20 March, 2005

manusia dengan akal

Ketika ALLAH SWT menurunkan Adam ke muka bumi, maka Jibril menyodorkan tiga hal kepadanya, yaitu : agama, akhlak, dan akal.
Jibril berkata, ‘sesungguhnya ALLAH menyuruh agar engkau memilih diantara tiga hal ini’.
Adam menjawab : ‘wahai Jibril, saya tidak melihat sesuatu yang lebih baik dari tiga hal itu melainkan ia berada di syurga’
Lalu Adam mengulurkan tangannya memilih akal, lalu merengkuhkannya ke dirinya, lalu berkata kepada dua yang lain : ‘naiklah kembali ke atas!’
Keduanya berkata : ‘kami diperintahkan untuk menyertai akal, seperti apapun keadaannya’
Maka tiga hal itu menyertai Adam, dan tiga hal ini pula merupakan kemuliaan paling tinggi dan karunia paling besar yang diberikan ALLAH kepada hamba-Nya.

Dari kisah tersebut kuyakini manusia itu adalah sebaik-baik penciptaan, dan dianggap seperti ini ketika ia dapat memanfaatkan kelebihan-kelebihannya secara baik dan optimal. Sebenarnya ada tiga aspek menurut Al Quran yang membuat manusia menjadi ciptaan-Nya yang paling sempurna. aspek bahan baku penciptaannya

Pertama, dari aspek bahan baku penciptaannya, yang terdiri dari jasad dan ruh. Jasad sifatnya seperti bumi, menggambarkan aspek keduniawian dan ketamakan dengan segala kerendahannya. Ruh sifatnya seperti langit, menggambarkan kesucian dan ketinggiannya sebagai manusia. Manusia disebut sebaik-baik penciptaan jika tingkat pengaruh ruh nya lebih tinggi dibanding jasad, karena apabila sebaliknya maka ia akan cenderung menjadi pengrusak di muka bumi dan hal ini menempatkan posisinya yang lebih rendah dari binatang. Mungkin ini agak mirip dengan konsep teori manusia yang dikemukakan Sigmund Freud dalam teori psikoanalisis nya. Dimana ada tiga hal berperan yaitu : id (sisi animal manusia), ego (sisi rasional), dan superego (hati nurani ataupun juga nilai dan moral).

Kedua, dari aspek tugas dan kewajiban manusia itu sendiri. Tugas pokok manusia secara jelas dijelaskan dalam Al Quran adalah beribadah. Beribadah disini jangan disalahartikan ketika kita hanya shalat, puasa,ataupun berzakat. Lebih dari itu ibadah disini menitikberatkan pada segala sesuatu yang ia kerjakan dalam hidupnya bernilai ibadah hanya ikhlas karena ALLAH SWT dan menjalaninya dengan cara yang benar. Karena lengkapnya apa yang diberikan Allah kepadanya berupa akal, akhlak (yang hanya dimiliki malaikat), dan nafsu (yang jelas dimiliki iblis maupun syetan), maka disinilah letak penilaian kesempurnaan ciptaan untuk menggunakan dan mengendalikan semua itu.

Ketiga,dari aspek fungsi dan peran manusia itu sendiri. Sebagai khalifah di dunia, khalifah disini diartikan sebagai pemakmur dan pemelihara dunia, menegakkan kebenaran dan memberantas kemungkaran. Pada dasarnya Allah tidak pernah meminta manusia untuk menjadi khalifah, manusia itu sendiri yang mengajukan diri dari pemimpin (Q.S AL Ahzab : 72)

Kira-kira sudahkah Anda menjadi sebaik-baik penciptaan? Pertanyaan ini saya ajukan juga untuk diri saya yang masih jauh dari label sebaik-baik penciptaan.

Aku lebih mempercayai sesuatu itu dengan ilmu pengetahuan juga akal. Setidak-tidaknya padanya ada kepastian yang dapat dipegang. Ilmu pengetahuan tlah memberikan padaku restu yang tiada terhingga indahnya.

No comments:

Post a Comment

jika mampir dan sempat membaca, silahkan sejenak berkomentar...terima kasih ^_^