
Mantap kan...Usai membaca kedua novel ini, saya sudah berjanji dalam hati (hehe...) mau memuat reviewnya di sini. Berikut kesan pertama saya pada saat membaca 10 halaman pertama.


"When you really want something to happen, the whole universe conspires so that your wish comes true." [The Alchemist]
Saya membeli buku ini di bulan Agustus, sepulang kerja di sebuah Toko Buku di Atrium, Senen. Tepatnya saya temukan di deretan buku-buku chicklit dan teenlit, sempat bingung juga ketika mencarinya, pasalnya setiap ke Toko Buku saya tak pernah menyentuh area buku-buku sejenis itu. Jenuh mencari di deretan fiksi-novel dan jam menunjukkan beberapa menit lagi toko akan tutup, berinisiatiflah saya ke penjaga Toko. Sebelumnya dua buah buku lain yg saya niatkan untuk dibeli sdh berhasil saya dapatkan, Jalan Raya Daendels-Pram dan Tuesday With Morrie-Mitch Albom. Akhirnya setelah saya tanyakan, Mbak penjaga toko menunjukkan arah tempatnya. Pergilah saya ke deretan fiksi mengikuti penjaga toko, lalu ke area khusus chicklit dan teenlit. Dengan sabar Mbaknya mencari, gotcha! Di deretan bagian paling bawah, tidak sulit memang karena desain sampulnya lain sendiri (hehehe...).
Membaca buku ini membuat saya cukup lama berpikir untuk mencerna setiap kalimat yang ada. Bukan! Bukan sulit untuk dicerna karena kata-katanya yang susah, tapi tiap kalimat dan ada beberapa yang sangat saya suka dituturkan secara sederhana namun dalam dan penuh makna. Sayang jika hanya dilewatkan begitu saja, bukankah pada suatu kata menyimpan makna?. Ini memperjelas bahwa si penulis memang seorang pencandu buku dan gemar membaca apapun tentang hidup. Dari prolog sudah terlihat:
”Aku tak akan pernah mau mencoba menipu kenangan dengan melupakannya, sebab kenangan punya banyak cara untuk menjerat lalu membunuh kita. Sesungguhnya manusia tak lebih dari seekor binatang bodoh dan lemah di hadapan kenangan. Hanya ada dua pilihan; menjadi jinak atau mati terjerat dalam sejenak.” (hal: 4)
”Hal-hal besar digerakkan oleh hal-hal kecil.” (hal: 6)
”Mati bukanlah sesuatu yang menakutkan bagiku, sudah sejak kecil aku bersahabat dengannya.”(hal: 7)
Atau di bab-bab lain:
”Hidup ini sungguh indah-meskipun kadang-kadang menyebalkan! Atau justru bagian yang menyebalkan itulah keindahan sejati?.” (hal: 170)
Menunjukkan kepiawaian seorang penulis yang juga penyair dalam mengolah kata dan menjiwai kisah itu. Dari yang pernah saya baca dan pahami, penulis tak sepenuhnya menulis secara objektif, itu pun berlaku bagi pembaca (hehe...). Jika saja saya tidak tahu sama sekali dengan sosok penulis ini, tentu saja saya akan menganggapnya langsung ini kisahnya. Nyata dan menjiwai. Seperti halnya Winnetou karya Karl May (maaf An, jika saya berlebihan).
Saya pun mengangguk-angguk ketika membaca buku ini, menandakan jika sepaham dengan setiap kata yang saya baca, tersenyum dan terdiam sejenak menertawai diri, seperti bercermin saja. Mengingat di buku ini pembahasan mengenai perempuan dengan sisi-sisi psikologis dan karakteristiknya dibahas dengan bahasa-bahasa sindiran maupun bahasa simbol, ini dapat dibaca pada bagian perkenalan dan hubungan-hubungan sang tokoh dengan beberapa perempuan. Terkadang juga tidak sepakat dengan menggelengkan kepala dan beradu argumen dalam hati(hal saya sukai dari aktivitas membaca, kita bisa menguasai apapun untuk menjadi diri kita, membuka ruang-ruang dialog dengan monolog). Buku ini membuat saya hanyut ke dalam setiap ceritanya dan tak mau membuat saya berhenti membacanya (seingat saya, waktu itu saya membacanya di angkot hingga sampai rumah dituntaskan). Sama halnya seperti waktu membaca karya Muhidin M Dahlan, Aku Buku dan Sepotong Sajak Cinta (kalau tak salah edisi baru judulnya beda, saya tak ingat). Gaya bertuturnya asyik! Tak bosan untuk dibaca berkali-kali.
Buku yang tak sekedar novel biasa, banyak gagasan dan harapan yang tertuang ingin disampaikan penulisnya. Hal yang lumrah pada sebuah karya. Tak sekedar menggambarkan kisah cinta yang menguras emosi pembaca, namun juga memberi wawasan dan kesadaran (tentang film, musik, buku dan perbukuan, kepenulisan, pendidikan dan banyak tentang hidup tentunya). Seorang tokoh laki-laki yang digambarkan memiliki cita-cita yang bagi sebagian orang di negeri ini mungkin ”aneh” alias tak lazim, menjadi penulis dan pemilik Rumah Baca untuk tujuan yang terkesan klise "mencerdaskan anak-anak bangsa". Bergelut di bidang perbukuan dan kepenulisan, suatu hal yang langka. Yang saya tangkap dari buku ini, penulisnya berharap bisa menggugah kesadaran orang untuk membaca lalu menuliskannya. Hal ini bisa dibaca di beberapa halaman:
”Maka dengan menuliskannya ke dalam sebuah buku, aku berharap seluruh masa lalu itu berbaring di sana dengan damai dan menjadi tetap ada-mungkin sesekali akan menghantui tidurku, tetapi aku yakin akan membuatku tersenyum dan menangis bahagia berkali-kalidi saat-saat jaga. Sebab segala kata yang dituliskan adalah gudang yang menyimpan roh kita-membuat kita tetap hidup bahkan setelah kita mati.” (hal: 8)
”Bukankah benar bahwa satu-satunya hal yang tak akan pernah mati adalah buku?” (hal: 8)
” Kesedihan akan kuberikan kepada hal-hal lain saja. Air mataku akan aku hujankan buat perang yang tak henti-henti di seluruh penjuru bumi. Tangisku akan kuberikan untuk orang-orang yang tak mau membaca buku. Bukankah hal-hal seperti itu jauh lebih menyyedihkan?” (hal: 172)
Jika Hernowo menghasilkan karya itu dalam bentuk buku-buku How To, buku ini menyajikan hal-hal persuasif (mengajak) dalam bentuk nge-sastra dengan segala alasan dan pertimbangan kenapa kita harus membaca dan menulis. Cukup kaya akan sindiran-sindiran dan kritikan yang membangun semangat. Setiap bab selalu diawali quote-quote terkenal yang terkait dengan inti dari cerita bab itu.
Salah satu paragraf yang saya suka di dalam buku ini:
”Bagaimanapun sepi dan tidak bahagianya masa kecil, ia tetaplah sebuah karya sastra yang selalu menarik untuk dibuka dan dibaca, dibaca lagi. Uniknya setiap orang memiliki karya sastranya masing-masing dengan sangat khas. Disitulah letak berbagi dan menziarahi masa kanak-kanak kita.” (hal: 22).
Perempuan Rumah Kenangan, sebuah buku yang menggambarkan perempuan dengan kelemahannya yang menjadi kekuatannya. Saya jadi ingat sebuah kutipan entah dimana pernah dibaca, karena kesetiaannya itu perempuan dikatakan perempuan. Dan ingat bacaan di buku Quraish Shihab yang berjudul Perempuan, dikatakan ada seorang pakar psikologi yang berpendapat bahwa perempuan cinta penderitaan, berkorban karena teguh akan komitmen. Seperti halnya cerita dalam buku ini (Ibu si tokoh utama).
Rumah, bagi saya tempat yang nyaman dimana berkumpulnya keluarga inti sebagai ruh, taman yang asri sebagai nafas, ruangan perpustakaan pribadi dengan banyak buku yang beragam sebagai penyempurna diselingi diskusi-diskusi bebas penghuninya.
Rasanya lebih asyik membaca buku ini sambil mendengarkan musik-musik instrumen, Kenny G juga boleh. Atau... Coldplay, why not?.
Selamat membaca!!!
ps: An, cuma ini yang bisa saya tuliskan sebagai seorang amatiran /(^_^)\Sering berbeda pendapat dengan kedua sahabat saya Igu dan Ali (Ketua Umum dan Sekretaris), saya ketua satu yang kurang ajar, selalu saja melawan, banyak menuntut dan marah-marah kalau mereka mulai lalai. Sebenarnya posisi itu silih berganti antara kami bertiga juga teman-teman presidium lainnya, selalu ada posisi saling mengingatkan, memberi dan menerima bagaimanapun hasilnya nanti di MUBES (Musyawarah Besar), apakah LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) kami diterima atau tidak. Meskipun mungkin belum dikatakan layak, namun ada keharuan tersendiri bahwa kami melewatinya sama-sama.
Konsisten, istiqomah dalam mengemban amanah begitu berat karena yang dijadikan tujuan adalah kebaikan untuk lembaga itu sendiri. Bukan sekedar ingin memecahkan masalah-masalah pengkaderan lembaga kemahasiswaan atau sekedar menjalankan kegiatan program kerja rutin, jauh dari itu yang lebih penting memecahkan masalah konflik antar individu sebagai bagian dari lembaga itu sendiri lebih sulit. Konflik internal di dalam presidium, antar pengurus dengan sesamanya, pengurus dengan Maba yang selalu saja dijadikan sasaran utama pengkaderan (hey! yang lain kemana? Semua keluarga adalah kader), pengurus dengan pendahulunya (senior), juga senior dengan Maba.
Yang paling menakutkan dan menurunkan semangat adalah ketika ada yang ingin mundur dari kepengurusan, apalagi jika keadaan kelembagaan dalam kesemrawutan. Seperti dalam rumah tangga, tiba-tiba sepihak meminta cerai karena tak cocok (duh! Kenapa analoginya mesti ini ya?). Tak semudah itu untuk bertahan dengan kondisi emosi yang naik turun karena jengah dengan perilaku pasangan atau dari pihak keluarga lain. Sepemahaman saya, organisasi-organisasi seperti halnya lembaga mahasiswa itu adalah replika kecil dari dunia nyata. Meski tak sedikit para pengurusnya yang sudah di dunia kerja bilang ”bullshit! Dunia kelembagaan mahasiswa tidak bisa dibandingkan dengan dunia kerja”. Saya secara pribadi tak sepakat, di dalam dunia kerja banyak hal-hal yang juga bertentangan dengan pemahaman diri (konflik batin) begitu juga dengan konflik kepentingan. Butuh kesabaran ekstra, ketekunan dan saling pengertian juga mendukung. Apalagi jika harus menghadapi orang-orang oportunis. Diperlukan keterampilan mengolah konflik dengan arif, bukan menghindari konflik atau cenderung apatis.
Tiba-tiba saya ingat tentang hal-hal yang menghambat rasionalitas, ada tiga. Entah itu didapat sumbernya darimana, jelasnya saya dapat dari diskusi-diskusi lepas. Seperti kemarin malam, seorang junior menyapa di YM lalu berlanjut tentang hal yang berhubungan dengan rasional dan emosional. Pembicaraan kami diawali dengan sesuatu yang mungkin terkesan basa basi, bertanya kabar. Dan kami saling menjawab, adik saya yang satu itu kelihatannya serius sekali. Lalu saya menyelinginya dengan canda:
”kabar apa de’?”, ”kesehatan”, ”keuangan”, ”asmara” atau ”apa”.
HAHAHA...seperti zodiak saja.
Lalu di YM nya dia menunjukkan senyum lebar terlihat gigi (smiley).
Katanya tanggal 24-25 nanti himpunan akan Bina Akrab dan dia mohon dukungan dan doa. Duh! Rasanya ingin mengikuti kegiatan itu lagi, bukan karena post power syndrome seperti kebanyakan politikus dan pejabat pemerintahan menjelang Pemilu. Hanya rindu akan kegiatan yang benar-benar penuh semangat kekeluargaan dan pencerahan bersama keluarga kedua saya.
Tapi kenapa ya? Yang terakhir saya ikuti rasanya lebih seperti berdarmawisata, bersenang-senang ketimbang pembelajaran. Apa karena terlalu dimanjakan dengan fasilitas? Ah! Tidak juga. Pasti ada yang kurang benar (saya tak mau menyebut ”salah”, karena bisa jadi merupakan bentuk penghakiman sepihak). Mungkin itu dari konsep-konsep yang diejawantahkan dalam bentuk kegiatan itu yang kurang ngena, mungkin tujuan dan sasaran terlalu tinggi namun tidak diimbangi dengan realitas kemampuan yang dimiliki. Timpang! Atau ini hanya asumsi saya?
Kembali ke cerita adik tadi, saya balik bertanya padanya dengan pertanyaan yang sama. Dilanjutkan dengan kata: ”sepertinya gelisah sekali, maaf ya boleh kakak jujur?”
Dan dia menyambut dengan kalimat pertanyaan ”darimana kita tahu?kapanki terakhir Rima cerita?”.
Rima senior satu tahun diatasnya, yang selang dua tahun dibawah saya.
”Bagaimana kabar himpunan?jurusan?fakultas?unhas?”, saya balik bertanya.
Dan ternyata masalah yang klasik, seperti cerita saya di awal, ketidaksepahaman antar sesama, perasaan dikucilkan karena beda dan perasaan dikuburnya eksistensi diri. Konflik internal adalah salah satu momok dalam sebuah lembaga kemahasiswaan jika para anggotanya tidak bisa berusaha bersikap dan berpikir bijaksana dalam menghimpun perbedaan. Alhasil ada kader baru (itupun masih bersifat temporer), tapi kader lama (pengurus itu sendiri) lepas atau tak terurus.
Bagaimanapun, memang tiga hal itu menghambat rasionalitas karena memang kecenderungan emosi bermain. Masih ingat dengan materi LKTM mengenai manajemen konflik, sebuah lembaga harus cerdas menangani dan mensiasatinya. Ketiga hal tersebut juga menumbuhkan kebijaksanaan jika ditanamkan, termasuk pada kasus ini. Komitmen, keluarga, dan perasaan. Komitmen adalah tingkatan paling utama dalam memperjuangkan dan mencapai sesuatu. No matter what, no matter how. Itu sudah menjadi risiko ketika diri mengambil keputusan secara sadar tanpa intimidasi atau paksaan dari pihak luar.
Ada yang mau menambahkan???
Ps: sangat jarang menemukan orang yg cerdas dan bijaksana, tapi saya sempat mengagumi orang seperti itu (hehe...).
Salam...
Al-Aqqad menulis apa yang dinamainya Musabaqat Iblis (Perlombaan Iblis), di mana dilakukan perlombaan tentang siapa yang paling hebat dalam kedurhakaan dan paling mampu menyesatkan dan menggoda. Tujuh setan bersaing. Setan kesombongan, setan iri hati, setan putus asa, setan penyesalan, setan asmara, setan kemalasan, dan setan riya’ (bermuka dua).
Yang memenangkan perlombaan adalah setan yang disebut terakhir ini, dan ketika hadiahnya akan diserahkan dia menampakkan keengganan menerima, padahal sebenarnya dia ingin, karena memang demikian pembawaannya. Iblis berucap kepadanya dengan kata-kata bersayap yang maknanya lebih kurang:
Engkau menolaknya!!!
Tanpa dikau, jelas keburukan dunia.
Tetapi denganmu ia nampak penuh pesona.
Ambillah dunia, dan jadikan kediamanmu.
Dengan demikian, terbuka pintu-pintu neraka.
Diambil dari: Yang Ringan Jenaka-M.Quraish Shihab,2007 (Lentera Hati).
The results of your analysis say:
You plan ahead, and are interested in beauty, design, outward appearance, and symmetry.
You are a social person who likes to talk and meet others.
You are diplomatic, objective, and live in the present.
You are a talkative person, maybe even a busybody!
You are self-confident and like to bring attention to yourself.
Sebelum saya klik icon tolak tuh komentar, saya mencoba masuk ke website yang dia maksud. Oalaa...kok tambah nggak jelas, saya malah disambut dengan kata-kata "welcome" juga icon untuk di klik di bagian paling bawah. Alhasil saya menemukan beberapa kotak berwarna hijau dan abu-abu yang nama-nama iconnya tambah "nggak jelas", mending cek aja langsung deh..Tapi saya sarankan jangan di klik salah satunya, u will never get anything. Nah terus saya klik icon "about" yang letaknya di sudut kanan atas. Eh..malah ini bunyinya:
Ampuuunn...betul-betul SPAM! Kenapa saya berani bilang seperti ini, seperti definisinya di om Wikipedia, SPAM means: "penyalahgunaan dalam penampilan berita elektronik untuk pengiriman berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web. Bentuk berita spam yang umum dikenal meliputi: spam surat elektronik, spam instant messaging, spam Usenet newsgroup, spam mesin pencari informasi web (web search engine spam), spam blog, spam berita pada telepon genggam, dan spam forum Internet. Spam ditampilkan oleh pembuat iklan dengan biaya operasi yang sangat rendah, karena spam ini tidak memerlukan mailing list untuk mencapai para kelompok pelanggan yang diinginkan. Sebagai akibat yang dirugikan, selain pengguna Internet itu sendiri, adalah ISP (penyelenggara layanan Internet atau Internet service provider), dan masyarakat umum. Karena mengganggu dan kadang-kadang membohongi, berita spam termasuk dalam kegiatan melanggar hukum atau perbuatan kriminal yang bisa ditindak melalui undang-undang Internet."
Nah, selain itu hati-hati juga dengan HOAX, saya tidak bisa mendefinisikannya sebab bakal panjang dan ribet. Mungkin terminologi dari om Wikipedia juga bermanfaat.
HOAX means: usaha untuk memperdaya orang-orang agar mempercayai sesuatu yang salah adalah benar.
Saya sudah beberapa kali dapat yang sejenis HOAX baik itu di e-mail, friendster atau komentar di blog. Dan beberapa kali pula saya terjebak dan menyebarkannya, OMG! Maaf kepada teman-teman yang mungkin pernah dapat dari saya, but I promise i'll never made same mistake.
Contoh HOAX yang lagi ngetrend saat ini adalah (thanks buat Ken (Astra), temen SMA yang baik hati mengirimkan info ini):
* e code mengandung babi (padahal babi kan gak mengandung e, tapi mengandung a dan i)
* wahana tornado di dufan memakan korban (secara kalo emang beneran pasti masuk tipi dong)
* es krim WALLS mengandung babi... (untuk di luar indo emang fakta tapi kalo di indonesia di-zamin halal). Masalah ini tuh sampai dibahas di Rumah Ilmu (rezaervani.com).
* dampak mematikan akibat memakai tidak mencuci bra yang baru dicuci. (ya iya lah, makanya daleman di cuci yang rajin).
Sedangkan HOAX yang nggak pernah mati dari jaman dulu, pasti ciri-ciri isinya seperti ini:
- tolong disebarkan ke saudara-saudara dan teman-teman Anda jika mereka tak mau terkena imbasnya.
- kirimkan pesan ini, atau Anda akan sial hingga beberapa hari. Percayalah!
OMG! Please deh..rata-rata tuh pesan seperti ini sifatnya seperti kompor atau lebih halus mungkin menghipnosis para penerimanya. Terbukti, masih banyak yang percaya. Ada juga malah yang berbau SARA, condongnya sih ke Agama. Berita tentang bentuk gedung yang dibuat perusahaan besar Aple yang mirip bangunan Ka'bah di Mekkah (Sial! yang ini sempat saya kirim ke teman-teman, maaf... Untuk k' Rara, thanks infonya atas ini :D ).
Seperti yang pernah diungkap John Naisbitt dalam bukunya High Tech High Touch, beginilah paradoks dunia global, komunikasi dan informasi tanpa batas, bisa membuat yang tidak mungkin menjadi memungkinkan, juga sebaliknya.
salam..