang umum disungkupkan.

(Nirwan Ahmad Arsuka, kritikus sastra dan eseis)


Cerpen-cerpen dalam Makkunrai, berada dalam posisi tarik-ulur yang mengasyikkan: metropolis sekaligus arkhais; feminis, juga patetis. Lihatlah, histografi kota-kota dunia yang referensial bersanding (sekaligus bertanding) dengan daya-tarik kota-kota lokal—dengan segala tradisinya yang menjengkelkan. Tak jarang para tokoh yang terlempar ke luar ingin direturn ke tempat asal, dan itu mesti berhadapan dengan soal lain yang tak kalah kompleks seperti kebebasan. Sebaliknya, tokoh-tokoh yang "di dalam" berjuang untuk bisa lepas ke luar, meski dengan resiko klenger dihajar kenangan.
Dalam proses itu, tokoh-tokoh perempuannya jamak berkisar dan bertolak dari (kuasa) para tokoh lakilaki, sebagai antitesis yang kadang hitam-putih. Tapi tampaknya inilah perspektif yang secara sadar dipilih pengarang dalam mendedah dunia makkunrai (perempuan). Sebuah dunia yang memang penuh tarik-ulur, ambiguisitas sekaligus kemungkinan, dan secara kebetulan menghidupkan sebaris syair lawas, "bertukar-tangkap dengan lepas," atau sebaliknya.

(Raudal Tanjung Banua, Koordinator Komunitas Rumahlebah Yogyakarta dan Redaksi Jurnal Cerpen Indonesia )



Lily bertutur tentang dunia perempuan yang ingin lepas dari tradisi dan dominasi atas nama apa pun, dengan bahasa yang lincah dan alur penuh kejutan!

(Linda Christanty, penulis kumpulan cerpen "Kuda Terbang Maria Pinto", pemenang Khatulistiwa Literary Award 2004)



Ketika saya memutuskan untuk membaca salah satu cerpen Lily berjudul "Api", kemudian berlanjut membaca cerpen-cerpen yang lain, tiba-tiba saya jadi ragu, apa benar ia masih perlu komentar dari saya? cerpen-cerpen ini bagus sekali, bahkan sejujurnya saya merasa sirik berharap bisa menulis yang serupa itu.

(Eka Kurniawan, penulis novel "Cantik Itu Luka")



Sastra dari Makassar
(sebuah inisiatif independen)
Kerjasama Panyingkul!- Biblioholic- Nala Cipta Litera-Forum Tenda Kata
Media citizen journalism Panyingkul! (www.panyingkul. com), kafe baca Biblioholic, penerbit Nala Cipta Litera dan Forum Tenda Kata meluncurkan inisiatif Sastra dari Makassar, upaya yang dikerjakan secara independen dengan mengandalkan partisipasi lembaga dan individu yang memiliki kepedulian menggairahkan kegiatan sastra kontemporer di Makassar, khususnya di kalangan kaum muda.

Sastra dari Makassar merancang program berkelanjutan melalui kelas apresiasi sastra, workshop penulisan, penerbitan karya sastra, dan pemberian beasiswa penulisan karya sastra bagi penulis muda.

Sebagai langkah awal, Sastra dari Makassar akan menggelar diskusi dan peluncuran dua buku penulis Makassar, yakni Kumpulan Puisi "Aku Hendak Pindah Rumah" karya M. Aan Mansyur dan Kumpulan Cerita Pendek "Makkunrai" karya Lily Yulianti Farid, yang diterbitkan oleh Nala Cipta Litera Makassar. Pembacaan puisi dan cerita pendek yang dirangkai dengan diskusi dan workshop akan digelar di sejumlah stasiun radio, kantong-kantong komunitas sastra, rumah baca, kampus dan sekolah menengah atas di berbagai kota di Indonesia selama pada bulan Maret dan April 2008.

Karena kami percaya bahwa inisiatif ini hanya bisa memiliki napas panjang bila melibatkan sebanyak mungkin pihak maka dengan segala kerendahan hati kami mengajak Anda semua ikut terlibat, ikut ambil bagian dalam Sastra dari Makassar. Membaca, mengapresiasi dan menulis karya sastra selayaknya berdenyut dengan gegap gempita juga di Makassar.

Salam Sastra,

Lily Yulianti Farid
M. Aan Mansyur
Muhary Wahyu Nurba
Luna Vidya
(penanggung jawab Sastra dari Makassar)

18 March, 2008

Emotion Test. dont cheat!

1. Which color is better red, black,
green, blue, yellow
blue
2. What's your first initial?
s

3. What month is your birthday?
june

4. Which color do you like more, black
or white?
white

5. Name one of your friends.
ocha

6. Your favorite number?
7

7. Do you like flying or driving more?
flying

8. Do you like a lake or the ocean
more?
ocean

9. Think of a wish, but don't write it
ok

-Answers-

1. If you chose:
Red: You are alert and your life is
full of love.
Black: You are conservative and
aggressive.
Green: Your soul is relaxed and you
are laid back.
Blue: You are spontaneous and love
kisses and affection from the ones you
love and give good advice to those who
are down.
Yellow - you are a very happy person..

2. If you're initial is:
A-K: You have a lot of love and
friendships in your life.
L-R: You try to enjoy your life to the
maximum & your love life is soon to
blossom.*
S-Z: You like to help others and your
future love life looks very good.

3. If you were born in:
Jan-Mar: The year will go very well
for you and you will discover that you
fall in love with someone totally
unexpected.
April-June: You will have a strong
love relationship that will last
forever.
July-Sept: You will have a great year
and will experience a major life-
changing experience for the good.*
Oct-Dec: Your love life will be great,
and eventually you will find your soul
mate.

4. If you chose:
Black: Your life will take you on a
different direction, it will seem hard
at times but will be the best thing
for you, and you will be glad for the
change.
White: You will have a friend who
completely confides in you and would
do anything for you, but you may not
realize it.

5. This person is your best friend.

6. If it is:
1-50 you are a very lovable person and
you have a great life
more then 50 is nothing

7. If you chose:
Flying - You like adventure.
Driving - You are a laid back person.

8. If you chose:
Lake - You are loyal to your friends,
your lover, and yourself. You are very
reserved and not emotional.
Ocean - You are spontaneous and like
to please people sometimes.

9. This wish will come true only if
you repost this with the title:
Emotion Test. dont cheat!

hallahh!!!

09 March, 2008

masa kecil

So we talked all night about the rest of our lives
where we’re gonna be when we turn 25
I keep on thinking times will never change
keep on thinking things will always be the same
but when we leave this year we won’t be coming back
no more hanging out cause we’re on a different track
and if you got something that you need to say
you better say it right now
cause you don’t have another day
cause we’re moving on and we can’t slow down
these memories are playing like a without sound
I keep thinking of that night in June
didn’t know much of love nut it came too soon
and there was me and you and when we got real blue
we’d stay at home talking on the telephone
we’d get so excited and we’d get so scared
laughing at ourselves thinking life’s not fair

*and this is how it feels…
as we go on, we remember
all the times we, had together
and as our lives change
come whatever
we will still be friends forever

so if we get the big jobs and we make the big money
when we look back at now will our jokes still be funny?
will we still remember everything we learned in school
still be trying to break every single rule?
will little brainy Bobby be the stockbroker man?
will heather find a job that won’t interfere with her tan?
I keep- I keep thinking that it’s not goodbye
keep on thinking it’s our time to fly

*and this is how it feels…
as we go on, we remember
all the times we, had together
and as our lives change
come whatever
we will still be friends forever

will we think about tomorrow like we think about now?
can we survive it out there
can we make it somehow?
I guess I thought this would never end
and suddenly it’s like we’re women and men
will the past be a shadow that will follow us around
will these memories fade when I leave this town?
I keep- keep thinking that it’s not goodbye
keep on thinking it’s our time to fly

*and this is how it feels…
as we go on, we remember
all the times we, had together
and as our lives change
come whatever
we will still be friends forever


Sejenak mengingat banyak kenangan dengan teman-teman lama. ingin sekali bertemu mereka, teman-teman semasa SD dan tetangga masa kecil sewaktu tinggal di kawasan perumahan komplek Alur Laut. Nama jalan yang sama dengan nama bunga yang menurutku enak didengar, Flamboyan. Main petak umpet, galasin, benteng, kasti, panjat pohon, kelereng, tepuk gambar, balap lari, balap sepeda, katapel, Nintendo, badminton, demprak, jelangkung, main kartu salah satunya yang saya paling ingat istilah Qyu Qyu. Meski masa kecil saya lebih banyak dihabiskan di Jakarta, nikmat dan indah sekali rasanya..

Ada Marina Limong, panggilannya Nina, sahabatku yang juga anak seorang pendeta. Anaknya baik dengan ciri khas wajah oriental, kulit putih dan bertubuh tambun, untuk ukuran anak seusianya badannya kelewat besar. Kecepatan larinya satu level dibawahku, tak pernah bosan nonton doraemon dan free willy. Hobi main boneka Barbie (dengan segala aksesorisnya yang lengkap) dan Othello, pokoknya permainan-permainan modern kala itu dia miliki. Dia juga punya koleksi ensiklopedi dunia yang lengkap, termasuk yang kala itu iklannya ngetrend seperti ini: "mengapa begini?", "mengapa begitu?", "mengapa...bla, bla, bla,...". Nina, kamu kemana yaa..? Dicari di FS gak ada. Kangen...

Ada Fathir, anak lelaki yang suka iseng dan usil, bertubuh kurus tinggi dan yang paling khas rambutnya yang agak jabrik. Saya dan teman-teman sekomplek sering diundang kakak-kakaknya ke rumah, sekedar main sambil disediakan makanan dan rujak. Katanya sih hal itu dilakukan karena Fathir kalau sendirian suka keluyuran tak jelas dan main jauh dari rumah. Saya selalu ingat pohon mangga di rumahnya yang selalu jadi incaran (hehe...). Usut punya usut ternyata dia asli Bugis, sekarang sudah tak tinggal lagi disana. Lagi-lagi saya kehilangan jejak.

Ada Doni, anak bungsu yang kolokan, dikit-dikit "mama", jago kandang doang. Badannya memang lebih besar dari saya, kulitnya juga hitam dan matanya sering melotot. Biasanya matanya makin membesar kalau ingin menakut-nakuti anak perempuan di komplekku, cuma saya sendiri yang berani melawan dia. Dia punya koleksi Tamiya yang lengkap, dia juga mengoleksi kartu-kartu Dragon Ball, kaset-kaset Nintendo, segala sesuatu yang berhubungan dengan Street Fighter. Hobinya memamerkkan semua yang dia miliki, tapi kalo masalah berkelahi, saya lah tetap pemenangnya. hihihihi... Secara mantan preman gitu loh..Kabar terakhir katanya dia sudah gagah dan keren seperti Bondan Prakoso, memang mukanya mirip-mirip gitu deh.

Ada Ilham, dia anak lelaki yang tubuhnya paling bongsor meski kurus, rambutnya lurus model batok kelapa (jadi ingat Adi Bing Slamet). Anaknya pendiam, suka celingak celinguk memperhatikan sesuatu. IQ nya diatas rata-rata, selalu juara satu di sekolahnya. Hobinya belajar dan jarang main keluar bersama anak-anak lainnya, ini juga karena larangan bapaknya. Sekalinya dia keluar dan main, eh malah ngamuk karena kalah. Yang paling menakutkan kalau main kasti dan kelereng, saya selalu dikejar-kejar karena membuatnya kesal tak bisa menang. HAHAHA...dia mesti belajar sportivitas kali yaa. Eh, ternyata bapaknya datang menemui saya dan menjelaskan kalau anaknya itu punya penyakit darah tinggi.

Ada Eka, temanku ini sangat girly, tak bisa diajak main lari-lari atau balap sepeda. Hobinya dandan memakai baju-baju yang modis, yang paling saya ingat dari dia adalah topi pantainya. Memang terlihat makin cantik, Eka memang cocok jadi model. Badannya yang kurus semampai bak Kate Moss (hallahhh!). Suaranya bagus, cewek girly tapi suaranya cukup berat (*jangan dibayangkan). Simbiosis mutualisme berlaku, dia mengajari saya bagaimana belajar menjadi perempuan, kalau saya mengajari dia bagaimana bermain kelereng supaya menang. hihihihi...

Ada Erowati, anak perempuan berdarah Timor ini meski penampilannya khas sangat perempuan, tapi kalau main yang berbau-bau petualangan bisa seru juga. Tapi tetap saja buntut-buntutnya menangis kalau sudah ketakutan. Badannya kecil, berambut panjang sepaha. Katanya sih rambutnya tak boleh dipotong atas permintaan keluarganya. Lagipula pas memang dengan wajahnya yang manis plus hidung mancungnya. Hanya saja kalau dia bicara banyak teman-teman yang kurang mengerti, mungkin karena terbiasa memakai bahasa daerahnya kalau di rumah. Dia paling suka main petak umpet dan tepuk gambar. Pernah suatu kali saya dan teman-teman sekomplek main katapel di daerah dekat masjid sekitar rumah, di pohon-pohonnya yang tinggi besar biasa dihinggapi burung-burung pipit. Ada juga pohon Ceri (sebenarnya tak tahu jelas itu pohon apa), untuk mengambil buahnya agak riskan karena tidak bisa dipanjat seperti halnya pohon mangga. Akhirnya kami menggunakan katapel untuk mendapatkannya, setelah sebelumnya meletakkan koran tepat dibawah pohon. Satu hari kami iseng mengincar burung pipit yang hinggap, kena! Sayangnya burung itu mati, sewaktu kami ingin mengambilnya di tempat dia jatuh nafasnya sudah terengal-engal. Saat itu juga Ero menjerit nangis, ya ampuuunnn....Oh iya, kalau lomba kartini di musim tujuhbelasan dia selalu jadi juara, dengan pakaian daerah Jawa.

Ada Carla, bertubuh kecil kulit putih, rambut coklat sebahu. Dia memang ada darah keturunan asing, dulu kami hanya tahu orang tuanya keturunan bule (tak pusing bertanya bule negara apa). Anaknya centil, lincah dan ceriwis. Kalau ceriwisnya klop lah sama saya, kami sering diundang ke rumahnya. Hal ini dikarenakan rumahnya yang cukup besar itu hanya dia tempati berempat dengan kakak dan pembantu. Ibunya wanita pekerja, bapaknya sudah kawin lagi dengan perempuan lain. Dia selalu bercerita sambil menangis karena sering kesepian, makanya kami sering berkunjung ke rumahnya. Kabar terakhir, adik saya bertemu dia. Kata adikku yang jadi juniornya dulu sewaktu SMA dia jadi pemadat, dia sudah tiga kali pindah sekolah karena dikeluarkan. Sedihku.., tak pernah lagi dipertemukan dengan dia.

Ada Gery, anak ibu RT di komplekku yang berwajah tampan, masih ingat dengan sosok pahlawan bertopeng di film Sailormoon? Dia memang mirip-mirip seperti itu. Darah Batak dan Manado mengalir kental di tubuhnya, hobinya meledek teman-teman perempuan hingga menangis, suka memancing orang untuk berkelahi, pokoknya karakternya tak sesuai dengan tampangnya. Dia lawanku yang paling tangguh, kalau bermain kelereng, kasti, balap lari dan balap sepeda BMX posisi kami berselang seling untuk jadi pemenang.hahaha...Oh iya, pernah suatu kali dia memancing saya untuk berkelahi dengannya, semua yang dia katakan bikin hati panas dan geregetan. Bodohnya saya terpancing, lalu kami saling meledek. Suasana hati semakin memanas, herannya dia tidak berani keluar dari pagar rumahnya yang berada tepat di depan rumahku. Ketika saya keluar dari pagar rumah untuk menyambanginya di balik pagar rumahnya, eh dia malah melepas anjing herdernya. Sialan! Saya terbirit-birit masuk ke dalam rumah. Setelah itu keributan berlanjut, tiba-tiba dia menyiram depan rumahku dengan air kolam ikannya. Karena saya kesal saya siram juga rumahnya dengan air got berkali-kali (HAHAHA...), baunya setengah mati. Air selokan berwarna hitam itu memenuhi depan rumahnya, bahkan terciprat hingga ke jendela dan mobil Toyota Corolla hitam yang diparkir di garasinya juga kena. Heboh, sampai akhirnya ibu RT dan kakaknya yang bernama Terry keluar. Insiden berhenti karena teriakan-teriakan mereka. Malamnya ibuku didatangi ibu RT bercerita tentang insiden itu. Ibunya Gerry yang berwajah agak sangar dan berambut keriting berhasil membuat saya ngumpet ketakutan di dalam gudang. HAHAHA...konyol! Semester tiga kuliah, saya mendengar kabar bahwa Gerry meninggal karena overdosis. Tuhan...,semoga Engaku melapangkan jalannya menujuMu.

Lain halnya liburan masa kecilku yang di Palembang
Selalu diisi dengan memancing, berenang di anak sungai Musi di kampung kakek bernama Sirah Pulau Padang, jalan-jalan naik sepeda ke kampung-kampung lain, makan duren dan rambutan di kebun, yang hanya saya ingat saya dulu punya teman bernama Iro dan Kelli. Nama-nama temanku semasa di Palembang memang susah untuk diingat.

Yang paling mengesankan adalah hobi memancing dan berenang, suatu hari saya pernah dapat ikan Patin dan ikan Sepat yang besarnya setangan orang dewasa. Pulanglah saya dengan hati riang ke rumah nenek dan bercerita kejadian-kejadian seru hari itu. Saya juga minta diajari menyiang ikan dan memasaknya, rasanya nikmat makan hasil pancingan sendiri. Anehnya saya sudah tidak doyan makan ikan lagi hingga sekarang.

Kalau pengalaman berenang, saya pernah menginjak kura-kura besar sewaktu sedang asik berenang di sungai belakang rumah kakek. Saya masih ingat istilahnya dalam bahasa Palembang, namanya "Labi", aneh kan..Untung kura-kura jalannya lambat, karena terlalu takut tiba-tiba saya jadi berenang dengan cepat, tak perlu lagi makan udang mentah seperti yang dianjurkan teman-teman.

Meski jaman sudah semakin maju dengan teknologinya, tapi sudah beberapa kali saya coba cari di dunia maya belum ketemu. Saya juga tak ingat lagi nama lengkap mereka. Sekarang permainan anak-anak sudah tergantikan dengan komputer, mall, game online, play station, dan segala sesuatunya yang membatasi individu untuk human touch. Bisa jadi ini yang menyebabkan individualitas menjadi urutan teratas di kota-kota besar, kepedulian semakin basi. Ah jadi ingat kasus pemulung Supriono dan kasus Besse yang bisa jadi bermuara dari semakin kurangnya kepedulian masyarakat kita, terlebih pemerintahan kita yang setiap hari sibuk ngurus korupsi.

28 February, 2008

UNHASku sayang, UNHASku malang

Kita selalu mendengar jargon atmosfer akademik yang dielu-elukan oleh sebuah entitas pendidikan tak terkecuali di Unhas. Secara epistimologis atmosfer akademik terdiri atas dua suku kata, atmosphere yang berarti kondisi global lingkungan , dan academic berarti pendidikan atau proses belajar mengajar. Secara keseluruhan penekanan jargon ini adalah pada kondisi ideal seperti bagaimana yang dimaksudkan. Pengertian akademik itu sendiri jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, dan atau ilmu pengetahuan sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka, dan leluasa.

Selanjutnya jika atmosfer akademik tumbuh maka kemudian akan berkembang menjadi kultur akademik, hal ini ditandai dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi, tradisi berdiskusi dan berbeda pendapat, kreativitas menulis, serta proses belajar mengajar yang kondusif. Namun jika kita lihat, sampai hari ini realitas di lingkungan Unhas berkata lain. Setiap civitas academia di lingkungan Unhas sibuk dengan kegiatannya masing-masing, masih jarang terlihat forum-forum diskusi bahkan dalam lembaga mahasiswa itu sendiri yang notabene seharusnya menjadi wadah dan mediasi terbentuknya kultur akademik, berangkat dari pengalaman jika pun ada kurang diminati. Di fakultas ekonomi tempat saya menjalani kuliah, jarang terlihat mahasiswa membaca. Hal ini cukup menunjukkan bahwa minat baca di kalangan mahasiswa dan tak jarang juga dosen masih sangat kurang (meski hanya berdasarkan pengamatan yang terbatas). Kita lebih sering melihat mahasiswa bermain domino di beberapa sudut fakultas. Belum lagi minat dan budaya menulis yang rendah di kalangan dosen dan mahasiswa, jika kita mau bertanya sudah berapa guru besar, doctor, dan magister yang menghasilkan pemikiran mereka dalam dunia tulis menulis (termasuk saya, hehehe...). Jawabannya masih terhitung jari, dan selebihnya hanya orang-orang yang bergerak pada tataran praktis. Memang hal ini menjadi sebuah ironi bagi Unhas yang begitu renta seiring usia, namun masih kurang bijak untuk lebih maju.

Berbicara mengenai proses belajar mengajar, masih ada persepsi yang salah yang selama ini terbentuk dari sistem pendidikan dan ini masih tertanam di lingkungan Unhas. Mahasiswa cenderung dijadikan objek dan dosen itu sendiri adalah subjek, dengan kata lain selalu ada anggapan bahwa dosen yang lebih tahu dan mahasiswa yang tidak tahu apa-apa, hal ini sangat menghambat terbentuknya kesadaran kritis pada diri mahasiswa. Analoginya bahwa mahasiswa seperti halnya botol kosong yang harus diisi. Padahal dalam tataran ideal, sepatutnyalah hubungan dosen dan mahasiswa adalah hubungan akademik dan hal ini ditandai terjadinya proses dialogis dalam belajar mengajar. Sekali lagi realitas di Unhas jauh dari sisi idealnya sebuah pendidikan, masih banyak dosen Unhas yang lebih mengedepankan tendensi emosional pribadi dan menyajikan proses transformasi ilmu pengetahuan secara monolog dictatorial.

Sebagai salah satu Universitas yang menjadi center di Indonesia Timur, Unhas banyak menghadapi berbagai masalah. Sebut saja birokrasi fakultas yang tak jarang menghambat civitas academia dalam berkreasi, manajemen administrasi pengelolaan fakultas yang masih terkesan lamban dan amburadul, masih adanya beberapa materi kuliah yang tidak lagi kompeten karena masih menggunakan literatur-literatur usang, kualitas SDM yang masih belum memadai baik itu dosen maupun pegawai fakultas, sistem rekruitmen dosen yang tak jelas apakah benar-benar memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengajaran, kurangnya koordinasi antar elemen yang ada di Unhas untuk menghasilkan keputusan-keputusan terbaik bagi kemajuan masing-masing fakultas, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar ( seperti : perpustakaan, laboratorium, Mushalla, WC, dan kamar mandi), dan yang tak kalah mengherankan adalah sebagian besar lulusan Unhas yang masih belum mampu berkompetensi di dunia profesional.

Semua hal itu sudah selayaknya diatasi, karena hal itu mencakup berbagai aspek dan elemen yang tentu saja mempengaruhi bahkan menghambat tumbuhnya atmosfer akademik. Jika dibiarkan , Unhas akan terus hanya merangkak untuk lebih maju dan menciptakan kultur akademik yang diidam-idamkan oleh semua entitas pendidikan di Indonesia.

Ditengah derasnya arus globalisasi, Unhas mau tidak mau harus siap untuk berkompetisi dalam meningkatkan mutu pendidikan yang bertujuan menjadikan insan-insan yang didalamnya bukan sekedar robot-robot yang siap pakai, namun menjadikannya manusia seutuhnya melalui proses belajar. Ya! Menjadi manusia pembelajar. Melahirkan kaum intelektual seperti yang didefinisikan oleh pakar pendidikan J.Drost, yaitu orang yang berkat pendidikan dan pengalamannya ia mampu menerima pengalaman hidup, ia bebas bergaul kepada siapa saja namun tetap memiliki etika moral, menghormati orang yang mempunyai kedudukan tinggi tapi tak kalah hormat dengan orang yang berkedudukan rendah. Tidak fanatik dengan sesuatu apapun, tidak mengejar pengukuhan diri, tidak punya dendam kepada siapapun dan berani mengakui kesalahannya bila dia memang keliru.

Adapun sebagai solusi awal atas pemecahan segala permasalahan yang ada dapat berupa : perbaikan sistem pendidikan yang tidak lagi menerapkan sistem monolog dictatorial namun lebih mengedepankan sistem dialogis. Selanjutnya membangun iklim keterbukaan antar elemen di lingkungan Unhas, hal ini terkait dengan transparansi kebijakan untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang aspiratif dan sesuai dengan kebutuhan kolektif. Yang juga tak kalah penting adalah menumbuhkan atmosfer akademik yang menunjang, seperti : pengadaan beragam jenis buku di perpustakaan serta fasilitas perpustakaan yang lengkap dan nyaman, pengadaan laboratorium komputer yang memadai dan mudah untuk diakses beserta rutinnya pengadaan pelatihan-pelatihan komputer didalamnya baik untuk mahasiswa maupun para pegawai Unhas. Untuk peningkatan kualitas dan kinerja pegawai selain sistem rekruitmen yang diperbaiki, pihak kampus tak cukup hanya menyediakan sarana dan prasarana saja, yang tak kalah penting adalah memberikan mereka pelatihan ataupun kursus-kursus yang bermanfaat bagi peningkatan kinerja administratif. Hal ini bisa dalam bentuk : pelatihan dan kursus komputer, pelatihan administrasi perkantoran, pelatihan dan kursus bahasa Inggris, dan sebagainya. Jadi, pegawai juga mempunyai hak untuk maju seperti halnya elemen-elemen lain yang ada di Unhas, sehingga semuanya dapat berjalan dengan sinergis. Sedangkan untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas dosen, ada baiknya sistem rekruitmen dosen diperbaiki agar orang-orang yang terpilih lebih memilki kompetensi sesuai kebutuhan pengajaran. Hal ini bisa dilakukan penambahan seleksi dalam bentuk tes micro teaching agar dapat dilihat kemampuannya dalam mentransformasi ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya. Selain itu para dosen juga diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, penelitian, tugas belajar dan mendapatkan rekomendasi beasiswa bagi yang berprestasi. Tentu saja hal ini sepatunya tidak membuat para dosen mengesampingkan tugas pokok dan tanggung jawabnya yaitu mengajar. Lalu mewajibkan mereka untuk memberikan sumbangsih pemikiran dalam bentuk tulisan. Agar lebih efektif, sebaiknya pihak kampus menetapkan aturan yang tegas bagi dosen yang tidak disiplin dan mengabaikan tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar, jadi aturan tidak hanya diberikan kepada mahasiswa. Tentu saja hal ini semata-mata untuk menunjang sinergitas dalam proses belajar mengajar agar terciptanya atmosfer akademik yang lebih baik.

Kemudian , satu hal yang selama ini menjadi pertanyaan di kalangan civitas academia Unhas adalah transparansi proses akuntabilitas dan audit kinerja fakultas maupun kampus. Selama ini tidak ada kejelasan dari pihak akademik mengenai anggaran dan alokasi dana, padahal sebagai bagian dari elemen fakultas (stakeholder), mahasiswa bisa saja meminta kejelasan dana yang dipergunakan mengingat kampus besar karena uang publik. Seperti alokasi dana SPP, dana KKN Profesi, dana BSS, dana wisuda, dan sebagainya. Sebagai kampus yang menjunjung good governance dan telah diterapkannya otonomi fakultas (hampir juga otonomi kampus) untuk mengelola dan menentukan kebijakan sendiri hal ini sepatutnya bukanlah menjadi masalah kan?.

Terakhir yang tak kalah penting, untuk meningkatkan kompetensi lulusan Unhas di kancah profesi sebaiknya pihak kampus lebih memperkuat jaringan antar alumni. Terkait dengan rekomendasi pihak Unhas atas lulusan-lulusan yang kompeten kepada para alumni yang telah menempati posisi strategis di beberapa perusahaan. Kebijakan ini telah dilakukan di Universitas Indonesia, dengan mengandalkan jaringan yang kuat dan memadai lulusan mereka dapat bersaing. Tentunya pihak fakultas hanya memeberikan rekomendasi, selebihnya lulusan-lulusan tersebut yang harus melalui proses kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan atau institusi-institusi lain.

Mudah-mudahan seiring bertambahnya usia, Unhas lebih mau dan mampu memperbaiki diri. Bisa jadi hal-hal inilah yang menjadi akar permasalahan tawuran di Unhas yang seolah-olah telah menjadi tradisi. Jangan hanya menyerah pada keadaan dan menyalahkan sistem pendidikan yang selama ini terbentuk, yang paling penting adalah semua elemen sama-sama aktif membangun kembali komunikasi dan sistem belajar mengajar yang kondusif untuk kemajuan bersama. Ini memang tidak mudah, tapi bukankah tidak ada sesuatu yang mustahil jika ada kemauan dan kemampuan?

Ah! tak tahu lah! saya semakin sok tahu saja.

salam,

*Penulis adalah alumni Fakultas Ekonomi-Unhas, setelah kecewa untuk kesekian kalinya menyaksikan tawuran di Unhas. Pernah hampir jadi korban sewaktu tawuran di pertengahan tahun 2002. Penting nggak seh???