Akhir bulan ini, tepatnya kemarin saya mulai mengunyah dua buku "keren" sekaligus (senangnya tak terkira,hehe...), meski agak telat "kok baru baca nih buku???". Yang pertama, "the unbearable lightness of being" karya Milan Kundera, seorang novelis besar Eropa pasca Perang Dunia II. Yang kedua, "ishmael" novel karya pertama Daniel Quinn, pemenang Turner Tomorrow Fellowship Award. Untuk novel yang terakhir, bahkan Paulo Coelho pun menjdikan referensi novelnya yang berjudul "the zahir".
Mantap kan...Usai membaca kedua novel ini, saya sudah berjanji dalam hati (hehe...) mau memuat reviewnya di sini. Berikut kesan pertama saya pada saat membaca 10 halaman pertama.
Hari ini saya mulai membaca buku ini, dalam perjalanan ke kantor yang menghabiskan waktu sekitar hampir dua jam dari rumah. Sayang jika waktu itu dilewatkan begitu saja, selain dengan tidur di angkot (hehe...). Membacanya baru pada halaman 21, di awal membaca saya sudah dikejutkan dengan quote-nya Nietzsche mengenai pengulangan abadi dalam kehidupan. Setiap peristiwa seperti diselubungi aura nostalgia. Filsuf Jerman yang melejit dengan bukunya Sabda Zarathustra ini pemikirannya dikenal langka. Kembali ke buku, hingga halaman ke 10 buku ini masih menyuguhkan hal-hal filosofis (seorang teman bilang teori). Pada paragraf kedua halaman 10 baru setting dan penokohan cerita dimulai. Kesimpulan sementara saya untuk buku ini adalah "keren" alias "sangat menarik". Ingat ini subjektifitas yang bermain lohh..Seorang teman lain ketika saya tanya tentang buku ini bilang kalau dia kurang menyukai karena terlalu berat dan teoritis. Kalau saya pribadi suka dengan contentnya buku ini, sains, filsafat, sosial psikologi manusia menyatu, meski belum tuntas dibaca (saya suka baca melompat-lompat,hehe...)
Di awal membaca buku ini saya suka dengan penuturan ceritanya, meski mungkin lebih bagus dibaca versi aslinya bukan terjemahan. Dari bagian belakang buku, saya sudah yakin akan diajak berpetualang tentang hidup. Seperti halnya buku The Alchemist karya Paulo Coelho, katanya buku ini juga punya daya tarik yang besar.
Mantap kan...Usai membaca kedua novel ini, saya sudah berjanji dalam hati (hehe...) mau memuat reviewnya di sini. Berikut kesan pertama saya pada saat membaca 10 halaman pertama.
Hari ini saya mulai membaca buku ini, dalam perjalanan ke kantor yang menghabiskan waktu sekitar hampir dua jam dari rumah. Sayang jika waktu itu dilewatkan begitu saja, selain dengan tidur di angkot (hehe...). Membacanya baru pada halaman 21, di awal membaca saya sudah dikejutkan dengan quote-nya Nietzsche mengenai pengulangan abadi dalam kehidupan. Setiap peristiwa seperti diselubungi aura nostalgia. Filsuf Jerman yang melejit dengan bukunya Sabda Zarathustra ini pemikirannya dikenal langka. Kembali ke buku, hingga halaman ke 10 buku ini masih menyuguhkan hal-hal filosofis (seorang teman bilang teori). Pada paragraf kedua halaman 10 baru setting dan penokohan cerita dimulai. Kesimpulan sementara saya untuk buku ini adalah "keren" alias "sangat menarik". Ingat ini subjektifitas yang bermain lohh..Seorang teman lain ketika saya tanya tentang buku ini bilang kalau dia kurang menyukai karena terlalu berat dan teoritis. Kalau saya pribadi suka dengan contentnya buku ini, sains, filsafat, sosial psikologi manusia menyatu, meski belum tuntas dibaca (saya suka baca melompat-lompat,hehe...)
Di awal membaca buku ini saya suka dengan penuturan ceritanya, meski mungkin lebih bagus dibaca versi aslinya bukan terjemahan. Dari bagian belakang buku, saya sudah yakin akan diajak berpetualang tentang hidup. Seperti halnya buku The Alchemist karya Paulo Coelho, katanya buku ini juga punya daya tarik yang besar.
wah, Sultra emang bener2 hebat! Baca bukunya kuat, dan buku adalah ilmu, kebayang dong...
ReplyDeleteDua buku itu sangat saya rekomendasikan... keduanya hebat! Saya bacanya sampe berulang-ulang... Saya sedang menunggu oleh-oleh seorang kawan, versi Inggris beberapa buku Daniel Quinn, termasuk Ishmael... Ishmael versi bahasa indonesia dulu dikasih sebagai hadiah oleh seorang gadis manis pembaca buku di Jakarta, Alifiah namanya.
ReplyDelete4 isnuansa:
ReplyDeletebaca bukunya kuat, tapi nangkep makna nya nggak.hehe...pelupa pula! lengkap sudah, tak terbanyang
4 aan:
tengkiu bro ;) hebat memang, sampe sy bacanya melompat2 (hehe...). ciee..tawwa diksh gadis manis lg, gmn gak tambah smangat bacanya.hehe..
good taste...
ReplyDelete